The choice of technology in the production of salt is one of the key factors to obtain higher productivity. Salt farmers in Indramayu Regency have been utilizing a combination of filtration thread technology (TUF) and Geoisolator to increase the quantity and quality of their salt production. The aim of this study was to ascertain the impact of TUF and Geoisolator utilization compared to the traditional method on salt production in Indramayu in 2015 using descriptive analysis. The result of this study shows that TUF and Geoisolator technology produces salt which met the national standard (in accordance with SNI; free from impurities and heavy metal contaminants), and higher productivity than traditional technology. The productivity of TUF and Geoisolator was ± 140 tons/ha, while that of the traditional was ± 92.23 tons/ha, or an increase of 151.8%. The selling price of salt per unit of weight increased with better salt quality. The salt price of TUF and Geoisolator was in the range of 450,000–650,000 IDR / ton (Grade I), while the traditional was in the range of 130,000–450,000 IDR / ton (Grade II). Although the investment cost of the TUF and Geoisolator was 82.2% larger than the traditional, and the operating cost also increased by 42%, the revenue from salt sales increased up to 104.7%. Thus, with higher productivity and quality, total income of salt farmers per unit of area was also higher. With higher investment cost, BEP of the TUF and Geoisolator was longer than the traditional (27 and 21 months, respectively). This result indicates that TUF and Geoisolator technology is a good alternative for improving the economy and welfare of salt farmers. Keywords: TUF, Geoisolator, Salt production, Salt farming, Indramayu ABSTRAK Pemilihan teknologi produksi garam merupakan faktor penting dalam meningkatkan produktivitas garam. Petambak garam di Kabupaten Indramayu telah menggunakan kombinasi Teknologi Ulir Filter (TUF) dan Geoisolator untuk meningkatkan hasil produksi secara kualitas maupun kuantitas. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui besaran pengaruh penggunaan teknologi TUFG terhadap produksi garam pada tahun 2015 dibandingkan dengan teknologi tradisional, berdasarkan analisis deskriptif dari hasil observasi, wawancara/kuesioner, dan pengumpulan data sekunder. Hasil kajian menunjukkan bahwa penggunaan TUFG menghasilkan garam sesuai standar SNI dengan produksi dan mutu yang lebih baik (terbebas dari kandungan impuritas dan cemaran logam berat) daripada teknologi tradisional. Penggunaan TUFG menghasilkan produktivitas ± 140 ton/ha sedangkan teknologi tradisional menghasilkan ± 92,23 ton/ha, atau terjadi peningkatan sebesar 151,8%. Mutu yang lebih baik membuat harga jual produk per satuan berat menjadi lebih tinggi. Harga jual garam TUFG yang termasuk Kualitas Produksi I (KP I) berkisar antara Rp450.000,- – Rp650.000,- per ton, sedangkan harga jual garam teknologi tradisional yang termasuk KP II adalah antara Rp130.000,- – Rp450.000,- per ton. Meskipun biaya investasi dan biaya operasional dari teknologi TUFG lebih besar dibandingkan teknologi tradisional (masing-masing lebih besar 82,2% dan 42%), namun pendapatan dari penjualan garam dengan teknologi ini meningkat 104,7%. Dengan produktivitas dan kualitas garam yang meningkat tersebut, maka total penghasilan petani garam per satuan luas menjadi lebih tinggi. PBP usaha garam TUFG adalah 27 bulan, sedangkan usaha tradisional 21 bulan. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa teknologi TUFG menjadi teknologi alternatif bagi petambak garam dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan mereka. Kata kunci: TUF, Geoisolator, Produksi garam, Petambak garam, Indramayu
Salinitas adalah salah satu faktor yang mempengaruhi proses metabolisme pada udang vannamei (Litopenaeus vannamei), dimana metabolisme mempengaruhi laju pertumbuhan. Proses metabolisme yang berhubungan dengan salinitas media adalah aktivitas osmoregulasi. Pada saat osmoregulasi berjalan dengan baik maka pertumbuhannya akan baik pula, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, untuk memelihara osmoregulasinya, udang harus hidup pada media yang mendukung pertumbuhannya. Penelitian ini dilakukakan untuk mengkaji pertumbuhan L. Vannamei dewasa yang diablasi dan dikultivasi pada berbagai tingkat salinitas. Penelitian ini dilaksanakan selama 60 hari. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratories dengan Rancangan Acak Sistematis (RAS) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan pada tiap perlakuannya. Data dianalisis dengan ANOVA. Sementara itu, perbedaan pengaruh antar perlakuan dipeloleh melalui uji wilayah ganda Duncan 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai tingkat salinitas media isoosmotik pada berbagai fase molting memberikan pengaruh (p<0,05) terhadap laju pertumbuhan harian. Niai terbaik laju pertumbuhan harian (sebelum dan setelah mengalami kematian) berada pada perlakuan S3 (25±1 ppt) (mendekati isoosmotik intermolt akhir/premolt) dengan SGR sebesar 1,17%. Pada pemeliharaan L. vannamei yang diablasi, sebaiknya memperhatikan kebutuhan media isoosmotik yaitu media dengan salinitas 25±1-29±1 ppt (rentang isoosmotik intermolt akhir/ premolt hingga molt).
Salinitas media berperan dalam mengendalikan proses molting dan osmoregulasi udang tidak terkecuali Litopenaeus vannamei, sehingga rentang optimum salinitas media pada berbagai fase molting perlu diketahui sebagai landasan untuk pengaturan media yang optimum, sehingga pertumbuhan dan kelulushidupannya diharapkan menjadi optimum pulaTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pola osmoregulasi, L. vannamei dewasa yang diablasi dan dikultivasi pada media dengan salinitas berbeda. Metode yang digunakan adalah eksperimental laboratories dengan Rancangan Acak Sistematis (RAS) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan pada tiap perlakuannya. Perlakuan yang diujikan adalah salinitas dengan perlakuan S1 (10 ppt, 289,20 mOsm/l H2O isosmotik postmolt), S2 (15 ppt, 432,80 mOsm/l H2O isosmotik intermolt awal), S3 (25±1 ppt,725,15 mOsm/l H2O isosmotik intermolt akhir) dan S4 (29±1 ppt, 820,10 mOsm/l H2O isosmotik molt). Data dianalisis dengan analisis varian (ANOVA), dan untuk mengetahui perbedaan pengaruh antar perlakuan dilakukan uji wilayah ganda Duncan. Penelitian ini dilaksanakan selama 60 hari (Juli-September 2010). Hasil ANOVA menunjukkan bahwa salinitas berpengaruh (p<0,05) terhadap Tingkat Kerja Osmotik (TKO), frekuensi molting dan laju pertumbuhan harian (sebelum dan setelah mengalami kematian), namun tidak berpengaruh terhadap kelulushidupan (SR) (p>0,05). TKO terendah berada pada perlakuan S3 (25±1 ppt) sebesar 1,01 mOsm/l H2O, dan pola osmoregulasinya berubah menjadi osmoregulator lemah (mendekati osmokonformer) dengan adanya ablasi. Pada pemeliharaan L. vannamei yang diablasi, sebaiknya memperhatikan kebutuhan media isoosmotik yaitu media dengan salinitas 25±1-29±1 ppt (rentang isoosmotik intermolt akhir/premolt hingga molt).
Pengelolaan sampah merupakan tindakan atau upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak negetif sampah bagi manusia maupun bagi lingkungan. Pengelolaan sampah tidak hanya menyangkut masalah teknis dan sistem pengelolaan, tetapi juga menyangkut masalah persepsi masyarakat dalam mengelola sampah. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Lemahmekar dan Desa Plumbon, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah di Kelurahan Lemahmekar dan Desa Plumbon. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei dengan menggunakan kuesioner kepada 60 kepala keluarga yang menjadi responden. Responden ditentukan dengan teknik Simple Random Sampling. Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode skoring (berdasarkan Skala Likert), tabel frekuensi, dan uji Spearman's Correlation. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan persepsi masyarakat Kelurahan Lemahmekar dan Desa Plumbon terhadap pengelolaan sampah termasuk kategori netral dengan presentase 93,33% dan 53,33%. Masyarakat menilai kegiatan pengelolaan sampah memberikan dampak positif terutama bagi keluarga dan sebagai tambahan penghasilan. Hasil uji Spearman's Correlation menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah di Kelurahan Lemahmekar dan Desa Plumbon dominan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, dengan arah hubungan positif. Hal tersebut menunjukkan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka persepsi terhadap pengelolaan sampah akan semakin baik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
334 Leonard St
Brooklyn, NY 11211
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.