Quenched and tempered steels are needed for highly-stressed structures in military and non-military equipment. This paper was written for studying the structure and properties (hardness and impact energy absorbed) of medium-carbon and carbon-manganese steels before and after Quench+Temper and Double Quenched+Tempered. Because water is cheap and easy to control, it was used as a quenching medium. This study compares the hardness and impact energy absorbed of quenched plus tempered and double quenched plus tempered steels. The results showed that double quenched plus tempered steel hardness was higher than in quenched plus tempered steels. Besides, the grain structure is refiner than that of quenched plus tempered steel. The taking of the austenite temperature and holding time is essential because of the hardness at the end of the quenching process. The study aims to obtain hardness and impact energy from quenching+tempering and double quenching+tempering of medium-carbon and carbon-manganese steel for armor steel. In the first step, five specimens were heated at 900 o C (held for 30 minutes), cooled in freshwater and produced Q900 Steel. Then, these specimens were heated at 750 o C, 800 o C, 850 o C, and 900 o C, held for 30 minutes and provided Q900+750 Steel, Q900+800, Q900+850 Steel, and Q900+900 Steel. These specimens were tempered at 150 o C (held for 30 minutes) and produced Q900+750&T Steel, Q900+800&T Steel, Q900+850&T Steel, Q900+900&T Steel. Martensite reached the cooling period 357 o C to 182 o C, tempered at 150 o C (held for 30 minutes). Hardness for double-quenching and tempering is higher than for conventional. The maximum impact energy of double-quenching and tempering heat treatment of Q900+850&T steel is suitable for armor steel used
<p>Perkembangan teknologi mesin milling memberikan kemudahan untuk melakukan berbagai jenis gerakkan pemakanan dan parameter pemotongan. Penentuan gerakkan serta parameter proses yang tepat menentukan kualitas suatu produk. Pada proses produksi, tidak hanya mempertimbangkan kualitas produk yang dihasilkan tetapi dipertimbangkan waktu proses serta usia pakai alat potong atau dikenal tool life. high speed milling (HSM) adalah metode pemakanan memanfaatkan panjang flute dan kecepatan potong tinggi untuk proses roughing. Metode tersebut menggunakan pemakanan samping atau side cutting dengan lebar pemakanan yang kecil. Pada pemakanan side cutting memiliki dua metode arah pemakanan yaitu down milling dan up milling. Kedua metode arah pemakanan masih menjadi perdebatan untuk menentukan kualitas hasil pemakanan terbaik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hasil kekasaran permukaan dari metode up milling dan down milling. Metode penelitian ini menggunakan bahan Alumunium 6061 Series ukuran 54x54x50, Cutter endmill DHF Ø10, Panjang flute 30 mm, 2 flute, metode pemotongan dry cutting. Proses pengujian pemotongan rouhging kedalaman 20mm dengan lebar pemotongan 1.5mm, dan pemotongan finishing kedalaman 10mm dengan lebar pemotongan 0.15mm. Hasil penelitian ini menyimpulkan arah pemakanan down milling menghasilkan kekasaran permukaan yang lebih baik dibandingkan pemakanan arah up-milling.</p>
<span>Penelitian ini berdasarkan pada banyaknya energi yang terbuang pada kendaraan roda empat. Pemanfatan energi yang terbuang dilakukan dengan cara mengganti peredam konvensional menjadi peredam regeneratif. Tujuan dari penelitian ini adalah memodelkan dan menganalisa dinamika gerak kendaraan roda empat dan potensi energi yang dapat dimanfaatkan akibat getaran vertikal. Model </span><em>half car </em><span>diimplementasi dan sistem suspensi dimodelkan sebagai pegas dan peredam</span><em>. </em><span>Sistem suspensi semi aktif mengimplementasikan model </span><em>skyhook</em><span> dengan mengubah peredam menjadi peredam adaptif. Hasil validasi mengindikasikan bahwa simulasi dapat dengan akuran memodelkan dinamika gerak kendaraan dengan eksitasi harmonik. Hasil dari simulasi dianalisa dalam domain waktu dan frekuensi. Respon gerak dalam domain waktu untuk suspensi semi aktif dibandingkan dengan suspensi pasif pada frekuensi 3[Hz] menunjukkan penurunan perpindahan 40,71% dan percepatan 43,43%. Terdapat peningkatan respon potensi daya yang dimanfaatkan sebesar 78%. Respon perpindahan, percepatan dan potensi daya dalam domain frekuensi menunjukkan hasil yang lebih baik pada suspensi semi aktif terutama pada frekuensi lebih dari 6[Hz].</span>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.