Settlement of embankments on soft soils is a significant problem in geotechnical engineering to maintain pavements, buildings, and other facilities on them. The problem that often arises is not being able to predict the magnitude of consolidation compression accurately, this occurs due to uncertainty in field conditions, laboratory testing, and data interpretation, as well as assumptions made in the development of 1-D consolidation theory. Based on the causes of inaccurate settlements predictions, it is necessary to carry out research on a better method for predicting embankment's settlement on soft soil. To obtain the correct method, a study was conducted by comparing and examining the consolidation settlement of embankments built on soft soil using theoretical calculations and field measurement results. The process involved monitoring the settlements using 25 plate measurement data in embankment preloading for housing and building construction over the very soft clay. The results showed the compression parameter, especially Cc, is very influential on the compression ratio, and the Cc value based on the empirical formula of Bowles (1989) turned out to be the most suitable for the actual compression results in the field with a compression ratio between 0.6-1.1 and confidence of level 90%.
Abstrak-Salah satu pengembangan yang dilakukan oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Sorong adalah perluasan lahan PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas) sebagai usaha peningkatan kapasitas listrik menjadi 50 MW. Perluasan lahan ini direncanakan seluas 4,6945 hm 2 dan direncanakan untuk pembangunan sebuah tangki tegak berisi light fuel oil (LFO) sebagai Sumber energi pembangkit listrik. Disamping itu, terdapat beberapa kondisi yang dapat menghambat perencanaan perluasan lahan seperti lapisan tanah eksisting didominasi oleh lanau kelempungan, daya dukung tanah di area perluasan cenderung rendah hingga kedalaman kritis 16 meter (NSPT < 15), dan lokasi area pematangan lahan berada di pesisir pantai. Dengan adanya kondisi-kondisi tersebut maka pada tugas akhir ini dilakukan perencanaan shore protection dengan perbaikan tanah dan pondasi tipikal yang sesuai dengan beban tangki timbun. Metode perbaikan tanah yang direncanakan adalah metode preloading kombinasi PVD dengan pola segitiga dan segiempat; jarak antar PVD 0,8 m; dan panjang PVD hingga kedalaman lapisan comppressible. Berdasarkan hasil perhitungan peningkatan daya dukung tanah dan analisa stabilitas lereng shore protection dengan program bantu didapatkan SF > 1,5 sehingga aman terhadap gelincir atau longsor. Dilain hal, dari hasil perhitungan penurunan pondasi dangkal tangki timbun tidak direkomendasikan karena penurunan tangki sebesar 1,212 m melebihi batas izin maksimum tangki timbun oil and gas oleh API 653 yakni sebesar 2 inchi atau 50,8 mm. Oleh sebab itu maka diputuskan perencanaan pondasi dalam spunpile produk WIKA dengan kedalaman hingga 24 m tanpa perbaikan tanah di area pembangunan tangki timbun.
Injection piling method was used as the main pile driving method at the three warehouses in the Eastkal Penajam project, Kalimantan, Indonesia. The subsoil compositions are dominated by clay and sandy soil with very soft to medium consistencies. By using injection pile equipment, it is possible to measure the pile bearing capacity from the loading gauge. Since the soil is dominated by clay, the friction capacity overtime will be improved. For that purpose, the piles were re-injected again after 3, 10, 11, and 25 days. To establish the forecasting expression of pile bearing capacity enhancement for other piles, non-linear regression analysis was performed. To verify the result, pile driving analyzer (PDA) test for selected piles was carried out. The results from PDA test were further analyzed by using both direct fields reading in the PDA data logger and the Case Pile Wave Analysis Program (CAPWAP). A linear regression analysis was carried out to complete the blank data due to the field measurement limitation. In addition to the obtained field data, theoretical analysis of pile bearing capacity with Luciano Decourt method is carried out. From the comparisons of all data, it can be concluded that re-injection pile method provides the highest safety factor followed by PDA test, CAPWAP analysis, and theoretical design calculation with Luciano Decourt method.
Abstrak─Pondasi diperlukan untuk mendukung beban bangunan diatasnya. Pondasi tiang umumnya digunakan untuk bangunan sedang sampai tinggi. Namun apabila kedalaman tanah keras jauh dari permukaan pengunaan pondasi tiang dapat menjadi tidak ekonomis. Pondasi juga harus direncanakan dengan memperhatikan perbedaan penurunan (differential settlement) karena dapat menyebabkan retakretak pada bangunan sehingga kenyamanan penghuni terganggu akibat adanya retak tersebut.Studi ini dilakukan untuk merencanakan pondasi rakit dan tiang dengan memperhatikan perbedaan penurunan studi kasus pada "Gedung Fasilitas Umum Pendidikan 17 Agustus 1945 Surabaya (UNTAG") serta membandingkan biaya bahan antara pondasi rakit dan pondasi tiang. Gedung Fasilitas Pendidikan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (UNTAG) ini dibutuhkan untuk menunjang kegiatan perkuliahan. Gedung ini memiliki luas 6.480 m2 dan berjumlah 9 tingkat. Pondasi rakit yang direncanakan memiliki panjang dan lebar 44x42 meter dikedalaman 3 meter dibawah permukaan tanah. Pada pondasi tiang pancang direncanakan menggunakan pondasi tiang D60 dengan kedalaman mencapai 30 meter.Hasil dari penelitian ini yaitu pada pondasi rakit terjadi differential settlement melebihi batas toleransi yaitu 0.0015 (NAVFAC, DM-7). Untuk menghilangkan penurunan konsolidasi dibutuhkan perbaikan tanah dengan PVD dan preloading. Sedangkan pada pondasi tiang menumpu pada tanah keras dikedalaman 30 m sehingga tidak terjadi penurunan konsolidasi. Adapun alternatif yang dipilih pada kasus ini yaitu menggunakan tiang pancang penurunan tanah (settlement) tidak menjadi masalah sehingga tidak diperlukan perbaikan tanah terlebih dahulu.Kata kunci -Pondasi Rakit, Preloading, PVD, Tiang Pancang, Settlement.
Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) di Kota Surabaya merupakan salah satu jalan yang telah direncanakan antara Lakarsantri dan Romokalisari, panjang 19,8 km dan lebar 0,51 m, untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang ada. JLLB memiliki dua tipe konstruksi, jembatan (girder bridge) dan slab on pile. Konstruksi jembatan dibangun untuk melewati prasarana penting, permukiman penduduk, jalan, dan rel kereta api; tanah dasarnya lempung dengan konsistensi agak kaku. Konstruksi slab on pile dibangun diatas persawahan dimana tanah dasarnya lempung lembek. Dalam rangka mencari konstruksi yang efisien, dibuat perencanaan alternative sebagai pengganti konstruksi slab on pile. Konstruksi alternatif yang dipilih adalah konstruksi timbunan karena section JLLB tersebut tidak melewati prasarana. Hanya saja, tanah dasarnya lembek sehingga pemampatannya besar dan kemampuan mendukung beban sangat kecil. Untuk menangani masalah tersebut maka direncanakan tinggi timbunan awal setinggi 2,5-6 meter sehingga saat pemampatan berakhir maka tinggi timbunanannya sesuai dengan tinggi jalan yang direncanakan yaitu 2-4,3 meter. Untuk mempercepat selesainya pemampatan, direncanakan untuk dipasang PVD sejarak 1,2 meter dan kedalaman 12-17 meter. Juga direncanakan perkuatan timbunan dengan menggunakan mikropile yang berupa spunpile sebanyak 2-5 buah. Sementara itu, perkuatan timbunan menggunakan freyssisol dengan kekuatan tarik paraweb straps 30 kN dan dibutuhkan 2-14 paraweb straps per lebar dinding precast freyssisol yaitu 2,23 m.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.