The development of a beauty standard stigma that says being beautiful is having white skin is a problem for some women in Indonesia, this is due to the construction of mass media and the entry of foreign cultures. That way those with dark or brown skin will feel insecure. Seeing this stigma, Pond's as one of the pioneers of skin care created an advertisement for their new product variant, Pond's White Beauty Skin Perfecting Cream, which shows models with various skin colors typical of Indonesian women. Based on this background, the formulation of the problem of this study is how to fight against the stigma of the beauty standard for women's skin color that is depicted in the TV ad for Pond's White Beauty Skin Perfecting Cream. Then the purpose of this study is to explain and describe the resistance to the stigma of the beauty standard for women's skin color that is depicted in the TV ad for Pond's White Beauty Skin Perfecting Cream. The theoretical review used in this research is advertising, television advertising, the concept of beauty standards, and stigma and resistance. To answer the problem formulation, this study uses qualitative research methods with Charles Sanders Pierce's semiotic analysis, which sees a phenomenon with three main components, namely Signs, Objects, and Interpretations. The results showed that in several scenes the advertisement gave a message that the standard of women's beauty was not measured by skin color, but beauty was based on the inner beauty or potential and talents possessed as well as a sense of gratitude and confidence. The conclusion is that this ad does not follow the construction of advertisements in general, but shows beauty with various skin tones that are characteristic of Indonesia, and wants to show women that basically all women with any skin color are beautiful.Berkembangnya suatu stigma standar kecantikan yang mengatakan cantik adalah memiliki kulit putih menjadi suatu problem bagi sebagian perempuan di Indonesia, hal ini disebabkan oleh kontruksi media massa dan masuknya budaya asing. Dengan begitu mereka yang memiliki kulit gelap atau sawo matang akan merasa tidak percaya diri. Melihat stigma tersebut Pond’s sebagai salah satu pelopor skin care membuat iklan untuk varian produk baru mereka Pond’s White Beauty Skin Perfecting Cream yang memperlihatkan model dengan beragam warna kulit khas perempuan Indonesia. Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana perlawanan terhadap stigma standar kecantikan warna kulit perempuan yang digambarkan pada iklan TV Pond’s White Beauty Skin Perfecting Cream. Kemudian tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan mendeskripsikan perlawanan terhadap stigma standar kecantikan warna kulit perempuan yang digambarkan pada iklan TV Pond’s White Beauty Skin Perfecting Cream. Tinjauan teoritis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu periklanan, iklan televisi, konsep standar kecantikan, dan stigma serta perlawanannya. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisis semiotika Charles Sanders Pierce yang melihat suatu fenomena dengan tiga komponen utama yaitu Tanda, Objek, dan Interpretan. Hasil penelitian menunjukan di beberapa scene iklan tersebut memberikan makna pesan di dalamnya bahwa standar kecantikan perempuan bukan diukur dari warna kulit, melainkan kecantikan di dasari dengan mengedepankan inner beauty atau potensi dan bakat yang dimiliki serta rasa bersyukur dan percaya diri. Kesimpulannya adalah iklan ini tidak mengikuti konstruksi iklan pada umumnya, tetapi menunjukan kecantikan dengan beragam warna kulit ciri khas Indonesia, dan ingin menunjukan pada para perempuan bahwa pada dasarnya semua perempuan dengan warna kulit apapun itu cantik.
Budaya populer K-Pop telah mewabah sampai keseluruh dunia terutama di Indonesia. K-Pop merupakan industri musik yang terdiri dari girlband dan boyband, salah satunya yaitu boyband iKON. Semakin berkembangnya zaman, penggemar dapat dengan mudah mengakses informasi apapun mengenai iKON menggunakan media baru atau new media, salah satunya yaitu media sosial Instagram. Dengan menggunakan Instagram, penggemar dan fandom iKON dapat melampiaskan rasa cinta dan kagumnya terhadap iKON dengan melihat video, berita dan foto-foto tampan dari anggota iKON. Hal tersebut memicu penggemar semakin cinta dan kagum terhadap iKON yang telah menimbulkan fanatisme terhadap idolanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku fanatisme penggemar dalam media sosial mengenai kecintaannya terhadap boyband iKON. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus. Data yang dianalisis diperoleh dari hasil wawancara dengan admin akun fanbase iKON di Instagram yaitu @ikonictreazure dan @Wowfaktaikon. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa penggemar merasakan cinta dan kagum yang tinggi dengan menunjukan perilaku-perilaku fanatik terlihat dari respon penggemar saat berkomentar dalam Instagram.
During the COVID-19 pandemic, people are required to stay at home. This makes people need entertainment. The TikTok application is one of the applications that is currently viral during the COVID-19 pandemic. Users can express their creativity in the TikTok application. Marketing of a product can also be done on the TikTok application. Users of the TikTok application are dominated by generation Z. Generation Z is the generation that born in 1996-2009. The TikTok application can be easily accessed by everyone. The purpose of this quantitative research is to determine whether or not the delivery of information on the TikTok application has an effect on the consumptive behavior of Generation Z and also how much influence it has. The theoretical basis used in this research is information integration theory, integrated marketing communication (marketing mix, digital marketing), social media marketing, and consumptive behavior. The research method used in this research is a survey and data collected through a questionnaire. The results of this study indicate that there is an effect of delivering information on the consumptive behaviour of Generation Z by 37.4%. The dimension that most influences is the dimension of clarity of information on the variables of information delivery. In the consumptive behavior variable, the most affected dimensions are the dimensions of cost efficiency and following the fashion.Pada masa pandemi COVID-19, masyarakat diharuskan untuk di rumah saja. Hal tersebut membuat masyarakat butuh akan hiburan. Aplikasi TikTok adalah salah satu aplikasi yang sedang viral pada masa pandemi COVID-19 ini. Pengguna dapat menuangkan kreativitasnya pada aplikasi TikTok. Pemasaran suatu produk pun dapat dilakukan pada aplikasi TikTok. Pengguna pada aplikasi TikTok didominasi oleh generasi Z. Generasi Z adalah generasi yang lahir pada tahun 1996-2009. Aplikasi TikTok dapat dengan mudah diakses oleh semua orang. Tujuan dari penelitian kuantitatif ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penyampaian informasi pada aplikasi TikTok terhadap perilaku konsumtif generasi Z dan juga seberapa besar pengaruh tersebut. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori integrasi informasi (information integration theory), komunikasi pemasaran terpadu (marketing mix, digital marketing), social media marketing, dan perilaku konsumtif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dan data-data yang dikumpulkan melalui kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh penyampaian informasi terhadap perilaku konsumtif generasi Z sebesar 37.4%. Dimensi yang paling mempengaruhi adalah dimensi kejelasan informasi pada variabel penyampaian informasi. Pada variabel perilaku konsumtif, dimensi yang paling dipengaruhi adalah dimensi inefisiensi biaya dan mengikuti mode.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.