Saat ini seluruh dunia tak terkecuali Indonesia sudah memasuki era digital dimana segala aktifitas kehidupan semakin mudah dengan kehadiran teknologi digital. Ekonomi digital di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama pada financial technology (fintech). Perkembangan fintech ini diharapkan memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi baik dilaksanakan dengan menganut sistem konvensional maupun syariah. Fintech sangat memudahkan aktivitas masyarakat khususnya dalam hal transaksi keuangan. Merebaknya virus Covid-19 membuat ekonomi terpuruk dan transaksi tunai beresiko menjadi media penularan virus Covid-19. Transaksi keuangan digital adalah jawaban agar perekonomian tetap berjalan dan lebih mudah diterapkan tak terbatas ruang dan waktu. Fintech konvensional khususnya di Indonesia sudah ada dahulu sebelum fintech syariah berkembang. Fintech syariah membawa angin segar bagi dunia ekonomi khususnya Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim. Munculnya fintech syariah mulai menunjukan perkembangan yang positif dengan meningkatnya pengguna layanan khususnya pada layanan Linkaja Syariah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara detail minat masyarakat terhadap layanan syariah didalam LinkAja, dampaknya terhadap perekonomian Indonesia terutama disaat pemulihan ekonomi sedang dijalankan dan mencari strategi optimalisasi penggunaan LinkAja Syariah. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan kajian data sekunder dari berbagai lembaga yang berkaitan disertai kajian literatur yang relavan dengan topik ini. Hasil penelitian ini menunjukkan berbagai fakta diantaranya hanya fintech konvensional yang semakin menunjukkan geliat, fintech syariah mulai menjadi tren yang berkembang di Indonesia selain fintech konvensional. Meskipun pada saat pandemi layanan fintech syariah sempat mengalami naik turun dalam kurun waktu hingga Januari 2021, akan tetapi menunjukan perubahan kearah yang positif dengan menunjukan kenaikan angka presentase atau jumlah grafik yang ada. Akan tetapi masih banyak pelanggan LinkAja yang belum mengaktivasi layanan syariah disebabkan berbagai faktor. Diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya guna LinkAja Syariah didalam proses transaksi agar dapat mendukung pemulihan ekonomi Indonesia.
Digital Transformation creates new potential for MSMEs in developing businesses, especially with Indonesia’s business climate as ASEAN’s largest digital economy country. However, the challenges of digital adoption, especially infrastructure and trends in public economics, need further study, for exploring deeper and more complex factors of small business sustainability from big technical dimensions of technology and business management. Empirical research was conducted to explore empirically the factors of implementing Industrial Advancement Technology 4.0 and Community Economic Trends from External Perspective of Indonesian MSMEs in building sustainable digital business performance. The questionnaires were distributed to 231 respondents who met requirements of Indonesian MSME owners obtained from online survey using purposive sampling technique. This study shows support for all hypotheses proposed as exploration of the supporting factors for sustainable digital business performance. Digital SME mindset needs to be developed by making small businesses on global scale. Integration Big Data and IoT in MSME business resolve all business problems and build innovative business culture, empowering MSME employees to use technology. The internal challenges of business units can be overcome by strategic efforts and utilizing external roles in building sustainable MSME digital business. Collaboration with Quintuple Helix actors can be an option to further build a sustainable digital business.
Kemajuan Teknologi dan perlintasan zaman Society 5.0 menuntut organisasi sektor publik untuk mengintegrasikan teknologi di dalam kinerja pelayanan dan tata kelola agar lebih efisien, bersih, transparan, akuntabel, dan partisipatif. Konsep E-Government menjadi semakin populer di Indonesia, salah satunya dengan keberadaan kebijakan KTP Digital pada awal tahun 2023. Transformasi digital administrasi kependudukan ini harus efektif salah satunya dengan menggandeng generasi millenial dan Gen-Z sebagai pionir transformasi digital di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan kebijakan KTP Digital di tengah generasi millenial-Gen Z dan mengembangkan kerangka kerja konseptual yang berkaitan dengan penerapan teknologi digital dalam administrasi kependudukan. Studi ini mengembangkan delapan hipotesis dengan instrumen indikator yang telah ditetapkan. Data didapatkan dari survei di tengah generasi millenial dan Gen Z dengan penyebaran berbasis online pada Bulan Januari-Februari 2023 dan sampelnya ditarik dengan teknik Convenience Sampling. Hasil data dianalisis dengan teknik SEM PLS. Pada hasil analisis ditemukan faktor kesadaran, pengaruh sosial, persepsi biaya untuk bertransformasi, dan kepercayaan yang dirasakan pada teknologi serta pemerintah sebagai penentu penting dari niat untuk menggunakan KTP Digital. Namun menariknya terdapat penolakan faktor risiko di dalam penentu niat menggunakan KTP Digital yang ditelisik lebih lanjut dikarenakan beban tanggung jawab pemerintah sebagai pengambil kebijakan. Sehingga studi ini menyimpulkan perlunya penguatan infrastruktur, jemput bola transformasi dan sosialisasi KTP Digital menjadi tiga solusi utama mendorong masyarakat yakin dan siap bertransformasi dengan KTP Digital.
The Fourth Industrial Revolution has led to the development of Islamic FinTech innovations to meet the needs of the Muslim community. This study analyzes the factors that determine the adoption of Sharia FinTech by halal MSME owners. The study utilized an exploratory method based on an online survey of halal MSME owners with 319 samples. The PLS-SEM analysis technique was chosen to prove the research hypothesis. This research finds that variables such as religiosity, Islamic financial literacy, and perception of risk affect the intention to adopt Islamic FinTech. The UTAUT2 variable has a positive effect on knowledge of Sharia FinTech adoption, while the adoption of Islamic FinTech positively impacts the sustainability of halal MSME businesses. The study recommends strengthening the infrastructure of the Sharia FinTech system and enhancing the value of financial services for halal MSMEs. Integrating Sharia FinTech into business operations can also enhance brand image and increase the sustainable business capacity of halal MSMEs. These insights can help develop effective strategies for Islamic FinTech innovation.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.