The concept of green growth is one part of the realization of sustainable development. To support this mission, Indonesia is taking part in global change by accelerating the development programs contained in the SDGs. We need to study Green Growth (GG) which is determined by the empowerment of the energy sector such as Source of Electric Lighting (SEL), Renewable Energy Mix (REM), and Primary Energy Intensity (PEI) in Indonesia. Timeseries data were analyzed using Ordinary Least Squares (OLS) modeling in the 2015-2024 period. The result, of the three targeted hypotheses, only two can be accepted which are explained by SEL and PEI have a positive effect on GG. In another exploration, one hypothesis that was rejected was that REM had a negative effect on GG. The implications of this study are brought to the attention of our findings that have raised important points, especially in the SDGs document on the energy sector.
This application development is motivated by the need for information technology in the business world to help the process in the business world to be more efficient, measurable and flexible. One application in the business world is the Point of Sales (POS) application. In the current era, there are still many small and medium businesses that still use traditional sales systems, the process is inefficient and ineffective if the business owner wants to continue to increase the number of customers served. One method used in developing applications quickly is rapid application development (RAD). RAD emphasizes short, short and fast development cycles. Short time is an important limitation for this model. The expected outcome of the development of the Point of sale (POS) application is the creation of a sales application information system in the form of an android application that is integrated with the cloud system by utilizing the rapid application development method. RAD which can help the business world, especially small and medium businesses in recording sales transactions more easily and regularly.
Birth Control “Keluarga Berencana” (KB) is a government program designed to balance the needs and population. Birth Control is an attempt to measure the number of children and the desired birth spacing of children. Therefore, the Government launched a program or method to prevent and delay pregnancy. Therefore, the purpose of this study is to create a geographic information system for data collection of contraceptive users based on a website that is useful as a place to store data on contraceptive users and information maps as a benchmark for the achievement of Birth Control instructors in the area of Samarinda opposite. The results of this study that the existence of this geographic information system website, besides being able to assist the public in obtaining information about contraceptives, can also assist the work of Birth Control instructors in the regions, especially in the Samarinda Seberang area in recording Birth Control users in their working areas and as a step to help reduce paper use and modernization from the old system.
Coffee Shop merupakan tempat yang banyak diminati oleh masyarakat Kota Samarinda. Terdapat beberapa perbedaan antara Coffee Shop dengan kedai kopi atau warung kopi, antara lain dari segi konsep, desain interior, sarana dan prasarana, menu dan segmen pasar. Akan tetapi masyarakat dihadapkan dengan permasalahan dalam mengetahui lokasi serta informasi yang ada pada Coffee Shop. Dengan demikian diperlukan sarana informasi yang dapat diakses oleh umum, salah satu cara dengan pembuatan peta informasi berbasis Web yaitu WebGIS. Tujuan dari kegiatan penelitian ini yaitu untuk memberikan informasi lokasi dan informasi lainnya tentang Coffee Shop yang ada di Samarinda, serta penyajiannya dalam bentuk peta informasi berbasis Web. Data yang dikumpulkan berupa nilai titik koordinat dari hasil pengamatan di lapangan, serta beberapa informasi mengenai Coffee Shop dari media sosial masing-masing Coffee Shop, yang kemudian diolah menggunakan perangkat lunak Quantum GIS menjadi peta informasi berbasis Web. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 49 Coffee Shop yang tersebar di Kota Samarinda dan data tersebut disajikan dalam bentuk WebGIS yang disertai informasi yang ada pada masing-masing Coffee Shop tersebut.
Algoritma TSS telah banyak dikembangkan di beberapa tempat di perairan Indonesia. Pada setiap tempat kajian, algoritma TSS dikembangkan berdasarkan data reflektan dan data TSS in-situ hasil pengukuran di lapangan. Algoritma TSS yang dikembangkan di setiap tempat kajian tidak selalu memberikan nilai estimasi yang sesuai ketika diterapkan pada tempat kajian yang berbeda. Sehingga pada setiap tempat kajian yang baru, peneliti pada umumnya mengembangkan kembali algoritma baru untuk menduga persebaran nilai TSS di tempat tersebut. Untuk itu, pada penelitian ini kami melakukan evaluasi terhadap beberapa algoritma TSS yang telah dikembangkan untuk mengetahui sejauh mana konsistensinya terhadap kontribusinya dalam mengekstrak nilai TSS dari citra Landsat 8. Algoritma TSS yang dievaluasi terdiri dari 5 (lima) algoritma (Jaelani, Budhiman, Parwati, Guzman-Santaela, dan Laili). Algoritma tersebut diaplikasikan pada citra Landsat 8 yang terkoreksi atmosfer terhadap data TSS in-situ di 5 (lima) wilayah perairan (Muara Jawa, Bombana, Gili Iyang, Teluk Kendari, Muara Sungai Porong). Hasil penelitian diperoleh informasi bahwa algoritma TSS Jaelani dengan rerata NMAE 59,39% dan R2 0,43. Hal ini menunjukkan algoritma TSS Jaeani memiliki reputasi yang baik dalam hal konsistensinya dalam mengektrak nilai TSS dari citra Landsat 8.
Sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan Timur Samarinda memiliki jumlah penduduk yang sangat besar. BPS (Badan Pusat Stastistik) Kota Samarinda menunjukan jumlah penduduk pada tahun 2020 mencapai 886.806 jiwa. Jumlah tersebut tersebar dalam 10 Kecamatan dan 59 Kelurahan. Besarnya populasi manusia di Kota Samarinda mengakibatkan besar pula kebutuhan akan pelayanan fasilitas kesehatan khususnya Rumah Sakit, Puskesmas, dan Klinik Pratama di wilayah ini. Demikinan pula kebutuhan akan ketersediaan fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan serta kemudahan akses informasi jenis layanan yang dicover oleh BPJS Kesehatan. Tujuan dari kegiatan penelitian ini yaitu untuk memetakan lokasi Rumah Sakit, Puskesmas, dan Klinik yang menyediakan layanan BPJS Kesehatan di Kota Samarinda. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan data yang terdapat pada website BPJS Kesehatan, yang selanjutnya dilakukan pengambilan data koordinat dan data mengenai jenis layanan, informasi serta ketersediaan layanan BPJS yang terdapat pada fasilitas Kesehatan di Kota Samarinda. Data selanjutnya diolah menggunakan perangkat lunak SIG dengan hasil akhir berupa layout peta. Hasil pada penelitian ini menunjukan terdapat 12 dari 15 Rumah Sakit melayani pasien BPJS, 14 Puskesmas seluruhnya menyediakan layanan BPJS, serta 40 dari 49 Klinik melayani BPJS.
Meningkatnya pertumbuhan penduduk di Samarinda, Kalimantan Timur sehingga kegiatan perkotaan dan pemukiman seperti kebutuhan tanah semakin bertambah. Sehingga tanah menjadi komoditas ekonomi yang mahal dan bersifat terbatas, salah satunya yaitu pemukiman di Perumahan Samarinda Hills yang terletak di Rapak Dalam, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kalimantan Timur. Pemerintah menganjurkan kepada masyarakat pentingnya pengurusan sertifikat tanah dalam rangka untuk menghindari terjadinya berbagai kasus yang tidak diinginkan serta memberikan perlindungan dan jaminan atas hukum terhadap hak-hak warga negara Indonesia. Salah satu cara penyajian informasi data geografi adalah dengan pemanfaatan SIG (Sistem Informasi Geografis). Pengembangan sistem ini menggunakan metode Software Development Life Cycle dengan model Waterfall. Metode ini memiliki beberapa tahapan yaitu perencanaan, perancangan, implementasi, dan pengujian. Hasil pengujian pada sistem ini adalah sistem dapat memberikan informasi yang benar kepada pengguna. Sistem dapat menampilkan informasi peta dalam bentuk webgis. Setelah dilakukan pengujian berdasarkan fungsi, semua fungsi berhasil tanpa adanya kegagalan dalam melakukan uji coba pada sistem.
The purpose of this study was to make a land cover map and determine the condition of land cover in Bukit Raya Village, Tenggarong Seberang District.The method used in this study is the use of remote sensing Sentinel 2A for land cover mapping with a guided method using sample digitization on the screen for sampling in the land cover classification process. After using the supervised classification data obtained in the form of vector data that must be combined first before being used as a layout map.Results Based on the research, information was obtained about the process of making land cover maps in Bukit Raya Village, Tenggarong Seberang District and Land Cover Maps in Bukit Raya Village, Tenggarong Seberang District. The result of the area of each land cover class is Agricultural Land with an area of 426.9 Ha,Air with an area of 138.2 Ha, Urban with an area of 176.1 Ha, Forest Land with an area of 391.7 Ha, Barren land with an area of 2 Ha, Industry 49.7 Ha, Transportation 59 Ha.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.