Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa berdasarkan pendekatan PMRI dengan pembelajaran konvensional. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi penelitian ini adalah siswa SMP di kota Palembang, dengan sampel siswa kelas IX yang diambil secara acak dari sekolah terakreditasi A, B, dan C tahun pelajaran 2009/2010. Instrumen penelitian adalah tes kemampuan pemahaman matematis bentuk uraian. Analisis data menggunakan uji-t dan uji ANAVA dua jalur. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa 1) peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan PMRI lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional, 2) peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan PMRI lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional berdasarkan akreditasi sekolah, 3) terdapat interaksi antara pendekatan dan peringkat sekolah terhadap peningkatan kemampuan pemahaman matematis. Kata kunci: peningkatan, kemampuan pemahaman matematis, PMRI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh manajemen kepala sekolah dan profesionalisme guru terhadap kinerja guru. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Populasi penelitian ini sebanyak 309 orang yaitu guru-guru SD Negeri Kecamatan Tanjung Raja. Sampel penelitian sebanyak 76 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumen dan kuesioner. Data dianalisis menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) manajemen kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru di SD Negeri Kecamatan Tanjung Raja; (2) prosionalisme guru tidak berpengaruh terhadap kinerja guru di SD Negeri Kecamatan Tanjung Raja; (3) manajemen sekolah dan profesionalisme guru secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja guru di SD Negeri Tanjung Raja.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan soal matematika model PISA untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa sekolah dasar (SD) yang valid dan praktis; (2) mengetahui efek potensial soal matematika model PISA terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa SD. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development research) tipe formative evaluation. Subjek penelitian yaitu siswa kelas VI.E SD Xaverius 1 Palembang sebanyak 37 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah walk through untuk mengetahui validitas soal secara konten, konstruk, dan bahasa; dokumen untuk mengetahui kepraktisan soal; tes dan wawancara untuk mengetahui efek potensial soal matematika model PISA terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Berdasarkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa (1) penelitian ini telah menghasilkan suatu produk soal matematika model PISA untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa SD yang valid dan praktis. Valid tergambar dari hasil penilaian validator yang menyatakan bahwa soal sudah baik secara konten (sesuai dengan ciri PISA dan indikator kemampuan komunikasi matematis), konstruk (mengembangkan kemampuan komunikasi matematis, kaya dengan konsep, sesuai dengan level siswa kelas VI SD, mengundang pengembangan konsep lebih lanjut), dan bahasa (sesuai dengan EYD, soal tidak berbelit belit, soal tidak mengandung penafsiran ganda, batasan pertanyaan dan jawaban jelas). Selain itu kevalidan soal juga tergambar dari hasil analisis butir soal pada siswa non subjek penelitian. Praktis tergambar dari hasil uji coba pada small group dimana sebagian besar siswa dapat memahami soal dengan baik; (2) prototipe soal matematika model PISA yang dikembangkan memiliki efek potensial yang positif terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa SD, hal ini terlihat dari skor rata-rata siswa yang mencapai 47,89 dari skor maksimal 82 (termasuk kategori kemampuan komunikasi matematis baik) pada indikator komunikasi matematis, yaitu menghubungkan benda nyata, gambar, atau diagram ke dalam ide matematika; menjelaskan ide, situasi, atau relasi matematika dengan benda nyata, gambar, atau diagram; kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi, atau simbol matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide; menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap solusi. Berdasarkan wawancara dengan siswa bahwa soal matematika model PISA ini dapat menstimulasi mereka untuk mengkomunikasikan jawabannya secara tertulis dengan memberikan gambar, penjelasan, alasan, dan bukti.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor determinan yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII yang berjumlah 521 orang. Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah secara random sampling sebanyak 52 siswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan angket, dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan statistik inferensial, uji hipotesis dengan regresi linier berganda, uji t dan uji f. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 1) ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar, 2) ada pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar, 3) tidak ada pengaruh keadaan ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar, 4) ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar, 5) ada pengaruh motivasi belajar, minat belajar, keadaan ekonomi keluarga, tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar. Implikasinya untuk tenaga pendidik selalu memberi motivasi, dan mengembangkan minat siswa untuk belajar dan berprestasi.
This development research was conducted in order to (1) develop valid and practical computer-based interactive learning materials on circles and (2) identify their effect on the leraning outcomes after they learned the materials at SMP Nurul Iman Palembang. The subjects of this research were the 34 students class VII. 7 of this school. The data were collected from walk through, documentation, observation and language. The average results were 87,11%. The materials were practical as shown by one to one try outs. The stedents achieved an average score of 73,33 that feel in the good range, and were involved the learning activities the very active (66,7%) and active (33,3%) ranges. In small group work, the students achieved an average score of 73,33 (good category) and showed levels of very active (50%). The rest were active (16,67%), fairly active (16,67%) and less active (16,67%) resepectively. Based on field test results, the materials gave effect on the students' potential and learning outcomes. The final results of the students' achievement were as follow : very good (20,59%), good (58,8%), adn fair (20,59%). In term of their activity levels, they were grouped into very active (27,45%), active (45,10%) and fairly active (27,45%).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis dan keyakinan matematis siswa SMP. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 6 Gelumbang Sumatera Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen Postest-Only Control Design. Sampel penelitian ini adalah 62 siswa. Instrumen yang di gunakan adalah tes kemampuan pemecahan masalah matematis dan angket keyakinan matematis. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis dan keyakinan siswa di SMPN 6
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Subjek pada penelitian ini adalah kepala sekolah, waka sarana dan prasarana, waka kesiswaan, guru, dan siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah meliputi aspek, a) cara berkomunikasi b) pemberian motivasi, c) kemampuan memimpin d) pengambilan keputusan dan e) kekuasaan positif berada pada kategori sangat baik. Aspek mutu pendidikan didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang delapan Standar Nasional Pendidikan yang telah dilaksanakan dengan baik
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh model Reciprocal Teaching terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis yang ditinjau dari self-efficacy siswa kelas VIII di SMP PGRI 11 Palembang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan populasi siswa kelas VII. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah simple random sampling. Sampel penelitian adalah kelas VII.1 yang diberi perlakuan berupa pembelajaran menggunakan model Reciprocal Teaching dan kelas VII.2 yang diberi perlakuan berupa pembelajaran konvensional. Teknik pengumpulan data menggunakan posttest untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dan angket untuk mengukur self-efficacy siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah ANOVA dua jalur pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa antara kelas yang mendapat perlakuan berupa model Reciprocal Teaching dan kelas dengan pembelajaran konvensional. Terdapat perbedaan signifikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa ditinjau dari self-efficacy siswa, namun tidak terdapat pengaruh interaksi antara pembelajaran dan self-efficacy terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII di SMP PGRI 11 Palembang. The effect of reciprocal teaching on mathematical problem-solving abilities in terms of students' self-efficacyAbstractThis research aimed to describe the effect of the Reciprocal Teaching model on mathematical problem-solving abilities in terms of the self-efficacy of seventh-grade students at SMP PGRI 11 Palembang, Indonesia. This research used an experimental method with a population was all seventh-grade students. The sampling technique used was simple random sampling. The research sample was class VII.1 which was treated in the form of learning using the Reciprocal Teaching model and class VII.2 which was treated in the form of expository learning. The data collection techniques used were a posttest to measure students’ mathematical problem-solving abilities and questionnaires to measure students’ self-efficacy. The data analysis technique used was two-way ANOVA at a significance level of 5% (α = 0.05). The results showed that there was a significant difference in students’ mathematical problem-solving abilities between the class that was treated in the form of Reciprocal Teaching models and class with conventional learning. There was a significant difference in students’ mathematical problem-solving abilities in terms of students’ self-efficacy, but there was no effect of interaction between learning and self-efficacy on the mathematical problem-solving abilities of seventh-grade students at SMP PGRI 11 Palembang.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.