ABSTRAKPendahuluan. Hasil revaskularisasi pada pasien diabetes melitus (DM) dengan penyakit jantung koroner 3 pembuluh darah (PJK 3PD) dengan bedah pintas koroner (BPK) lebih baik dibandingkan intervensi koroner perkutan (IKP) atau medikamentosa. BPK tidak selalu menjadi prosedur yang dikerjakan meskipun sudah direkomendasikan sesuai Skor Syntax. Selain itu, tidak semua pasien bersedia menjalani BPK atau IKP. Perlu diketahui apakah pilihan revaskularisasi tersebut mempengaruhi kesintasan 5 tahun.Metode. Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif dengan pendekatan analisis kesintasan untuk meneliti kesintasan 5 tahun pasien PJK 3PD DM yang menjalani tindakan BPK, IKP atau medikamentosa. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder 126 pasien PJK 3PD DM yang menjalani BPK, IKP, maupun medikamentosa di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta pada tahun 2006-2007 dan diikuti sampai dengan tahun 2011-2012 dengan dilihat adakah kejadian meninggal.Hasil. Kesintasan terbaik diketahui yaitu pada kelompok BPK (93,5%). Proporsi kematian terbesar terdapat pada kelompok medikamentosa (36,1%). Selain itu, hasil analisis menunjukkan bahwa kelompok IKP memiliki kesintasan yang lebih baik dibanding medikamentosa (69,5% vs 63,9%). Meskipun tidak bermakna secara statistik, namun pada kelompok IKP proporsi keluhan yang ditemukan setelah tindakan lebih sedikit dibanding kelompok medikamentosa (52% vs 38%). Skor Syntax yang berperan menilai kompleksitas stenosis diketahui turut menentukan kesintasan (p= 0,039).Simpulan. Kesintasan 5 tahun pasien PJK 3PD dengan DM yang paling baik didapatkan pada kelompok yang menjalani BPK. Kesintasan 5 tahun pasien PJK 3PD dengan DM yang menjalani IKP lebih baik dibandingkan medikamentosa, namun secara statistik tidak bermakna. Faktor yang berpengaruh pada kesintasan 5 tahun pasien PJK 3PD adalah kompleksitas stenosis yang dilihat dengan menggunakan skor Syntax. Kata kunci: DM, kesintasan 5 tahun, PJK 3PD
ABSTRAKTerapi radiasi merupakan suatu modalitas penting dalam tata laksana pasien keganasan. Beberapa kasus keganasan yang memerlukan terapi radiasi pada bagian dada yaitu kanker payudara, limfoma Hodgkin, ataupun kanker paru. Kardiotoksisitas akibat terapi radiasi dapat terjadi dalam waktu 3 sampai dengan 29 tahun setelah terapi radiasi dan umumnya terjadi pada dekade kedua atau dekade ketiga setelah terapi. Beberapa komplikasi kardiovaskuler akibat terapi radiasi dapat mengenai perikardial, miokardial, vaskuler, katup jantung, dan gangguan konduksi. Kardiotoksisitas yang bergejala dapat terjadi pada 10% pasien yang menjalani terapi radiasi di daerah dada dengan komplikasi kardiovaskuler. Penting bagi klinisi untuk memahami mengenai kardiotoksisitas pada terapi radiasi untuk kepentingan edukasi, pertimbangan terapi dan dosis, pemantauan terapi dan deteksi dini. Deteksi dini dan pemantauan paska radiasi memiliki peranan penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas karena penyakit jantung akibat paparan radiasi. Penatalaksanaan komprehensif sangat diperlukan. PENDAHULUANTerapi radiasi merupakan suatu modalitas penting dalam tata laksana pasien keganasan yang mana sekitar 50% dari pasien keganasan mendapatkan terapi ini. 1 Terdapat peningkatan angka harapan hidup pada pasien kanker yang mendapatkan terapi radiasi. Pada kasus kanker payudara yang diberikan terapi radiasi setelah menjalani operasi, didapatkan penurunan risiko rekurensi sebesar 50% dan risiko kematian akibat kanker berkurang sebesar 17%. Namun, radiasi juga dapat menyebabkan komplikasi kardiovaskuler pada pasien yang menjalani terapi. [1][2][3] Dalam suatu penelitian rektrospektif yang dilakukan di Stanford University pada pasien yang mendapatkan terapi radiasi untuk kasus limfoma hodgkin, didapatkan risiko relatif infark miokard sebesar 41,5 dibandingkan dengan populasi umum. 4 Penelitian tesebut juga melaporkan bahwa risiko henti jantung meningkat pada pasien yang mendapat terapi radiasi mediastinal dengan dosis >30 Gy dan meningkat seiring dengan peningkatan dosis. Pada studi metanalisis dari 40 randomized clinical trial yang membandingkan antara terapi radiasi dengan dan tanpa terapi radiasi pada pasien kanker payudara, didapatkan penurunan risiko kematian akibat kanker payudara. Namun, pada studi tersebut ditemukan bahwa risiko kematian akibat penyakit vaskuler meningkat. 5
Objectives: To know the result of a 6 minute walking distance (MWD) test in patients with acute myocardial infarction, characteristic of the subjects and the relationship between the 6 MWD test and factors such as age, body weight, body height and type of the infarct.Methods: The subjects of this study were stable acute myocardial infarction patients. Baseline data which included age, body weight, body height, blood pressure, heart rate, saturated oxygen, dyspnea scale measured with Borg scale and chest pain (numeric rating scale) were collected before doing the 6MWD test. After doing the test without warming up, the blood pressure, heart rate,oxygen saturation,dyspnea scale (Borg scale) and chest pain (numeric rating scale) were recorded.Results: From 49 subjects enrolled in this study, three dropped out (n=46). The mean of 6 MWD test was 208.50 (100-400) meter or 44.31% from predicted. There was a correlation between distance of 6 MWD and body height with r=0.302; p=0.04 (p<0.05) and also between female gender and type of infarct which was NSTEMI with B=-92.3; p=0.02 (p<0.05) and B= -77.004; p=0.01 (p<0.05).Conclusions:The mean distance of 6 MWD test was 208.5 m. There was significant correlation body height, female gender and NSTEMI type of infarction.Keywords : 6 minute walking distance test, distance of 6 minute walking, functional test, acute
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
334 Leonard St
Brooklyn, NY 11211
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.