Ulkus plantar atau disebut juga ulkus neuropati merupakan penyebab paling sering kecacatan serius (10%-20%) pada pasien lepra. Penyembuhan ulkus yang tidak sempurna akan menimbulkan sikatriks yang dapat memicu siklus ulkus-sikatriks-ulkus, sehingga sulit sembuh. Tata laksana ulkus plantar masih merupakan tantangan. Plantar ulcer or neuropathic ulcer is the most common cause of serious disability (10%-20%) among leprosy patients. Poor ulcer healing will cause scars that can trigger the ulcer-scar-ulcer cycle, making it difficult to heal. Treatment of ulcer in leprosy patient is still challenging.
Background: Pemphigus Vulgaris (PV) is a chronic autoimmune bullous disease characterized by flaccid blisters on the skin and mucous membrane. This study aimed to report a serial case of PV followed by hypertension as comorbidity. Case presentation: Four patients, 2 males, and 2 females were hospitalized due to PV. All of these patients also suffer from hypertension, but only 2 patients take antihypertension. Drugs relatively, histopathology features of all patients revealed a cleft above the basal epidermal layer with a tombstone appearance. Pemphigus vulgaris can be accompanied by hypertension as comorbidity, but its pathogenesis is unclear. A low level of programmed cell death 1 (PD1) in PV patients promotes downregulating protective factors, including T regulator (Treg) cells. In addition, decreasing the PD1 level may cause apoptosis and inflammation process in the vascular endothelial, which may lead to hypertension. Conclusion: Pemphigus vulgaris is significantly associated with hypertension.
Bromhidrosis merupakan kondisi bau badan menyengat akibat interaksi antara kelenjar keringat dan mikroorganisme. Tindakan pembedahan dengan teknik modifikasi sedot lemak dan kuretase merupakan salah satu terapi yang cukup aman dan efektif untuk bromhidrosis. Pertumbuhan kuman penyebab bromhidrosis dipengaruhi oleh suhu, kelembapan serta sekresi kelenjar keringat. Pada pasien pascaoperasi bromhidrosis terjadi penurunan sekresi kelenjar keringat dan penurunan kelembapan yang menyebabkan penurunan jumlah kuman komensal penyebab bromhidrosis.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan jumlah kuman pada pasien bromhidrosis sebelum dan sesudah operasi modifikasi sedot lemak dan kuretase.Penelitian di lakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, rancangan penelitian menggunakan eksperimental uji klinik dengan pendekatan one group pretest-posttest design. Subjek terdiri dari 10 pasien bromhidrosis yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan sampel dilakukan sebelum dan sesudah prosedur, menggunakan teknik swab, dioleskan pada permukaan media agar natrium, agar darah dan agar Mc Conkey. Penghitungan jumlah kuman dengan teknik total plate count, data di analisis menggunakan Paired T test.Tidak didapatkan perbedaan bermakna (p>0,05) antara jumlah kuman dari sampel sebelum dan sesudah perlakuan. Beberapa spesies kuman yang ditemukan adalah kokus positif Gram (Staphylococcus spp., Streptococcus spp.), batang positif Gram, E. coli dan Shigella spp. Kata kunci: bromhidrosis, jumlah kuman, modifikasi sedot lemak dan kuretase
Psoriasis adalah gangguan kronis yang dimediasi sistem imun dengan kecenderungan poligenik. Nitric oxide (NO) telah dianggap sebagai faktor penting dalam patogenesis psoriasis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi kadar serum NO dengan tipe dan derajat keparahan psoriasis. Penelitian ini menggunakan metode potong lintang dengan subjek penelitian pasien psoriasis pada periode Mei-September 2018. Pengukuran perbedaan rata-rata kadar serum NO kelompok pasien dan kontrol dianalisis menggunakan t-test. Uji korelasi Spearman digunakan untuk melihat korelasi kadar serum NO dengan berbagai tipe dan derajat keparahan proriasis yang dinilai dengan skor Psoriasis Area and Severity Index (PASI). Terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar serum NO pada kelompok kontrol dibandingkan kelompok pasien psoriasis (p=0,037). Pasien dengan psoriasis pustular generalisata memiliki rerata kadar NO tertinggi (59,07 mol/l. Tidak terdapat korelasi antara kadar serum NO dengan derajat keparahan (r=0.008, p=0.971) dan jenis psoriasis (r=-0.157, p=0.486). Tingkat NO yang meningkat pada psoriasis merupakan indikator bahwa stres oksidatif memainkan peran penting dalam etiopatogenesis psoriasis.
Latar belakang: Moluskum kontagiosum merupakan penyakit pada kulit yang disebabkan oleh infeksi poxvirus. Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui kontak kulit dan membran mukosa secara langsung, termasuk melalui hubungan seksual, maupun melalui benda yang terkontaminasi. Prevalensi moluskum kontagiosum yang ditransmisikan secara seksual meningkat dalam beberapa tahun terakhir.Penyakit ini menimbulkan kecemasan dan rasa tidak nyaman bagi penderita. Diagnosis moluskum kontagiosum didasarkan pada hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dermoskopi, dan pemeriksaan histopatologi. Penegakan diagnosis dan tata laksana yang tepat dapat membantu menurunkan risiko kekambuhan pada masa yang akan datang. Kasus:Seorang perempuan 26 tahun dengan keluhan utama timbul bintil-bintil berwarna putih mengkilat pada paha dan bokong yang tidak terasa gatal ataupun nyeri sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya muncul 4 buah bintil di bagian bokong saja, namun sejak 1 bulan terakhir bintil bertambah banyak dan muncul juga di bagian paha. Pasien pernah berusaha memencet bintil tersebut dan keluar padatan berwarna putih seperti nasi. Pasien memiliki riwayat berhubungan seksual tanpa kondom sebelumnya. Dari hasil pemeriksaan dermatologis didapatkan pada regio femoralis dextra et sinistra serta gluteus tampak papul multipel berwarna putih mengkilat seperti mutiara, berukuran 0,1-0,5 cm, permukaan halus, berbatas tegas, berbentuk seperti kubah dengan cekungan di tengahnya (delle), dengan sebaran diskret. Pada pemeriksaan dermoskopi tampak gambaran poli lobular berwarna putih hingga kuning disertai crown vessel. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan gambaran badan inklusi eosinofil intrasitoplasma (molluscum bodies).Diskusi: Adanya temuan klinis berupa papul multipel dengan sebaran diskret, berwarna seperti mutiara berbentuk kubah dengan lekukan di tengahnya (delle) merupakan tanda khas pada kasus moluskum kontagiosum. Hasil pemeriksaan dermoskopi serta gambaran histopatologi mendukung diagnosis ini. Tata laksana dilakukan dengan tindakan kuretase pada lesi serta pemberian terapi cimetidine oral 2x800 mg selama 2 bulan. Tidak terjadi kekambuhan dalam periode follow-up selama 5 bulan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.