AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan sekam padi sebagai penyerap ion logam tembaga dan timbal dalam air limbah telah dilakukan. Metode yang digunakan adalah metode statis (batch). Penentuan kondisi optimum meliputi massa adsorben, pH, konsentrasi adsorbat dan lama pemanasan. Hasil analisis menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) menunjukkan efisiensi penyerapan tertinggi pada air limbah multikomponen mencapai 99.38% untuk ion logam Pb. Analisis air limbah laboratorium kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menunjukkan penyerapan tertinggi mencapai 78.57% untuk ion logam Cu. Kata kunci : sekam padi, adsorben ion logaam timbal, adsorben ion logam tembaga, air limbah AbstractThis research aims to rice huskas absorbent of copper and lead metalions in the waste water. The method used is a static method (batch). Determination of optimum conditions includes adsorbent mass, pH, absorbate concentration and duration of heating. The analysis using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) showed the highest absorption efficiency of Pb metal ion in multicomponent wastewater reached 99,38%. The analysis of wastewater from chemistry laboratorium UIN Syarif Hidayatullah Jakarta showed, the highest absorption of Cu metal ion was 78,57%.
AbstrakPenggunaan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.) dan Biji Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.) Sebagai Koagulan Alami dalam Perbaikan Kualitas Air Tanah telah dilakukan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan serbuk biji asam jawa dan biji kecipir sebagai biokoagulan untuk memperbaiki kualitas air dan pengaruhnya terhadap parameter kualitas air, yang meliputi: temperatur, pH, konduktivitas, kekeruhan, oksigen terlarut, kandungan logam berat, dan total koliform. Hasil jar test diperoleh dosis optimum 0,009% (penurunan turbiditas 99,72%) untuk biji asam jawa dan 0,03% (penurunan turbiditas 92,03%) untuk ekstrak biji kecipir. Nilai pH optimum diperoleh pada pH 3 untuk kedua jenis biokoagulan. Penggunaan ekstrak biji asam jawa dan biji kecipir dan tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap parameter temperatur, pH, konduktivitas,dan logam berat. Penggunaan ekstrak biji kecipir dan biji asam jawa tidak menurunkan angka BOD. Ekstrak biji asam jawa mampu menurunkan angka total koliform sedangkan ekstrak biji kecipir tidak efektif dalam menurunkan angka total koliform. Kata Kunci: Koagulasi, Asam jawa (Tamarindus indica L.), Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus L.), Jar test, Air tanah, MPN.Abstrack The Use of Tamarind Seeds (Tamarindus indica L.) and Winged Bean Seeds (Psophocarpus tetragonolobus L.) As Natural Coagulant in Groundwater Quality Improvementhas been done. The aims of this study is to determine the ability of tamarind seeds and winged bean seeds as biocoagulant to improve water quality and its effect on water quality parameters, which include: temperature, pH, conductivity, turbidity, dissolved oxygen, heavy metal content, and total coliform. Jar test results obtained optimum dose of 0.009% (99.72% reduction in turbidity) to tamarind seeds and 0.03% (92.03% reduction in turbidity) to winged bean seeds. The optimum pH obtained at pH 3 for both types of biocoagulant. The use of tamarind seeds and winged bean seeds does not have much influence on the parameters of temperature, pH, conductivity, and heavy metals. They also did not reduce the number of BOD. Tamarind seeds reduce the number of total coliform while winged bean seeds are not effective in reducing the number of total coliform. Keywords: Coagulation, Tamarind (Tamarindus indica L.), Winged bean (Psophocarpus tetragonolobus L.), Jar test, Groundwater, MPN.
Ethyl p-methoxycinnamate (EPMC) (1) has been isolated as a major compound from the rhizome of Kaempferia galanga together with the other compound ethyl cinnamate (2). As reported in the literature, EPMC (1) exhibited a significant in vitro and in vivo anti-inflammatory activity. In this research, we investigated the anti-inflammatory activity of compounds 1 and 2 by using anti-denaturation of heat bovine serum albumin (BSA) method. In order to analyze active sites that are responsible for the anti-inflammatory activity, therefore, it is necessary to conduct structural modification of EPMC (1). The structural modification was performed through re-esterification reaction by using conventional and assistance of the unmodified microwave oven. Evaluation of the results of the bioassay indicated that the ester and methoxy functional groups of EPMC (1) play an important role for the anti-inflammatory activity.
Penelitian pengolahan limbah industri elektroplating dengan proses koagulasi flokulasi telah dilakukan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui proses pengolahan dengan koagulan FeCl3 dalam menurunkan kandungan logam berat pada limbah elektroplating, rasio massa koagulan dan limbah, pH optimum dan massa KI optimum untuk mereduksi Cr6+ menjadi Cr3+. Hasil jar test diperoleh pH optimum yaitu pH 8. Massa optimum KI untuk mereduksi Cr6+ menjadi Cr3+ yaitu 0,3 g. Penurunan kadar krom dengan proses reduksi sebesar 83,36 mg/L atau persentase penyisihan sebesar 95,02 % sedangkan penurunan optimal kadar Cr tanpa reduksi yaitu sebesar 87,32 mg/L atau 99,51 %. Penggunaan koagulan FeCl3 pada pengolahan limbah industri elektroplating dapat menurunkan kadar logam berat Fe, Cr, Zn, Cu, Ni dan Mn sampai pada nilai baku mutunya. Kata Kunci : Koagulasi flokulasi, Ferri klorida, Limbah simulasi elektroplating, Jar test, SSA.
AbstrakTelah dilakukan penelitian terhadap kemampuan karbon aktif sebagai adsorben untuk menyerap ion Al dan Fe dalam larutan sodium silikat. Penelitian ini dilakukan dalam skala laboratorium menggunakan metode batch. Penentuan kondisi optimum meliputi massa adsorben, pH, waktu kontak dan temperatur larutan. Hasil analisis dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) menunjukkan efisiensi adsorpsi tertinggi oleh karbon aktif aktivasi HCl pada larutan sodium silikat mencapai 88,43% untuk ion Al dan 41,6% untuk ion Fe, sedangkan pada karbon aktif aktivasi H 2 SO 4 57,09 % untuk ion Al dan 35 % untuk ion Fe dan karbon aktif komersil menyerap ion Al sebesar 87,74% dan 11,35% untuk ion Fe.Kata kunci : Adsorpsi, Karbon aktif, Metode batch, SSA. AbstractThe research done on the ability of activated carbon as adsorbent to adsorb the ions Al and Fe in solution of sodium silicate. This research was conducted in laboratory scale using batch method. Determination of optimum conditions include the mass of adsorbent, pH, contact time and temperature of solution. Results of analysis by Atomic Absorption Spectrofotometer (AAS) showed that highest adsorption efficiency on carbon activated by HCl in sodium silicate solution reached 88.43% for the ions Al and 41.6% for Fe ions, where as the carbon activated by H 2 SO 4 57.09 % for the ions Al and 35% for the ions Fe and commercial activated carbon to absorb the ions Al of 87.74% and 11.35% for Fe ions.
ANALISIS STRUKTUR DAN POROSITAS KOMPOSIT Fe 3 O 4-KARBON AKTIF DARI LIMBAH KERTAS SEBAGAI ADSORBEN MAGNETIK. Komposit partikel magnet-karbon aktif dari limbah kertas telah berhasil dibuat. Karbon aktif dibuat dengan cara bahan kertas bekas dibakar dan selanjutnya direndam dalam asam kuat. Komposit Fe 3 O 4-karbon aktif dibuat dengan mencampurkan garam besi Fe 3+ /Fe 2+ (rasio mol 2 : 1) dengan suspensi karbon aktif dalam air. Larutan campuran garam besi-karbon aktif ditambahkan larutan NaOH tetes demi tetes pada kondisi suhu 70 o C. Analisis struktur, morfologi, ikatan kimia, sifat magnet dan porositas diselidiki dengan berbagai alat, berturut-turut menggunakan alat XRD, SEM, FTIR, VSM dan adsorpsi-desorpsi N 2 Quantasorb. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa nanopartikel Fe 3 O 4 telah berhasil tercangkok pada struktur karbon melalui interaksi gugus hidroksil. Bahan komposit mempunyai sifat magnetik berkelakuan superparamagnetik. Keberadaan nanopartikel Fe 3 O 4 pada struktur karbon membentuk sistem mesopori baru, dimana volume pori meningkat dari 0,07 cc/g menjadi 0,464 cc/g (meningkat 6 kali untuk karbon tanpa aktivasi dan meningkat dari 0,1053 cc/g menjadi 0,525 cc/g (meningkat 5 kali) untuk karbon aktivasi dengan sebaran ukuran pori rata-rata 17,5 nm. Hasil uji adsorpsi menunjukkan bahwa senyawa fenol dan metil jingga hanya mampu diserap 30% dalam larutan air, tetapi untuk senyawa metilen biru mampu diserap 96,3 % pada kondisi yang sama. Bahan komposit partikel magnet Fe 3 O 4 /karbon aktif limbah kertas dapat digunakan sebagai bahan alternatif menghilangkan zat warna metilena biru dalam limbah cair.
AbstrakPenelitian tentang penyerapan ion logam kadmium dan kromium dalam air limbah menggunakan sekam padi telah dilakukan. Metode yang digunakan adalah metode statis (batch). Dari hasil penelitian didapatkan kondisi optimum penyerapan yaitu pH 5 untuk Cd, dan pH 6 untuk Cr, konsentrasi ion logam 20 mg/L, dan lama pemanasan 2,5 jam. Efisiensi penyerapan pada air limbah multikomponen untuk Cd adalah 70,42 %, sedangkan untuk Cr adalah 71,55 %. Penyerapan ion logam kadmium dan kromium pada kondisi optimum yang diaplikasikan pada air limbah laboratorium kimia PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mempunyai efisiensi penyerapan masing-masing adalah 66,45 % untuk Cd dan 49,29 % untuk Cr. Kata kunci: sekam padi, ion logam kadmium, ion logam kromium, air limbah AbstractStudies on the absorption of cadmium and chromium metal ions in wastewater using rice husk has been performed. The method used is a static method (batch). From the results, the optimum conditions for absorption are of Cd at pH 5 and pH 6 for Cr, the metal ion concentration 20 mg/ L, and 2.5 hours while heating. The efficiency of absorption in multicomponent wastewater for Cd was 70.42%, while for Cr is 71.55%. Absorption of cadmium and chromium metal ions at optimum conditions which are applied in the chemical laboratory wastewater PLT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, showed has the absorption efficiency and are 66.45% and 49.29% for Cd and Cr respectively.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas enzim selulase dan produksi glukosa dalam substrat jerami padi dengan fungi Aspergillus niger yang dipapari sinar gamma Chamber 4000A. Kaldu kentang dektrosa (PDB), garam mineral dengan substrat jerami padi 0 dan 5% berat/volum digunakan sebagai medium cair. Fungi Aspergillus niger dalam media agar miring (slent) dipapari dengan iradiasi gamma pada dosis 0 (kontrol),125, 250, 375, 500 dan 625 Gy. Fungi Aspergillus niger yang dipapari sinar gamma 500 Gy memiliki aktivitas selulase lebih tinggi (2,5 kali) dibanding kontrol (0 Gy) yaitu 2,02 U/ml-2,28 U/ml untuk fungi yang dipapari iradiasi gamma dan 0,60 U/ml-1,12 U/ml untuk kontrol. Pada fermentasi fase padat substrat jerami padi dengan kadar kelembaban awal 81% selama 14 hari menggunakan fungi Aspergillus niger yang dipapari sinar gamma 500 Gy dan kontrol. Hasilnya menunjukkan bahwa fungi Aspergillus niger 500 Gy memiliki aktivitas selulase lebih tinggi (3,9 kali) dibandingkan kontrol yaitu 31,01 U/g untuk fungi yang dipapari sinar gamma dan 7,85 U/g untuk kontrol. Di samping itu, fungi Aspergillus niger (500 Gy) mampu memproduksi glukosa lebih tinggi (2,6 kali) yaitu 125,79 mg/g sedangkan kontrol (0 Gy) adalah 48,00 mg/g. Penggunaan ekstrak enzim kasar yang dihasilkan oleh fungi Aspergillus niger yang dipapar sinar gamma 500 Gy sesuai untuk hidrolisis substrat jerami padi dalam memproduksi glukosa serta mampu meningkatkan aktivitas selulase. Kata kunci : Aspergillus niger, iradiasi gamma, aktivitas selulase, glukosa, fermentasi padat
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.