This paper discusses the setting up of a multivariate statistical method in selecting the useful soil quality indicators for soil quality assessment under agroforestry pattern. The of soil quality has been recognized as a tool to determine the sustainability of land resources, especially in agroforestry development. The study was carried out at Upper Citarum Watershed of Bandung district, West Java province, Indonesia. The soil samples were taken with purposive sampling under agroforestry pattern. Principal component analysis (PCA) was used as the multivariate statistical method to identify the minimum data set (MDS); scoring of each indicator, and data integration in the index of soil quality. The MDS consisted of four soil chemical indicators and represented 83.6% of the variability of data, i.e., pH, and exchangeable Calcium (exch Ca), organic Carbon (org C), and exchangeable Natrium (exch Na) respectively. The soil quality index (SQI) was categorized under agroforestry pattern as moderate. The artificial agroforestry-based coffee with an intercropping system (timber woods, multi purpose trees and horticultures) provides better soil quality.
ABSTRAK Keberadaan metodologi pendugaan yang lebih rinci tentang ketersediaan sumberdaya air secara spasial telah menjadi keperluan mendesak. Selama beberapa dekade terakhir terjadi perluasan pesat daerah urban, utamanya di Pulau Jawa, dimana beberapa diantaranya kini mengalami krisis air. Sistem Informasi Geografi telah dimanfaatkan untuk menduga kuantitas komponen sumberdaya air di hulu DAS Citarum. Data yang digunakan adalah model elevasi digital (DEM), citra satelit, data curah hujan dari 22 stasiun yang tersebar di daerah kajian, peta tanah dan peta geologi. Pendugaan kuantitas komponen sumberdaya air didasarkan pada metoda CN (SCS/NRCS), distribusi tegangan airtanah (pF) dan perbedaan konduktifitas hidraulik. Hasil penelitian menghasilkan basis data spasial kuantitas komponen sumberdaya air yang dapat disajikan baik sebagai data tabular, diagram, maupun peta tematik untuk keseluruhan daerah penelitian maupun khusus untuk daerah yang dipilih. Validasi dilakukan dengan membandingkan antara hasil pendugaan dengan hasil pengukuran luah aliran Sungai Citarum di Stasiun Nanjung. Model pendugaan memperlihatkan validitas yang baik untuk kuantifikasi air larian bulanan. Untuk air infiltrasi serta total aliran, validitas baik hanya diperoleh untuk waktu kumulatif tahunan. Hasil pendugaan ini memadai untuk disajikan setara dengan informasi peta pada skala 1: 50 000.
Sumberdaya air Pulau Bintan sangat tergantung pada curah hujan, informasi ancaman kekeringan meteorologis sangat diperlukan dalam pengelolaan sumberdaya air di masa mendatang. Faktor kekeringan meteorologi merupakan faktor utama yang berpotensi menurunkan daya dukung sumberdaya air pulau. Pulau Bintan adalah pulau kecil dengan batuan penyusunnya granit dan batupasir Tuf, mempunyai daya-simpan dan berkelulusan air rendah. Aktifitas perekonomian dan tingkat pertumbuhan penduduknya yang tinggi, berpotensi menurunkan daya dukung sumberdaya air. Studi ini melakukan analisis curah hujan yang menghasilkan informasi ancaman kekeringan di pulau Bintan karena fenomena iklim El-Nino dan IOD+. Data dasar yang digunakan adalah data curah hujan observasi Kijang periode 1980 – 2017 serta data curah hujan satelit CHIRPS, dengan resolusi spasialnya 0,05 ° x 0,05 ° periode 1981 – 2017. Hubungan antara hujan dan fenomena iklim dianalisis dengan metode statistik fungsi waktu. Ancaman kekeringan dianalisis dengan Standardized Precipitation Indeks (SPI) periode defisit 3, 6 dan 12 bulan. Hasil analisis menunjukkan curah hujan di pulau Bintan sangat sensitif terhadap fenomena iklim, korelasi sangat kuat antara curah hujan dengan ENSO dengan nilai R= - 0,75 dan dengan IOD dengan nilai R=-0,75. Hal ini menyebabkan musim kemarau yang cukup panjang saat terjadi El-Nino di tahun 1982, 1997 dan 2015. Hasil analisis SPI menunjukkan fenomena El-Nino 1997 menyebabkan kekeringan dengan intensitas yang sangat tinggi (ekstrim kering), El-Nino 2015 menyebabkan kekeringan dengan intensitas tinggi, durasi panjang. El-Nino lemah tahun 2002, sedikit mempengaruhi curah hujan. Adanya ancaman kekeringan di Pulau Bintan apabila terjadi fenomena iklim El-Nino dan IOD (+). Ancaman semakin tinggi bila kedua moda fenomena terjadi bersamaan. Pengelolaan sumberdaya air di pulau Bintan perlu mempertimbangkan fenomenaiklim (ENSO dan IOD), agar dampak negatif yang akan ditimbulkan dapat ditekan.
Keywords: assimilative capacity, intervention technology, pollution controlling ABSTRAKMakalah ini bertujuan melakukan penilaian daya tampung sungai Jangkok dan Sungai Ancar terhadap polutan organik. Metode yang digunakan adalah persamaan Oxygen Sag Streeter Phelps dengan data pengukuran hidrolik sungai maupun data polutan kimia organik. Polutan organik yang diukur terdiri atas oksigen terlarut (DO), penggunaan oksigen secara biologis (BOD), dan penggunaan oksigen secara kimiawi (COD). Hasil analisis menunjukkan bahwa Sungai Jangkok masih memiliki kemampuan daya pulih secara alamiah pada segmen yang diukur dengan nilai DO defisit maksimum sebesar 1889 kg/hari. DO defisit tersebut terkait dengan tingginya nilai BOD pada titik pengamatan karena penambahan air buangan melalui saluran drainase. Sedangkan Sungai Ancar menunjukkan kondisi dimana daya pulihnya relatif lebih rendah meskipun DO defisit maksimumnya lebih kecil dari Sungai Jangkok, yaitu sebesar 1044 kg/hari. Ada inidkasi bahwa rendahnya DO defisit pada Sungai Ancar karena adanya faktor turbulensi yang dapat meningkatkan laju reaerasi. Turbulensi terjadi karena adanya bebatuan yang terletak di aliran sungai serta bendung. Oleh karena itu, guna meningkatkan daya tampung sungai terhadap polutan yang masuk, perlu melakukan dua usaha secara simultan yaitu pengendalian limbah yang masuk ke badan sungai serta intervensi teknologi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.