Lean management has generated new approaches to reduce non-value-adding activities in different sectors of the economy, including in higher education systems. Lean principles in higher education institutions (HEIs) contribute positively to sustainability performance. The current study aims to: (a) assess waste in HEIs based on lean principles and even their potential effect on sustainability; (b) establish the relationship among wastes; (c) develop a structural model using Interpretative Structural Modeling (ISM); (d) carry out the Matrice d’impacts Croisés Multiplication Appliqué Àun Classement (MICMAC) analysis. In Phase 1 of this study, the identification of waste modes in HEIs was established. In Phase 2, risk assessment of each waste mode was conducted using the waste-Failure Mode and Effect Analysis (w-FMEA) technique. In Phase 3, ISM-MICMAC was used to identify relationships among critical waste modes. The results showed that eighteen waste modes were identified as critical in HEIs—with six waste modes being autonomous determinants; four were dependent determinants, four were linkage determinants, and four were driver determinants. This study is expected to help academicians and practitioners understand HEI’s waste types by listing the critical wastes, mapping their interrelationship, identifying the driving power and dependence, and proposing mitigation actions. It will also contribute to the growing body of literature highlighting the waste in HEIs.
Lean is a philosophy that is seen as a solution to resolve the problem of efficiency in various industries. It can be used to eliminate all forms of waste in the workplace. The implementation of lean is not only applied in manufacturing but is very important to be applied in other fields, such as in Higher Education Institution. Studies on the topic of lean in the workplace have been carried out, but most of the study has been conducted within a manufacturing context. This study aims to determine the type of waste that is most important to be eliminated first by using the Waste Assessment Model and find the root of the waste problem. This study developed the relationship between waste and find out the effect of waste on each other in Higher Education Institution that focused on teaching and learning process. The steps of this study consist of three-step, such as waste identification, waste assessment, and root cause analysis. From data collection show that there are 46 forms of waste in the teaching and learning process. The results of the Waste Relationship Matrix showed three types of waste must be removed first, namely overproduction, defects, and non-utilized talents. 5-Why’s is used to find out the root causes of waste which is the most important to be eliminated first in the teaching and learning process.
Evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan perlu dilakukan industri manufaktur untuk memaksimalkan hasil produksi. Salah satu yang menjadi bahan evaluasi adalah kemungkinan terjadinya permasalahan akibat pemborosan (waste) sepanjang value stream. Hal ini dapat dieliminasi melalui pendekatan lean manufacturing (LM) untuk mengetahui waste, menentukan potential cause dari waste, hingga dapat merekomendasikan perbaikan pada proses produksi. PT XY yang merupakan perusahaan yang mengolah kawat dan turunannya berupa paku, mur, baut, dan bendrat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potential cause yang kritis dari waste pada proses produksi paku menggunakan FMEA dan fuzzy FMEA dan menentukan usulan perbaikan. Dua potential cause yang kritis dan mendesak untuk ditindaklanjuti adalah skill penanganan mesin dari operator yang rendah karena kurangnya pelatihan berkala dan penegasan Standard Operating Procedure (SOP), dan mesin digunakan merupakan mesin yang lama. Usulan perbaikan untuk menanggani potential cause adalah dengan mengadakan pelatihan dan penegasan pelaksanaan SOP dan perbaikan sistem pemeliharaan mesin.
Desemination about the business of making biocharcoal briquettes from biomass waste for the people of Sambirejo Village, Pare District, Kediri Regency, East Java is one of the efforts to handle waste, efforts to find alternative energy sources and business opportunities for charcoal briquette production. The availability of biomass waste in Sambirejo Village is very abundant, but cannot be utilized. People in general have realized that the presence of waste if not handled properly will cause inconvenience to life, such as: accumulation of garbage that takes up space and unhealthy residential environment and if burned it also causes smoke that pollutes the environment. Therefore, the handling of waste and its utilization to produce charcoal briquettes need to be educated and trained for the people of Sambirejo, especially environmentalists and enthusiasts of the use of appropriate technology. For this reason, the Charcoal Briquette Team, Faculty of Engineering, Widya Mandala Surabaya Catholic University in collaboration with the Gubug Lazaris Community managed by the Priests of the Congregation of Missions intends to organize counseling on making charcoal briquettes for the people of Sambirejo Village in a scheduled and sustainable manner. From these activities, it is hoped that technology transfer will take place so that the community has the skills to produce charcoal briquettes according to the Indonesian National Standard (SNI) in terms of specifications for carbon content, volatile matter, water, ash, density and calorific value, which in the end the community has the ability to implement it in charcoal briquette manufacturing business.
Prinsip lean manufacturing (LM) menekankan pada penggunaan sumber daya secara efektif sehingga mengurangi atau menghilangkan waste. Penelitian ini dilakukan di PT XY yang merupakan produsen olahan kawat beserta turunannya pada bagian proses produksi paku. Tujuan penelitian adalah mengetahui waste kritis dan penyebabnya pada proses produksi paku. Tahapan penelitian adalah menyusun current value stream mapping, melakukan identifikasi waste menggunakan waste assessment model (WAM) dan menentukan akar permasalahan waste dengan 5-why’s. Waste kritis yang teridentifikasi yaitu 4 sub waste defect, 4 sub waste waiting, dan 2 sub waste unnecessary motion. Akar permasalahan timbulnya waste yaitu raw material, tenaga kerja, mesin produksi, dan lingkungan perusahaan. Terdapat 6 akar permasalahan yang berisiko menyebabkan defect yaitu berasal dari skill tenaga kerja, raw material, kurangnya regenerasi tenaga kerja, kurangnya sumber daya manusia (SDM), overcapacity pada mesin, dan kurangnya penegasan dalam melaksanakan Standar Operational Procedure (SOP). Akar permasalahan timbulnya waiting adalah kurangnya preventive maintenance dan umur mesin yang sudah tua. Unnecessary motion diakibatkan oleh kondisi area produksi dan penataan pada area penyimpanan work in process (WIP) yang kurang baik.Kata kunci: lean manufacturing, waste, value stream mapping, waste assessment model
<p class="19"><span>P</span><span>enerapan berbagai teknologi dalam upaya peningkatan mutu intensifikasi pertanian </span><span>secara umum fokus pada</span><span> penggunaan benih unggul </span><span>yang </span><span>bermutu. Namun, penggunaan benih unggul bermutu menuntut penggunaan pupuk kimia sehingga menjadikan petani tergantung pada pupuk kimia. Hal ini bertentangan dengan konsep pertanian organik yang menekankan penerapan praktik-praktik manajemen yang lebih mengutamakan penggunaan input dari limbah kegiatan budidaya di lahan, serta mempertimbangkan daya adaptasi terhadap kondisi setempat. Sejalan dengan program pemerintah GO ORGANIK 2010 untuk memberdayakan petani organik, Gubug Lazaris termotivasi untuk memberdayakan masyarakat sekitar melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan di bidang pertanian organik. Survei awal dilakukan untuk identifikasi kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. </span><span>Hasil survei ini digunakan untuk mempersiapkan dan menyusun materi sosialisasi dan pelatihan. Pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan dihadiri oleh 50 peserta yang sebagian besar merupakan warga desa Sambirejo. Pada akhir kegiatan dilakukan penyebaran senerai untuk mengetahui respon dari peserta. Hasil senerai menunjukkan bahwa 57</span><span>,</span><span>5% peserta sangat tertarik mengonsumsi pangan organik dan 42</span><span>,</span><span>5</span><span>%</span><span> peserta tertarik menanam tanaman organik. Dari diskusi selama kegiatan diperoleh informasi bahwa tantangan pertanian organik ini terutama penyadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat dan kelestarian lingkungan. Tantangan yang lain adalah harga pangan organik yang relatif lebih mahal.</span></p>
This study aimed to validate a TPACK scale which was Higher Order Thinking Skills (HOTS)-oriented, engaging 145 in-service teachers in assessing their self-perceived technological competence in teaching. The AMOS application was used for the Structural Equation Modeling (SEM) analysis and the Confirmatory Factor Analysis (CFA) computation. The results demonstrated that the survey questions were valid and reliable (five validity indicators categorized as ‘fit’ and CFA Construct Reliability = 0.85).
Pangan organik merupakan hasil produksi dari pertanian organik. Pertanian organik merupakan teknik budidaya pertanian yang berorientasi pada pemanfaatan bahan-bahan alami (lokal) tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintesis seperti pupuk, pestisida (kecuali bahan yang diperkenankan). Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumen dan tidak merusak lingkungan. Tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan pertanian organik adalah produktivitas yang rendah, pendistribusian hasil produksi, jumlah dan keahlian tenaga kerja manusia, keberadaan organisme pengganggu tanaman, dan kurangnya pemahaman masyarakat mengenai pangan organik. Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan kesadaran pentingnya pertanian organik. Selain itu materi yang diberikan adalah mengenai sistem rantai pasok industri pertanian. Pengabdian masyarakat telah dilaksanakan dengan baik dan lancar. Peserta pengabdian adalah Orang Muda Katolik (OMK) Paroki St. Vincentius A Paulo Kediri, St. Yosef Kediri dan St. Markus Pare Keuskupan Surabaya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.