Konsumsi makanan seseorang dipengaruhi oleh faktor ekonomi, faktor budaya, ketersediaan pangan, tingkat pendidikan, dan gaya hidup. Pengenalan berbagai jenis makanan tertentu sejak usia dini oleh keluarga mempengaruhi remaja dalam memilih makanan yang tergambar dari rasasuka atau tidak suka terhadap makanan secara kuat. Sekolah Menengah Atas (SMA) Adabiah merupakan salah satu sekolah swasta ternama yang ada di Kota Padang dan lokasi SMA tersebut cukup strategis berada di pusat Kota Padang. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya di SMA Adabiah tahun 2008 didapatkan sebesar 16% siswa mempunyai status gizilebih. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan makanan pada siswa SMA Adabiah Padang. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel siswa kelas 1 dan 2 yang berjumlah 111 orang. Hasil penelitian menunjukkan dari semua jenis makanan, responden paling menyukai buah-buahan (86,5%) dan paling tidak suka pada makanan sumber protein nabati (63,1%). Faktor-faktor yang berhubungan secara bermakna dengan pemilihan makanan adalah alergi terhadap pemilihan makanan sumber protein hewani, remaja pria terhadappemilihan buah-buahan, dan aroma makanan terhadap pemilihan makanan pokok. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendidikan kesehatan kepada remaja mengenai konsumsi makanan yang bervariasi dan seimbang.Kata kunci: Konsumsi makanan, pemilihan makanan, remaja, status giziAbstractFood consumption was associated to economic, culture, education and life style. Introducing variety of food in early age influences teenager in choosing food. Food preferences was the degree of like or dislike for food. Adabiah Senior High School is one of famous schools in Padang, located in center of Padang town which is very strategic. In this school, last researchindicated that 16% students were overweight. The aim of this research is to know factors related with student food preferences at Adabiah school in Padang. A cross sectional study was conducted with 111 samples. The result showed that 86,5% of respondents like fruits very much, while 63,1%dislike non-animal protein Factors related with food preferences were allergy to animal protein, boys for preferences of fruits and food smell for preferences of main food. Our suggestion are health education to teenager about variation and balance of food consumption for their nutritional and health status.Key words: Food consumption, food preference, teenager, nutrition status
Stunting merupakan masalah gizi yang disebabkan karena kekurangan asupan gizi dalam waktu lama pada masa 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yang merupakan masa kritis, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Stunting di Sumatera Barat mengalami peningkatan sebesar 5,1% dari tahun 2016 sebesar 25,5% menjadi 30,6% pada tahun 2017. Puskesmas Pauh merupakan Puskesmas dengan angka kejadian stunting tertinggi di Kota Padang yaitu sebesar 31%. Tujuan kegiatan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku gizi ibu hamil dan ibu balita dalam upaya pencegahan stunting. Kegiatan edukasi bertema stunting dilaksanakan pada 5 orang perwakilan kader dari masing-masing kelurahan dan 21 orang responden yang terdiri dari 10 ibu hamil dan 11 ibu dengan balita. Kegiatan ini dilaksanakan melalui media sosial Whatsapp. Melalui media sosial ini pengabdi membuat grup dan menyampaikan materi dengan menggunakan leafleat yang telah dirancang sebelumnya sebagai alat promosi kesehatan. Leafleat yang dibagikan berjudul Cegah Stunting Dengan Pola Makan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Selama Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan. Kegiatan edukasi berjalan dengan baik dan mendapatkan respon serta antusias yang baik dari responden. Hal ini ditunjukkan dengan antusias responden untuk bertanya dan membagikan informasi yang didapat melalui akun media sosialnya. Edukasi yang diberikan juga tersampaikan dengan baik yang ditunjukkan dari peningkatan pengetahuan responden terkait stunting dengan melihat perbandingan hasil pre-test dan post-test. Untuk itu, kegiatan edukasi dengan menggunakan media sosial perlu terus dilaksanakan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama kelompok rentan gizi yaitu ibu hamil dan balita.
ABSTRAK Ibu hamil termasuk dalam kelompok rentan gizi. Kebutuhan gizi yang tidak terpenuhi pada masa kehamilan mempengaruhi kondisi gizi ibu dan tumbuh kembang janin, berikutnya bisa mempengaruhi kondisi bayi yang dilahirkan, yaitu berupa berat lahir rendah, panjang lahir pendek dan pertumbuhan otak tidak optimal. Tujuan jangka panjang kegiatan pengabdian yaitu untuk membantu mengatasi permasalahan gizi pada ibu hamil dan jangka pendek yaitu meningkatkan pengetahuan ibu hamil, kemudian meningkatkan sikap positif dan perilaku makan yang sehat dan bergizi selama kehamilan sehingga memberikan dampak positif bagi status gizi bayi yang dilahirkan. Sasaran kegiatan adalah ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil yang diselenggarakan oleh Puskesmas Lapai. Kegiatan pengabdian berupa Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), meliputi kegiatan pre-test, penyampaian materi disertai pemberian leafleat dan kegiatan post-test. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan gizi ibu hamil berdasarkan hasil pre-test dan post-test. Tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kategori baik saat pre-test adalah sebanyak 3 orang, sedangkan pada saat post-test meningkat menjadi 11 orang (91.7%). Kegiatan berjalan dengan lancar dan ibu hamil memahami konsep tentang gizi ibu hamil. Kegiatan ini diharapkan dapat dilaksanakan secara rutin dengan adanya kerjasama antara institusi kesehatan dan pendidikan di semua Puskesmas di Kota Padang, selain jumlah peserta yang ikut berpartisipasi lebih banyak. Kata Kunci : Promosi kesehatan, Tingkat pengetahuan, Ibu hamil ABSTRACT Pregnant women are vulnerable nutrition groups. Unmet maternal nutritional needs during pregnancy affect the mother's nutritional condition and fetal growth, the next can affect the condition of the babies born, namely low birth weight, short birth length and brain growth is not optimal. The long-term goal is to help overcome the nutritional problems in pregnant women and the short-term goal is to increase the knowledge of pregnant women so that they have good nutritional status and health, and have a good impact for the babies born. The target is pregnant women who attend pregnant mothers classes in Lapai Health Center. This program is Communication Information and Education in the form of Pre-test, the presentation about good nutritional status and nutritious healthy diet during pregnancy accompanied by giving leaflets, and Post-test. The results showed that there was a significant increase in pregnant mother's nutritional knowledge by doing Pre-test and Post-test. The knowledge level of pregnant women with good category when the Pre-test are 3 people when Post-test increased to 11 people (91.7%). Activities run smoothly and pregnant women have understood the concept of pregnant women's nutrition. Hopefully, this activity is routinely carried out and the total of pregnant women’s participation increases. Keywords: Health Promotion, Knowledge Level, Pregnant women
The prevalence of tuberculosis (TB) has increased from 2018, which is recorded 10,000,000 cases of tuberculosis (5,800,000 men and 3,200,000 women) in the worldwide. Indonesia is among the three countries with the highest prevalence of tuberculosis in the world in 2018. The problem obtained from the results of the Healthy Family Indicator survey in Nagari Pianggu is the low percentage of TB patients who seek medical treatment regularly by 35%. This activity aims to increase public awareness about TB and medication adherence to TB sufferers. The activity was carried out using the PDCA (Planning Do Check Action) approach. The activity begins with problem identification, planning, implementation of activities, monitoring and evaluation. The activity was carried out in accordance with the plan, namely in Nagari Pianggu, Sungai Lasi Health Centre Work Area. The results obtained from this activity are the implementation of problem identification activities, determining problems and causes, determining alternative solutions to problems, intervening, compiling monitoring and evaluation plans. Intervention activities in the form of counselling about TB and the distribution of health promotion media went smoothly and it was also recommended that TB sufferers continue treatment until it was completed so that TB problems could be overcome.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.