Pricing is one of the most important elements in buying and selling. Pricing in buying and selling is something significant, although the price is not always rational. One example of the absence of a level of rationality between price and goods can be seen in determining the price in buying and selling Philodendron majestic ornamental plants at Lawe Florist. This study aims to determine how the pricing mechanism in the sale and purchase of Philodendron majestic ornamental plants and how the Islamic Business Ethics review of the pricing mechanism in the sale and purchase of Philodendron majestic ornamental plants in Lawe Florist, Sondakan, Laweyan, Surakarta. This type of research is field research using a qualitative approach. The data sources are obtained from primary data sources and secondary data sources. Data collection techniques were carried out by interview and document methods, then analyzed using Miles and Hiberman model data analysis techniques. From the results of this study, it can be concluded that Lawe Florist determines the price of ornamental plants by checking market prices which is done by asking fellow Online Plant Sellers (OPS) and by looking at trends. In determining the price of Philodendron majestic ornamental plants, Lawe Florist has applied the five principles of Islamic business ethics, namely the principles of oneness, balance, free will, responsibility and virtue. Therefore, it can be said that, in terms of Islamic business ethics, the pricing mechanism in the sale and purchase of Philodendron majestic ornamental plants at Lawe Florist is in accordance with the principles of Islamic business ethics.Keywords: Pricing; Lawe Florist; Islamic business ethics. AbstrakPenentuan harga adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam jual jual beli. Penentuan harga dalam jual beli merupakan sesuatu yang signifikan, meskipun harga tersebut tidak selamanya rasional. Salah satu contoh dari tidak adanya tingkat rasionalitas antara harga dengan barang bisa dilihat pada penentuan harga dalam jual beli tanaman hias Philodendron majestic di Lawe Florist. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mekanisme penentuan harga dalam jual beli tanaman hias Philodendron majestic dan bagaimana tinjauan Etika Bisnis Islam terhadap mekanisme penentuan harga dalam jual beli tanaman hias Philodendron majestic di Lawe Florist, Sondakan, Laweyan, Surakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber datanya diperoleh dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan dokumen, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data model Miles dan Hiberman. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Lawe Florist menentukan harga tanaman hias dengan cara mengecek harga pasar yang dilakukan dengan cara bertanya dengan sesama Online Plant Seller (OPS) dan dengan melihat trend. Dalam menentukan harga tanaman hias Philodendron majestic, Lawe Florist telah menerapkan kelima prinsip etika bisnis Islam yaitu prinsip keesaan, keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab dan kebajikan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa, ditinjau dari segi etika bisnis Islam, mekanisme penentuan harga dalam jual beli tanaman hias Philodendron majestic di Lawe Florist telah sesuai dengan prinsip-prinsip etika bisnis Islam.Kata kunci: Penentuan Harga; Lawe Florist; Etika Bisnis Islam.
Abu Bakr Muhammad Zakariya al-Razi (864-930 M), seorang ilmuan besar khususnya dalam bidang kedokteran yang telah berkontribusi besar dalam dunia science dengan magnum opusnya Al-Hāwī fī al-Ṭibb. Dalam sosok al-Razi terhimpun kualifikasi paradigma teosentris sekaligus paradigma antroposentris tetapi menolak “konsep kenabian” yang menjadikannya berada dalam problem besar dan mendapat vonis al-mulḥid (ateis). Problem utama ini mendasari ketertarikan penulis untuk menelusuri lebih jauh tentang latar belakang munculnya pemikiran tersebut, pandangan al-Razi tentang hubungan religion and science khususnya dalam bidang kedokteran, dan relevansinya dengan perkembangan science di zaman sekarang khusunya dalam bidang kesehatan dan kedokteran. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka (library research) dengan menjadikan karya al-Razi sebagai sumber primer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pemikirannya yang sangat problematis tentang kenabian dan wahyu tersebut tidak menghilangkan nuansa keilahian dalam karyanya di bidang kedokteran. Sedangkan dalam skema Ian G. Barbour, pemikiran tersebut menunjukkan kecondongan terhadap pola hubungan dialog (berkomunikasi) dan integrasi, di mana sains dan agama dapat saling terbuka dan saling menghormati sekaligus saling memahami bahwa kawasan dan tujuan keduanya adalah sama.
Tulisan ini bertujuan untuk mengelaborasi dinamika eksistensi sunnah yang berakar pada problem utama yang dihadapi ummat Islam pada abad modern yakni “pergulatan otoritas religius”, kondisi yang merupakan implikasi dari proses kebangkitan Islam sebagai buah dari tuntutan modernitas. Konsekuensi dari situsasi ini menggiring kaum Muslim untuk “memikirkan kembali” (rethinking) bahkan menuntut diadakannya reformasi terhadap “fondasi fondasi esensial/sunnah” yang selalu menjadi otoritas referensial bagi mereka. Trending topic dalam pergulatan yang terus berlangsung ini adalah mengenai hakikat, status dan otoritas sunnah. Kondisi ini menempatkan “sunnah/hadis” menjadi isue sentral serta perdebatan kontroversial dalam krisis dunia Islam modern. Daniel W. Brown melalui penelitiannya dengan tema: Rethinking Tradition In Modern Islamic Thought, New York USA: Cambridge University Press, pada tahun 1996. Mengulas secara gamblang perdebatan seputar sunnah dikaitkan dengan serbuan modernitas. Brown melihat secara tajam pengaruh modernitas terhadap persepsi kaum muslim tentang sunnah Nabi, yang kemudian membentuk tipologi sikap mereka yang tetap berakar pada tradisi mereka sendiri. Melalui paper/makalah ini penulis mencoba untuk memaparkan lebih lanjut perdebatan tersebut. Pertanyaan mendasar yang hendak dijawab melalui tulisan ini adalah, apa pokok-pokok fikiran Daniel W Brown yang berkaitan dengan discourses mengenai sunnah pada abad modern khususnya di wilayah Pakistan danMesir, bagaimana relevansi kajian tersebut dari perspektif historisitas sunnah pada masa klasik ?Kata Kunci: Sunnah, Hadis, Otoritas, Modernitas
This paper aims to explore the significance of ‘language’ in shaping human civilization; even God chose ‘language’ as a medium of communication with His people. It is undeniable that ‘Arabic’ language is the language of theal-Qur’an. Departing from this, this paper will study the aesthetic structures of the Qur’anic language because the language contains divine, absolute dimension of culture and humanity. Using a philosophical approach, this paper will describe the significance of human language existance, while the structure of the aesthetic language of the al-Qur’an.Keywords: Bahasa, Struktur al-Qur’an, Estetika
Masyarakat multikultural dengan transformasi sosial yang begitu cepat, berdampak pada eksistensi hukum Islam, bahkan tidak jarang terjadi kesenjangan antara hukum Islam yang telah mapan dengan realitas sosial yang terus mengalami perubahan. Kondisi ini memunculkan kegelisahan akademik, yakni bagaimana kemampuan adaptabilitas hukum Islam di tengah masyarakat plural, kemudian sejauh mana hukum Islam mampu mengakomodasi berbagai problem yang muncul akibat perubahan sosial. Sebagai the queen of Islamic sciences, fikih dan ushul fikih memegang peranan penting dan strategis dalam melahirkan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. Wajah kaku dan keras ataupun lembut dan manis dari ajaran Islam sangat ditentukan dari bangunan ilmu ini. Dengan mengelaborasi sejarah dinamika pergumulan hukum Islam dengan budaya lokal, ditemukan bahwa; 1) adaptabilitas hukum Islam dalam pengertian perubahan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi baru, menunjukan tingkat adabtabilitas yang tinggi, hal ini terlihat dari sejarah pembentukan hukum Islam dengan adanya perangkat metode penggalian hukum, seperti al-qiyas, al-maslahah, maqasid al-Syari’ah, al-‘urf, di mana perangkat tersebut mengedepankan pertimbangan kondisi sosial dan budaya setempat. 2) perjalanan dialektika nilai-nilai syari’ah dan budaya lokal dalam historisitasnya terbentang sangat konkret dalam perjalanan pembentukan hukum Islam dari masa ke masa, hal ini menunjukkan fleksibelitas hukum Islam. 3) implikasi dari komunikasi antara nilai-nilai syari’ah dan budaya dalam konteks masyarakat Indonesia, memunculkan beragam wacana, dari mulai “Islam pribumi” ataupun “fikih Indonesia”. 4) fikih Indonesia berbasis multikultural dibangun dalam rangka merekonstruksi kembali “Religious and National Culture Indonesia” agar dapat menjadi integrating force yang mengikat seluruh keragaman etnis dan budaya tersebut.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.