Profitabilitas Sektor Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Selama Masa Pandemi Covid-19

Abstract

Kinerja keuangan perusahaan merupakan tolok ukur untuk mengetahui hasil baik maupun buruk yang diperoleh oleh suatu perusahaan. Pandemi COVID-19 yang terjadi sejak awal 2020 di Indonesia membawa dampak terhadap kebijakan Pemerintah Indonesia untuk menerapkan pembatasan aktivitas masyarakat (seperti PSBB maupun PPKM), yang berujung pada penurunan kinerja keuangan perusahaan terutama pada kondisi profitabilitas. Peneliti menduga timbulnya perbedaan profitabilitas antar sektor selama masa pandemi COVID-19, karena selama penerapan kebijakan tersebut, perusahaan mengalami penurunan pendapatan, tingginya biaya produksi, serta rendahnya produktivitas yang berbeda-beda pula. Dengan menggunakan sampel sebanyak 186 perusahaan dari tiga sektor yang tergolong sebagai manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI), hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (baik secara statistik deskriptif maupun pengujian Kruskal-Wallis) antar tiga sektor manufaktur (sektor industri dasar dan kimia, aneka industri, dan industri barang konsumsi).
 Kata kunci: kemampulabaan, dan kinerja keuangan.

Analisis Siklus Konversi Kas Selama Pandemi Covid-19 (Studi Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia)

“…Aktivitas yang dilakukan dalam mengelola asset lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan disebut sebagai manajemen modal kerja. Untuk mengatur aset lancar dan kewajiban lancar sehingga memperoleh modal kerja bersih yang cukup baik dengan menjaga profitabilitas perusahaan merupakan maksud dari manajemen modal kerja (Utami & Dewi, 2016;Kelen et al, 2022). Terdapat beberapa perusahaan menggunakan rasio lancar dan rasio cepat, yang keduanya merupakan pengukur likuiditas perusahaan, sebagai ukuran normal dalam menganalisis manajemen modal kerja.…”