This study examines the differences in stock prices listed on the Indonesia Stock Exchange as measured using average abnormal returns on events (event studies) before and after the enactment of Large-Scale Social Restrictions for Foreign Citizens, especially COVID-19 which has an impact not only threatening human health but also has an impact on the economic sector. This condition will certainly have an impact on all sectors including stock trading on the Indonesia Stock Exchange, especially the Tourism, Hospitality, and Restaurant sub-sector. By using a sample of 41 companies on the Indonesia Stock Exchange with a research period of 3 months (16 November 2020 to 15 February 2021) the type of purposive sampling research that meets the criteria and using paired sample t-test, the results show that there is no difference Average Abnormal Return before and after the occurrence of a PSBB event for Foreign Citizens. So it can be concluded that the PSBB for Foreign Citizens has no impact on the average abnormal return obtained by investors.
Siklus konversi kas adalah kombinasi dari beberapa rasio aktivitas yang melibatkan piutang usaha, persediaan, dan utang usaha, yang bertujuan untuk mengukur interval waktu sejak perusahaan mengeluarkan kas untuk membeli bahan mentah hingga perusahaan mendapatkan kas dari hasil penjualan barang jadi. Pada awal Maret di tahun 2020 Indonesia menginformasikan kasus pertama terinfeksinya virus corona yang biasa disebut COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa cepat siklus konversi kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama masa pendemi COVID-19. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 196 perusahaan, Sementara itu sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling diperoleh sebanyak 186 perusahaan dan untuk memperoleh hasil yang valid dan realibel dilakukan modifikasi data dan diperoleh sampel sebanyak 183 perusahaan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa banyak sekali perusahaan yang siklus konversi kas (CCC) bernilai positif atau memiliki rata-rata konversi kas (CCC) yang panjang atau membutuhkan periode yang lama dalam perputaran kas yang berarti bahwa perusahaan tidak efisien dalam mengelola modal kerjanya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan yang terdapat pada struktur modal perusahaan sebelum dan selama masa pandemi COVID-19. Secara spesifik penelitian ini berfokus pada pada modal sendiri dan aset perusahaan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Trade-Off dinamis dengan menggunakan dua macam pengukuran yaitu DER (Debt To Equity Ratio) dan DAR (Debt To Asset Ratio). Dengan menggunakan data dua tahun (mulai dari januari tahun 2019 sampai desember tahun 2020) dari 182 perusahaan, dengan menggunakan dua teknik analisis data, uji wilcoxon signed rank, hal ini dilakukan karena hasil pengujian normalitas data menunjukkan data tidak terdistribusi secara normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan pada struktur modal (DER maupun DAR) sebelum dan selama terjadinya pandemi COVID-19. Sehingga teori Trade-OFF dinamis tidak terbukti pada penelitian ini.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan tolok ukur untuk mengetahui hasil baik maupun buruk yang diperoleh oleh suatu perusahaan. Pandemi COVID-19 yang terjadi sejak awal 2020 di Indonesia membawa dampak terhadap kebijakan Pemerintah Indonesia untuk menerapkan pembatasan aktivitas masyarakat (seperti PSBB maupun PPKM), yang berujung pada penurunan kinerja keuangan perusahaan terutama pada kondisi profitabilitas. Peneliti menduga timbulnya perbedaan profitabilitas antar sektor selama masa pandemi COVID-19, karena selama penerapan kebijakan tersebut, perusahaan mengalami penurunan pendapatan, tingginya biaya produksi, serta rendahnya produktivitas yang berbeda-beda pula. Dengan menggunakan sampel sebanyak 186 perusahaan dari tiga sektor yang tergolong sebagai manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI), hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (baik secara statistik deskriptif maupun pengujian Kruskal-Wallis) antar tiga sektor manufaktur (sektor industri dasar dan kimia, aneka industri, dan industri barang konsumsi). Kata kunci: kemampulabaan, dan kinerja keuangan.
Research on capital structure so far has often been studied in the context of large companies and there are still few studies that explain it in the context of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs). Not only that, research on capital structure has so far been dominated by research with a regression-based model and focuses on business characteristics, not individuals. In addition, the development of capital structure in Indonesia is also dominated by research from Java. This has become the author's interest in researching the capital structure of MSMEs in areas outside Java, more precisely in East Sumba Regency, East Nusa Tenggara Province (NTT). By using quantitative descriptive data analysis techniques on 208 samples of actors as long as MSME owners in East Sumba Regency, the results show that the capital structure decision profile of MSME actors in East Sumba follows the pecking order theory pattern, where MSMEs prioritize internal funding over external funding. However, this theory is not the only one in explaining the profile of capital structure decisions, because the trade-off theory is also illustrated even though the percentage is small.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.