Akne Vulgaris (AV) yaitu salah satu penyakit yang umum terjadi pada kulit terutama wajah di kalangan masyarakat. Penyebab AV bersifat multifaktoral, dikatakan bahwa higiene kulit wajah merupakan hal yang penting sebab kulit yang tidak bersih salah satu faktor pencetus Akne Vulgaris, sebab kulit merupakan pintu masuk dari berbagai macam mikroorganisme seperti mikroorganisme pencetus Akne Vulgaris. Tujuan Penelitian ini untuk Mengetahui hubungan perilaku higiene kulit wajah dengan Akne Vulgaris pada wajah berdasarkan bukti ilmiah. Penelitian menggunakan pendekatan systematic review, ditelaah secara terstruktur dan terencana dengan pencarian jurnal menggunakan electronic database (NCBI, Wiley Online Library, Google Scholar, Europe PMC, Portal Garuda, Research Gate dan DOAJ), menggunakan kata kunci akne vulgaris, jerawat, mencuci wajah, frekuensi mencuci wajah, pembersih wajah, pelembab wajah, kemudian pemilahan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi dan dilakukan penilaian kualitas data (Quality Assessment) sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil ditemukan 21 jurnal dengan hasil temuan yang menyatakan perilaku higiene kulit wajah berhubungan dengan Akne Vulgaris adalah 16 jurnal dan telaah jurnal yang tidak berhubungan adalah 5 jurnal, yang dipengaruhi beberapa faktor perancu. Terdapat hubungan antara perilaku higiene kulit wajah dengan Akne Vulgaris pada wajah berdasarkan bukti ilmiah.
Gold miners use mercury for the gold extraction process, and annually releases no less than 1,000 tons of hazardous materials into the environment. The mercury content in the Kahayan watershed reaches 2,996 - 4,687 g/l and this value exceeds the standard limit for mercury content in water. Mercury is highly toxic so that it causes negative impacts on the environment and public health. Bioremediation is one of solution to reduce mercury waste pollution. Mercury bioremediation using microorganisms and adsorbents requires appropriate process steps to be effective in eliminating mercury. This study aims to determine the effect of the bioremediation steps on the effectiveness of mercury (Hg) elimination in liquid media and to determine the most effective bioremediation steps for mercury (Hg) elimination in liquid media. This study used an experimental method with a non-factorial Completely Randomized Design consisting of treatments, namely control (K), treatment 1 (T1), treatment 2 (T2), treatment 3 (T3), treatment 4 (T4), with 5 (five) times repetition. Analysis the results of the bioremediation stage used AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry). Data were analyzed using One-way Anova test, LSD test and effectiveness test. The results showed that the bioremediation stage had a significant effect on the effectiveness of mercury (Hg) elimination in liquid media, this was proven by the results of statistical tests carried out using the One-way Anova test and further tests where the different reduction data obtained from each treatment. The initial level mercury 10 ppm, after being given treatment decreased T1 to 1.25 ppm, T2 to 1.33 ppm, T3 to 1.06 ppm, and T4 to 1.24 ppm. The most effective bioremediation step for the elimination of mercury (Hg) in liquid media is the T3 stage starting from Mercury Waste→Microalgae→Bacteria→Red Clay→Activated Charcoal, with a mercury reduction effectiveness value of 89.4%.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatan pengetahuan tentang demensia dan keterampilan masyarakat untuk mengenal gejala demensia secara dini, mencegah, dan menangani demensia dalam lingkungan sosial (keluarga dan masyarakat). Metode yang digunakan adalah perencanaan partisipatif, pendekatan, dan kegiatan penyuluhan dengan evaluasi pretes dan postes. Hasil yang dicapai adalah peningkatan pengatahuan masyarakat tentang demensia dan keterampilan mengenal gejala demensia secara dini. Simpulannya adalah kegiatan ini berhasil mencapai tujuannya sehingga demensia dapat dicegah dan dikelola dengan baik oleh masyarakat.
Penambangan emas menggunakan merkuri untuk proses ekstraksi emas, dimana kandungan merkuri pada DAS Kahayan mencapai 2,996 - 4,687 μg/l dan nilai tersebut melebihi batas standar kandungan merkuri di air. Bioremediasi merupakan salah satu solusi untuk mengurangi pencemaran limbah merkuri. Bioremediasi merkuri menggunakan mikroorganisme dan adsorben memerlukan tahapan-tahapan proses yang sesuai agar efektif dalam mengeliminasi merkuri. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui pengaruh tahapan bioremediasi terhadap efektivitas eliminasi merkuri (Hg) di media cair dan mengetahui tahapan bioremediasi yang paling efektif untuk eliminasi merkuri (Hg) di media cair. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap nonfaktorial yang terdiri dari perlakuan yaitu kontrol (K), perlakuan 1 (T1), perlakuan 2 (T2), perlakuan 3 (T3), perlakuan 4 (T4), dengan 5 (lima) kali pengulangan. Analisis hasil tahapan bioremediasi menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry). Data dianalisis dengan menggunakan uji One-way Anova, uji LSD dan uji efektivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahapan bioremediasi berpengaruh signifikan terhadap efektivitas eliminasi merkuri (Hg) di media cair. Tahapan bioremediasi yang paling efektif untuk eliminasi merkuri (Hg) di media cair adalah tahapan T3 yang dimulai dari Limbah Merkuri→Mikroalga→Bakteri→Lempung Merah→Arang Aktif, dengan nilai efektivitas penurunan merkuri sebesar 89,4%.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.