Pengetahuan gizi merupakan salah satu penyebab tidak langsung kekurangan gizi. Peningkatan pengetahuan melalui pendidikan gizi dapat mencegah kekurangan gizi serta memperbaiki perilaku seseorang untuk mengkonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhan gizinya termasuk pada anak usia sekolah. Pengetahuan yang baik merupakan salah satu faktor yang memengaruhi sikap dan perilaku seseorang. Salah satu kegiatan promosi kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan agar dapat mengubah perilaku seseorang tentang gizi adalah melalui edukasi gizi. SDN 06 Batang Anai merupakan salah satu sekolah yang pernah mendapatkan program pendampingan gizi yang bernama pojok gizi. Berdasarkan hasil kegiatan pojok gizi yang dilakukan dengan bekerja sama dengan JAPFA Foundation didapatkan literasi gizi fungsional siswa tentang gizi seimbang masih rendah. Siswa yang memiliki literasi gizi fungsional yang baik hanya 16%. Untuk itu kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi gizi seimbang dan isi piringku kepada siswa SDN 06 Batang Anai. Kegiatan dilakukan dengan metode ceramah dengan menggunakan media slide share. Sebelum dan sesudah edukasi dilakukan pengumpulan data evaluasi pengetahuan siswa menggunakan kuisioner yang terdiri dari 10 pertanyaan. Hasil kegiatan menunjukkan rata-rata skor pengetahuan siswa meningkat setelah edukasi. Analisis data menggunakan uji statistik dependen sampel t-test dan didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara pengetahuan gizi siswa sebelum dan sesudah edukasi dengan p-value 0,02. Kesimpulan yang dapat diambil adalah edukasi gizi dapat meningkatkan pengetahuan gizi siswa tentang gizi seimbang dan isi piring ku. Sehingga selanjutnya diharapkan juga terjadinya perilaku konsumsi gizi seimbang dan penerapan isi piring ku yang benar.
This study aims to determine the effect of providing education on knowledge and hemoglobin levels of young women. The research design was an experimental pre-post test in one group with an intervention in the form of education through pocketbook media. The population were all students or adolescents of SMK N 3 Padang City, 62 people were selected purposively as a sample. The data were collected by measuring hemoglobin levels and a questionnaire to analyze the nutritional knowledge. The data were then analyzed by dependent sample t-test. The average score of student’s knowledge before the intervention was 3.72±1.39 points, and the average score after the intervention was 4.59±1.66 points. There was a significant difference in knowledge before and after education (p0.05). The hemoglobin levels before the educational intervention showed that 16% of female students were anemia. The average hemoglobin level before the intervention was 13.24±1.67 mg/dl and 13.92±1.49 mg/dl after the intervention. It was found that the treatment given had an effect on hemoglobin levels (p0.05). Nutrition affects increasing student’s knowledge and hemoglobin levels. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian edukasi terhadap pengetahuan dan kadar hemoglobin remaja putri. Desain penelitian adalah eksperimental pre-post test satu kelompok dengan pemberian intervensi berupa edukasi melalui media buku saku. Populasi pada penelitian adalah seluruh siswi atau remaja SMK N 3 Kota Padang dan sampel pada penelitian ini sebanyak 62 orang yang dipilih secara purposif sampling. Variabel penelitian adalah pengetahuan yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan kadar Hb melalui pengukuran. Data dianalisis dengan dependen sample t-test. Rata-rata skor pengetahuan siswi sebelum intervensi adalah 3,72±1,39 poin, sedangkan setelah intervensi didapatkan rata-rata 4,59±1,66 poin. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi (p 0,05). Pemeriksaan kadar hemoglobin sebelum intervensi edukasi menunjukkan bahwa 16% siswi mengalami anemia. Rata-rata kadar Hb sebelum intervensi adalah 13,24±1,67 mg/dl dan sesudah intervensi adalah 13,92±1,49 mg/dl. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar hemoglobin sebelum dan sesudah intervensi (p 0,05). Edukasi gizi memberikan pengaruh pada peningkatan pengetahuan dan kadar hemoglobin siswi.
Developing countries, including Indonesia, are still faced with wasted prevalence among under-five children. The studies aim to examine food intake and infectious diseases as the determinant of wasted prevalence among children. The crosssectional study was undertaken among under-five children in two selected health center area in Padang city. Data was collected through the standardized questionnaires. There is 10.0% of children with wasted nutritional status. The result showed that carbohydrate intake and diarrhea disease are both the dominant factors that have an association with wasted status among children under five years (p-value=0.015; POR=5.713; 95%CI=1.395-23.403). We suggest mother give children healthy food which balances nutrient regarding their needs, especially carbohydrate rich-foods as the main source of energy and create a healthy environment to decrease infectious diseases risk for the optimal growth and development.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.