Media penyuluhan merupakan salah satu unsur yang terpenting dalam kegiatan penyuluhan. Penggunaan media massa contohnya, yang harus dipertimbangkan dalam penggunaannya adalah peranannya dalam program penyuluhan, penggunaannya secara efektif. Yang penting adalah efek yang diharapkan, dan cara menggunakannya untuk menjamin agar arti pesan menjadi sejelas mungkin. Pilihan terhadap media massa yang digunakan, dan perbedaan antara media massa dan komunikasi anatar pribadi. Penggunaan media menjadi sangat penting dalam rangka adopsi inovasi oleh pelaku utama perikanan. Dari proses adopsi inovasi dan media yang digunakan juga bisa memperlihatkan tingkat efektifitas masing-masing media. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat efektifitas penggunaan media penyuluhan pada kelompok pembudidayaikan Ranca Kembang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2014 yang berlokasi penelitian di Desa Luhur Jaya Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak Provinsi Banten dengan jumlah sample sebanyak 30 orang. Data kemudian dianalisis dengan uji Koefisien Korelasi Pearson. Faktor internal berhubungan dengan faktor eksternal pembudidaya ikan tingkat pendidikan, tingkat kekosmopolitan dan tingkat keinovatifan. Sedangkan faktor eksternal pembudidaya yang berhubungan dengan faktor internal adalah materi penyuluhan, kemasan penyuluhan dan penyajian penyuluhan. Faktor internal pembudidaya ikan (umur, pendidikan, tingkat kebutuhan, tingkat kekosmolitan dan tingkat keinovatifan) tidak menunjukkan hubungan dengan penggunaan media penyuluhan baik berupa media cetak maupun media tertayang. Faktor Eksternal yang mempunyai hubungan sangat erat dengan penggunaan media penyuluhan yaitu untuk materi berhubungan erat dengan penggunaan media brosur dan film. Faktor eksternal kemasan media berhubungan dengan penggunaan media peta singkap. Sedangkan faktor eksternal penyajian media penyuluhan berhubungan erat dengan penggunaan media penyuluhan berupa leaflet, peta singkap dan majalah.
Salah satu alternatif untuk mempertahankan keanekaragaman ikan endemik dan lokal asli Kalimantan Selatan adalah melalui konservasi jenis pada tingkat pembudidaya ikan, dengan cara domestikasi dan budidaya. Tujuan dari studi ini adalah untuk menjelaskan karakteristik, spesies ikan endemik dan lokal asli, dan usaha konservasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa karakteristik habitat ikan endemik dan lokal Kalimantan di perairan darat secara umum dibagi menjadi dua yaitu kolam air tenang dan air deras. Perairan umum di Kalimantan Selatan kaya akan jenis ikan, lebih dari 394 jenis ikan, kebanyakan dari ikan-ikan tersebut termasuk dalam Ostariophysi dan Labyrinthici Perairan Sungai Barito, Kalimantan Selatan ditemukan 101 jenis ikan, terdiri dari 23 famili. Upaya-upaya untuk melestarikan ikan endemik dan lokal dapat tercapai melalui pemacuan stok, distribusi ikan di perairan umum, peningkatan stok perikanan, dan pengembangan budidaya perikanan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik pelaku utama (nelayan) yang berhubungan nyata dengan persepsi lingkungan pesisir; faktor lingkungan pesisir yang berhubungan nyata dengan persepsi lingkungan pesisir; menganalisis faktor-faktor karakteristik pelaku utama (nelayan) dan faktor lingkungan pesisir yang berhubungan signifikan dengan persepsi lingkungan pesisir. Manfaat penelitian untuk mengetahui persepsi pelaku utama perikanan terhadap lingkungan perairan air payau dalam hubungannya dengan budidaya ramah lingkungan (Eco-Shrimp) dan memperoleh analisis tentang faktor-faktor yang terkait dengan internal dan eksternal pembudidaya ikan di perairan payau di Kabupaten Serang yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan budidaya air payau ramah lingkungan. Responden sebanyak 40 (empat puluh) orang pelaku utama perikanan di wilayah pesisir Kabupaten Serang tepatnya di Kelurahan Menggerong Kecamatan Kasemen. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil distribusi karakteristik pelaku utama disimpulkan bahwa tingkat kekosmopolitan pelaku utama (nelayan) berkorelasi langsung pada persepsi mereka terhadap lingkungan pesisir dengan besaran (rs) keselarasan/ kompatibilitas sebesar .537**, kompleksitas/kerumitan sebesar .572**, trial ability/dapat dicoba .430** dan observability/dapat diamati sebesar .530**. Hasil uji Korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa variabel faktor lingkungan pesisir yang sangat signifikan berhubungan dengan persepsi lingkungan pesisir adalah variabel kondisi alam, interaksi sosial, budaya dan kondisi ekonomi, sedangkan perilaku masyarakat tidak berhubungan secara signifikan.
The purposes of this research are to analyze smoked Katsuwonus pelamis feasibility which involves operating costs, the income, the amount of profits, and to calculate Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) of smoked Katsuwonus pelamis business. The research is held in 3 (three) villages in Tanete Riattang Timur Sub-district, Bone Regency. The implemented method is descriptive research using qualitative and quantitative approaches. Taken data is primary and secondary data using interview and observation methods. The test result of this feasibility indicates that smoked fish Katsuwonus pelamis business in Bone is decent to be implemented and developed. The required cost of small scale businesses is Rp 951,500,-then the income amount is
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.