BACKGROUND: Optimizing the role of health cadres through empowerment and training activities that relevant agencies can provide is needed to improve health cadres’ skills in preventing steps in their respective environments. AIM: This study aims to determine the effect of education on health cadres in helping families at risk of having stunting children in Parigi Moutong Regency. METHODS: The research method used was a quasi-non-randomized pre-test and post-test-only control design experiment with the independent variable. Education of cadres training uses a pocketbook. The dependent variable is knowledge, attitudes, and skills to help families risk having stunting children. The sample used was 40 health cadres scattered in the work area of Mepanga Community Health Center, Parigi Moutong Regency, with a purposive sampling technique. The data analysis technique used was the Wilcoxon test and paired sample t-test. RESULTS: The results of p-value pre-test–post-test showed that knowledge, attitudes, and skills of health cadres were 0.000 smaller than the significance level of 0.05 (p < 0.05), and the mean score for each variable obtained after health cadres’ education was greater than before education. CONCLUSIONS: There is an effect of education on health cadres in helping families at risk of having stunting children. It means that education for health cadres through pocketbooks effectively increases the knowledge, attitudes, and skills of health cadres in helping families at risk of having stunted children.
Penyebab ASI eksklusif tidak sukses bukan hanya karena alasan kurangnya pengetahuan atau persepsi yang salah tentang menyusui dan ibu kembali bekerja, tetapi juga karena tradisi. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan beberapa anggota masyarakat dan seorang tokoh masyarakat (etnis Kaili di Palu), yang menyatakan bahwa kebiasaan ibu-ibu dalam memberikan makanan ke anaknya dimulai dari bayi baru lahir, diberikan madu dibibirnya dengan tujuan bahwa semua yang keluar dari bibir anak manis-manis, terutama ucapannya. Makanan yang diberikan berikutnya adalah ASI, kemudian sekitar usia dua minggu bayi diberikan pisang kecil yang dikerok, dihaluskan, dan dimasukkan kedalam air mendidih dengan maksud agar pisang tersebut menjadi matang, setelah pisang tadi matang dan dingin kemudian diberikan ke bayi. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu memberikan pengetahuan kepada keluarga ibu hamil tentang nutrisi ibu hamil dengan menggunakan bahan makanan local Suku Kaili yang dapat menunjang gizi ibu hamil saat hamil dan saat menyusui, serta tentang ASI Eksklusif dan cara menyusui yang benar sehingga dapat memotivasi dan mendukung ibu hamil disaat hamil serta saat menyusui anaknya setelah lahir sehingga tercapai pemberian ASI Eksklusif dan dilanjutkan menyusui sampai 2 tahun. Tindakan yang dilakukan yaitu memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang nutrisi ibu hamil dan ASI Eksklusif serta cara menyusui yang benar. Jumlah sasaran 20 orang. Hasil kegiatan yaitu pengetahuan keluarga tentang nutrisi ibu hamil mengalami peningkatan dari 15 peserta (75%) dengan pengetahuan baik, menjadi 19 peserta (95%). Pengetahuan keluarga tentang ASI Eksklusif sebagian besar sudah mempunyai pengetahuan baik yaitu 16 peserta (80%), setelah diberi penyuluhan terjadi peningkatan pengetahuan hanya pada 2 peserta dengan pengetahuan kurang menjadi pengetahuan cukup. Sikap keluarga tentang pemberian nutrisi pada ibu hamil mengalami peningkatan dari 17 peserta (85%) menjadi 18 peserta (90%) dengan sikap baik. Sikap keluarga tentang pemberian ASI Eksklusif terjadi peningkatan sikap baik dari 12 peserta (60%) menjadi 16 peserta (80%). Kesimpulan bahwa kegiatan pengabmas ini dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap keluarga yang pada dasarnya sebelum diberikan penyuluhan sebagian besar sudah memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang nutrisi ibu hamil dan ASI Eksklusif. Saran kepada Puskesmas Wani untuk senantiasa tetap meningkatkan pengetahuan masyarakat dan motivasi terkait nutrisi ibu hamil dan ASI Eksklusif untuk menunjang keberhasilan pencapaian pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Wani.
Lansia seringkali memiliki tingkat imunosupresi ringan, perubahan organ terkait usia, komorbiditas, kelemahan, malnutrisi, disfungsi fungsional yang semuanya mempengaruhi prognosis pasien geriatri dengan penyakit menular. Kerentanan akan terjadinya penyakit menular pada lansia dapat berdampak pada kompleksitas masalah kesehatan yang dialami oleh lansia bahkan meningkatnya risiko kematian, maka pencegahan penyakit menular pada lansia menjadi prioritas. Keluarga merupakan sumber pendukung utama dalam perawatan lansia, sebab keluarga merupakan orang yang tinggal bersama lansia. Pengetahuan merupakan sumber yang dapat mendukung perilaku termasuk tindakan pencehan penyakit menular. Edukasi merupakan sarana yang utama dalam meningkatkan pengetahuan keluarga untuk pencegahan penyakit menular pada lansia. Media booklet merupakan salah satu media edukasi yang berisi informasi yang dibutuhkan serta penggunaannya mudah dan dapat digunakan sesuai kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh edukasi dengan media booklet terhadap kemampuan keluarga dalam mencegah penyakit menular pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Abeli. Metode kajian yang digunakan adalah quasi experiment, desain prates dan pascates. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah keluarga yang memiliki lansia, teknik penentuan sampel menggunakan metode simple random sampling. Setiap kelurga yang bersedia menjadi responden diwakili oleh 1 orang dalam keluarga tersebut, total responden berjumlah 55 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian edukasi dengan menggunakan booklet terhadap kemampuan keluarga mencegah penularan penyakit menular pada lansia (nilai P = 0,000). Edukasi pada keluarga lansia dengan menggunakan booklet dapat membantu keluarga melakukan pencegahan penyakit menular pada lansia.
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Pada kasus ini banyak masyarakat yang menjadi korban dari penularan coronavirus disease. Tujuan penelitian ini mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap masyarakat tentang pencegahan Coronavirus Disease (Covid-19). Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah literatur review. Penelusuran artikel penelitian pada database menggunakan kata kunci tertentu dalam periode tahun 2020-2020. Hasil pencarian artikel penelitian dilakukan skrining berdasarkan judul (n= 50), abstrak (n=11) dan full text (n=2) yang disesuai dengan tema literature review yang berkualitas dan memenuhi syarat inklusi.Hasil peneliti dari kedua jurnal yang dianalisis memiliki hubungan yang besar antara pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap pencegahan penularan COVID-19. Pencegahan Coronavirus Disease seperti rajin mecuci tangan, menjaga jarak, menggunakan masker dan social pysical distencing dapat memutus rantai penyebaran Coronavirus. Dari hasil kedua jurnal menunjukkan pengetahuan dan sikap yang baik. Jumlah sampel 1.021 responden. 847 responde memiliki pengetahuan baik dengan presentase 83% dan 722 responden memiliki sikap baik dengan presentase 70,7% dan 144 responden terdiri dari 130 responden memiliki pengetahuan baik dengan presentase 90,3% dan 138 responden memiliki sikap baik dengan presentase 95,8%. Saran penelitian studi literatur ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu bagi profesi keperawatan dan sebagai bahan pedoman dalam menangani dan melayani masyarakat dalam masa pademi COVID-19.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat mortalitas bayi yang cukup signifikan terutama pada periode perinatal, neonatal dan post-natal. Faktor yang berkontribusi terhadap tingginya mortalitas pada neonatus (BBL) salah satunya adalah asfiksia. Kemahiran tenaga kesehatan dalam melakukan resusitasi dan ketepatan dalam pengambilan keputusan merupakan ujung tombak dalam usaha menurunkan risko kematian BBL. Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya prosedur tindakan penangan resusitasi pada BBL dengan asfiksia. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan observasional. Populasi adalah seluruh bayi baru lahir dengan asfiksia. Sampel berjumlah 15 orang. Data dianalisa dengan analisis univariat. Hasil penelitian ditemukan tindakan resusitasi awal yang sesuai sebanyak 8 tindakan (53,3%) dan tindakan kurang sesuai 7 tindakan (46,7%). Sebagian besar tindakan sesuai yaitu 8 tindakan (93,3%) pada resusitasi lanjutan. Kesimpulan bahwa tenaga kesehatan dalam memberikan tindakan resusitasi awal hampir sama antara tindakan yang sesuai dengan kurang sesuai. Sementara tindakan resusitasi lanjutan sebagian besar dilakukan dengan sesuai prosedur resusitasi bayi baru lahir. Rekomendasi penelitian ini agar dijadikan bahan acuan bagi perawat untuk meningkatkan kualitas dan kesesuaian prosedur tindakan resusitasi neonatus.
Latar Belakang: Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan masyarakat diseluruh dunia sehingga dalam memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan dipengaruhi pengetahuan dan peran perawat mengenai pertolongan pertama. Kasus kecelakaan di Sulawesi Tengah mengalami peningkatan yaitu 564 kasus dan data pasien kecelakaan di RS Bhayangkara Palu sebanyak 192 kasus. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya hubungan pengetahuan dan peran perawat dengan pertolongan pertama korban kecelakaan di IGD RS Bhayangkara Palu. Metode: Jenis penelitian ini yaitu penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Tempat penelitian yaitu IGD RS Bhayangkara Palu. Populasinya adalah berjumlah 30 orang dengan tehnik total sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner dan dianalisis distribusi frekuensi dan uji Chi-Square. Hasil: Penelitian pengetahuan dengan pertolongan pertama menggunakan uji statistik Chi-Square diperoleh value yaitu 0,04 (p<0,05) artinya ada hubungan pengetahuan dengan pertolongan pertama pada korban kecelakaan dan hasil penelitian peran perawat dengan pertolongan pertama menggunakan uji statistik Chi-Square diperoleh value yaitu 0,010 ( 0,05) artinya ada hubungan peran perawat dengan pertolongan pertama pada korban kecelakaan di IGD RS Bhayangkara Palu. Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan pertolongan pertama korban kecelakaan dan ada hubungan peran perawat dengan pertolongan pertama korban kecelakaan di IGD RS Bhayangkara Palu. Saran direkomendasikan kepada pelayanan kesehatan dapat menambah informasi dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di IGD RS Bhayangkara Palu, khususnya pada penanganan kasus kecelakaan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.