<p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) gaya bahasa retoris dalam karya lima penyair anak; (2) gaya bahasa kiasan dalam lima karya penyair anak; dan (3) pemanfaatan hasil analisis sebagai bahan ajar sastra anak dalam pembelajaran sastra di tingkat sekolah menengah pertama. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan stilistika. Sumber datanya adalah lima antologi karya penyair anak, yaitu (1) <em>Resep Membuat Jagat Raya </em>karya Abinaya Ghina Jamela, (2) <em>Mata Air Surga </em>karya Aulia Murti, (3) <em>Guru Matahari</em> karya Abdurahman Faiz, (4) <em>Teman Kecil </em>karya Rarai Masae Soca Wening Ati, dan (5) <em>Hikayat Anak-anak Pendosa</em> karya Muhammad de Putra. Ada pun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui pemrosesan satuan, kategorisasi, dan penafsiran data. Hasil penelitian adalah sebagai berikut (1) ada 53 data gaya bahasa retoris dari 12 jenis yang didominasi oleh gaya bahasa aliterasi sebanyak 20%. (2) ada 80 data gaya bahasa kiasan dari 11 jenis yang didominasi oleh metafora hidup sebanyak 23%. (3) hasil dari analisis gaya bahasa dalam karya 5 penyair anak dapat dipertimbangkan menjadi pembelajaran sastra di tingkat SMP.</p>
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan perbandingan cerita rakyat Indonesia dan Jepang dengan menggunakan pendekatan struktural genetik. Cerita rakyat diperbandingkan terdiri dua cerita asal Indonesia dan Jepang yaitu Cerita Rakyat Danau Toba dan Cerita Rakyat Tsuru No Ongaeshi. Pendekatan struktural genetik menganalisis struktur cerita dan membandingkannya dengan menggunakan unsur instrinsik dan ekstrinsik pada masing-masing cerita . Hasilnya yaitu terdapat beberapa persamaan dan perbedaanya cerita dari Indonesia maupun Jepang contohnya alur dalam cerita menggunakan alur maju, latarnya sama-sama di rumah lalu, perbedaannya cerita rakyat danau toba mempunyai 2 tokoh pemuda bernama Toba dengan Ikan Mas, lalu cerita Tsuru No Ongaeshi mempunyai 3 tokoh yaitu kakek, nenek dan seekor burung soang yang menjalma sebagai putri yang dikutik. Lalu, beramanat tentang tidak boleh menyia-menyiakan kepercayaan orang lain serta mengingkari janji yang telah kita buat sedangkan cerita rakyat Tsuru No Ongaeshi tentang jangan meremehkan balas budi seseorang maka akan tahu akibatnya, seseorang yang telah berjanji akan berbalas budi namun dikecewakan tidak akan percaya lagi pada orang itu.
Jenis karya sastra sangat beragam, salah satunya novel. Novel ditulis dengan karakter penulisan dan penyampaian yang khas sehingga diperlukan pengungkapan bahasa sebagai instrumen dalam berkomunikasi Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur retorika pada novelet Wesel Pos karya Ratih Kumala dan relevansinya sebagai bahan ajar di Sekolah Menengah Kejuruan. Metode pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitiannya berupa novelet Wesel Pos Karya Ratih Kumala yang menggambarkan realitas sosial kota Jakarta. Pengisahannya menggunakan gaya bahasa atau unsur retorika yang menarik untuk diperbincangkan. Unsur retorika yang terkandung pada novelet Wesel Pos karya Ratih Kumala terbagi menjadi tiga bagian yaitu pemajasan, penyiasatan struktur dan citraan. Pemajasan terdiri dari majas retorika, majas metafora, majas metonimia, dan majas sarkasme. Penyiasatan struktur terdiri dari repetisi dan paralelisme. Sedangkan citraan terdiri dari citraan penglihatan, citraan pendengaran, citraan gerak, citraan rabaan dan penciuman. Ketiga unsur tersebut menjadi ciri khas pengarang menggambarkan cerita pada sebuah karya sastra. Hal ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar yang dapat diimplementasikan untuk Sekolah Menengah Kejuruan dengan KD. Menganalisis Isi dan Kebahasaan.
Tak sedikit yang paham mengenai maksud atas ujaran yang disampaikan seorang balita, atau seorang anak di bawah usia 5 tahun. Setiap bahasa yang diucapkan, kerap sekali sukar untuk dipahami. Hal tersebut dikarenakan adanya pengucapan fonem atau kosa kata yang belum terlalu fasih saat dilafalkan. Proses pemerolehan pada seorang anak perlu dikaji dan dianalisis lebih mendalam. Oleh karenanya, peneliti tertarik untuk mengkaji pemerolehan bahasa pertama pada anak usia 4 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau memaparkan pemerolehan bahasa Jawa sebagai bahasa pertama pada anak usia 4 tahun. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dimana dalam pembahasannya peneliti memaparkan hasil dari penelitiannya berdasarkan fakta yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Adapun metode yang digunakan adalah metode simak, rekam, dan catat. Hasil penelitian yang diperoleh, jika dilihat dari aspek fonologi Raihan yang berumur 4 tahun sudah mampu dalam berujar. Meskipun terdapat beberapa fonem yang sedikit sulit untuk dilafalkan. Sedangkan pemerolehan bahasa pada tataran sintaksis, Raihan selaku subjek dalam penelitian dapat dikatakan sudah cukup baik. Sangat minim adanya penyimpangan dalam tuturan. Meskipun masih terdapat beberapa kekeliruan, secara keseluruhan penguasaan kalimat yang dikuasai oleh Raihan, lebih dominan kepada jenis kalimat deklaratif. Namun, hal tersebut sudah dapat dikatakan bahwa ujaran Raihan sudah sesuai dengan teori bahwa seorang anak pada usia 3-5 tahun tuturannya sudah jauh lebih panjang dan tata bahasanya lebih teratur.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.