The research about “The Effect of Variation of the Type of Acid on Gelatine Yield from Cakalang Fish Bone (Katsuwonus pelamis)”. The aim of this research was to determine the higher gelatine rendament using various of type of acid. This research used Completely Randomized Design (CRD), each treatment was done in duplo.The acid variation in this research were Chloride, Sulphate, Phosphoric, Acetic, Oxalate and Citrate acid respectively. The result showed that the highest rendament was 14,658% at 5% of phosphoric acid. The analysis of the treatment has fulfilled the standard. Keywords : Gelatine, Cakalang fish bone, Isolate, Yield
Telah dilakukan ekstraksi dan karakterisasi pektin dari kulit dan dami buah Cempedak (Artocarpus chempedan) dengan tujuan untuk mengetahui jenis pelarut dan waktu ekstraksi terbaik yang diperlukan untuk menghasilkan rendemen pektin tertinggi. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 2 faktor, yaitu jenis pelarut yang terdiri idar 3 taraf (asam sitrat, asam klorida, dan asam asetat) dan waktu eksraksi terdiri dari 5 taraf (30, 60, 90, 120, dan 150 menit) yang masing-masing dilakukan sebanyak dua kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukan jenis pelarut terbaik adalah asam sitrat dengan rendemen 38,85% dan waktu terbaik diperoleh pada waktu 90 menit dengan rendemen 34,65%. Pektin yang diperoleh mengandung kadar air 5,5 %; kadar metoksil 12,4%; kadar galakturonat 71,6%; dan kadar abu 6 %.Kata Kunci : Pektin, kulit dan dami Cempedak, pelarut, waktu ekstraksi
Synthesis of surfactant methyl ester sulfonate (MES) of methyl laurate has been done. This study aims to determine the best mole ratio between the methyl esters of lauric acid with sulfonated agent NaHSO3 in sulfonated methyl laurate. Mole variation used in this study are 1:1; 1:1,2; 1:1,4 and 1;1,6 (v/w). Best value MES emulsion stability, acid value and the surface tension is 94,5 minutes,1.3 ml KOH/ g sample, 39.3 dyne/cm in 1:4 ratio produces. MES synthesis produced by sulfonate group shown in the FTIR spectra in the wave number around 1366.52 to 1015.30 cm. Keywords : Surfactant Methyl Ester Sulfonate, Methyl Laurate.
Penelitian telah dilakukan tentang optimalisasi ekstraksi pektin dari kulit buah sukun (Artocarpus altilis). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi asam sitrat, suhu dan waktu terbaik dalam menghasilkan ekstraksi pektin dengan rendemen tinggi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 3 faktor yaitu konsentrasi asam sitrat terdiri atas 5 taraf (1, 3, 5, 7, dan 9%) ; Suhu ekstraksi terdiri atas 5 taraf (60-65, 70-75, 80-85, 90-95, dan 100-105oC), dan Waktu ekstraksi terdiri atas 6 taraf (60, 90, 120, 150, 180, dan 210 menit) yang masing-masing dilakukan sebanyak 2 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukan konsentrasi asam sitrat terbaik diperoleh pada 7% dengan rendemen pektin 32,28%, suhu terbaik diperoleh pada 90-95oC dengan rendemen pektin 39,585%, dan waktu terbaik diperoleh pada 180 menit dengan rendemen pektin 49,075%. Hasil karakteristik terhadap pektin adalah kadar metoksil 8,091%, kadar galakturonat 89,76%, dan berat molekul 73.673,997 g/mol.Kata kunci: Ekstraksi, pektin, kulit sukun, metoksil, galakturonat.
ABSTRAK Telah dilakukan penelitian Pemanfaatan Arang Aktif Kulit Kacang Tanah Sebagai Adsorben Besi (Fe) pada air Sumur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu kontak arang aktif kulit kacang tanah dan pengaruh penggunaan berulang adsorben. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode SSA. Rancangan penelitian yang diterapkan adalah RAL, dengan variabel bebas yaitu waktu kontak dan penggunaan berulang adsorben. Pada penelitian ini diterapkan variasi waktu kontak adsorbsi sebesar 30, 60, 90, 120 dan 150 menit dan variasi penggunaan berulang adsorben (P) P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9 dan P10. Hasil penelitan ini menunjukan bahwa arang aktif kulit kacang tanah 25 g mempunyai daya adsorpsi terbaik pada variasi waktu kontak dicapai pada menit ke-120 dengan kadar besi pada air sumur I sebesar 1,34 mg/L dan air sumur II sebesar 0,84 mg/L dan untuk pengaruh variasi penggunaan berulang adsorben bertujuan untuk menetukan efektifitas daya serap adsorben arang aktif dan diperoleh penggunaan pertama yang lebih efektif. Arang aktif kulit kacang tanah dapat digunakan sebagai adsorben penurunan kadar besi pada air sumur sebanyak 9 kali penggunaan. Kata Kunci: arang aktif, adsorben, kulit kacang, kadar besi, air sumur.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.