Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah akan berdampak pada semakin meningkatnya kebutuhan akan air, baik untuk memenuhi keperluan sehari-hari maupun untuk keperluan aktivitas di bidang pertanian, perikanan dan industri. Untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhan akan air, biasanya akan memanfaatkan air permukaan dan air di bawah permukaan tanah. Di setiap daerah temasuk di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Kandis memiliki potensi air permukaan yang mengalir di Sungai Way Kandis yang berasal dari daerah tangkapan hujan di sekitarnya yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan air untuk keperluan masyarakat di sekitarnya. Penelitian ini akan menghitung besarnya kebutuhan air untuk keperluan penduduk, pertanian dan industri serta menghitung jumlah ketersediaan air di DAS Way Kandis sehingga dapat diketahui kondisi neraca/keseimbangan air pada DAS Way Kandis. Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan diketahui bahwa kebutuhan air rata-rata untuk penduduk, pertanian dan industri sebesar 4.06 m3 /s sedangkan dengan menggunakan metode NRECA diketahui ketersediaan air rata-rata sebesar 14.08 m3 /s. Berdasarkan besaran kebutuhan air dan ketersediaan air di DAS Way Kandis, maka diketahui bahwa kondisi DAS Way kandis surplus ketersediaan air rata-rata sebesar 10.02 m3 /s yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan irigasi dan industry serta sebagai cadangan air untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang akan semakin berkembang di masa yang akan datang.
ABSTRAKSemakin berkembangnya suatu wilayah selalu ditandai dengan pertambahan jumlah penduduk, pertumbuhan kegiatan ekonomi dan industri serta meningkatnya kapasitas pemenuhan kebutuhan air terlebih untuk daerah dengan pemanfaatan lahan sebagai daerah Irigasi yang juga merupakan salah satu kawasan lumbung pangan sebagai penyangga daerah di sekitarnya. DAS Sekampung merupakan salah satu DAS utama di Provinsi Lampung yang masuk ke dalam Wilayah Sungai Seputih-Sekampung yang dikategorikan sebagai Wilayah Sungai strategis nasional yang memiliki potensi ketersediaan air yang besar sekaligus dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan air Irigasi pada Daerah Irigasi Sekampung Sistem seluas 55.373 Ha. Dengan ketersediaan air yang ada maka perlu diperhitungkan dan direncanakan pengalokasian air agar dapat memenuhi kebutuhan air untuk daerah di sekitarnya. Untuk mengetahui besaran kebutuhan air, maka diperlukan analisis data dan proyeksi perhitungan kebutuhan air yang terdiri dari kebutuhan air penduduk, ternak, industri, pemeliharaan sungai dan kebutuhan air Irigasi. Sedangkan potensi ketersediaan air dapat diperkirakan dengan pendekatan empiris menggunakan pengalihragaman hujan menjadi aliran sebagai control dari analisis data pengamatan tinggi mukaair pada bangunan pengambilan yang ada di sepanjang Sungai Way Sekampung. Berdasarkan analisis data dan perhitungan alokasi air diketahui bahwa untuk DAS Sekampung tingkat ketersediaan air rata-rata sebesar 26.73 m3/detik sedangkan kebutuhan air rata-rata sebesar 19.26 m3/detik, sehingga kondisi neraca air dapat dikategorikan surplus untuk dapat dilaksanakan pengalokasian air untuk memenuhi kebutuhan air yang ada.Kata kunci: Neraca Air, Alokasi, DAS Sekampung
Mechanical engineers have adapted 3D coordinate technology in the design and implementation of cranes to accelerate the production of construction industries, especially tall structures such as buildings and bridges. Structural engineering projects such as buildings, infrastructure, and bridges are central to the development of human civilization. However, it is also a source of some types of accidents and even disasters, which will be referred to in this paper as structural engineering disasters. This paper discusses the concept, types, and characteristics of structural engineering disasters, especially those that talk about the use of high-level 3D coordinate equipment (tower or mobile cranes) and ways to mitigate them. The accidents in practice occur due to dynamic balance defects during equipment operation, which is usually due to incorrect selection or behavior on the construction site, installation, maintenance, operation, or ambient environmental conditions. Structural engineering disasters occur frequently and globally because they are closely related to human behavior and performance. This paper confirms that solutions can be found entrepreneurial to manage the situation to reach the appropriate operation to mitigate the accidents, through implementing the proposed administrative and engineering recommendations related to an accurate scientific method to meet these challenges. The engineering recommendations are based on ensuring the proper implementation of maintenance, operation, and calibration under the engineering standards. While the administrative recommendations focus on ensuring the follow-up of the safety procedures for implementing maintenance programs and the appropriate behavior of operator and scientifically signal person to meet these challenges.
Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Sifat air sangat berbeda dibandingkan dengan sumber daya lainnya, sebab air merupakan sumber daya yang mengalir (flowing resources), tidak mengenal batas administrasi, dan kebutuhannya sangat bergantung pada waktu, ruang, jumlah dan mutu. Seiring semakin bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya kehidupan sosio-ekonomi masyarakat, maka akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan air. Hal ini akan menyebabkan air semakin menjadi barang yang langka pada saat tertentu untuk beberapa lokasi yang rawan kekurangan air. DAS Seputih merupakan salah satu DAS utama di Provinsi Lampung yang masuk ke dalam Wilayah Sungai Seputih-Sekampung yang dikategorikan sebagai Wilayah Sungai strategis nasional yang memiliki potensi ketersediaan air yang besar sekaligus dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan air Irigasi pada Daerah Irigasi seluas 15.854 Ha di Ajibaru dan 1.895 Ha di Pengubuan. Dengan ketersediaan air yang ada maka perlu diperhitungkan dan direncanakan pengalokasian air agar dapat memenuhi kebutuhan air untuk daerah di sekitarnya. Untuk mengetahui besaran kebutuhan air, maka diperlukan analisis data dan proyeksi perhitungan kebutuhan air yang terdiri dari kebutuhan air penduduk, ternak, industri, pemeliharaan sungai dan kebutuhan air Irigasi. Sedangkan potensi ketersediaan air dapat diperkirakan dengan pendekatan empiris menggunakan pengalihragaman hujan menjadi aliran sebagai control dari analisis data pengamatan tinggi muka air pada bangunan pengambilan yang ada. Berdasarkan analisis data dan perhitungan alokasi air diketahui bahwa untuk DAS Seputih (Ajibaru) tingkat ketersediaan air rata-rata sebesar 16.91 m3/s, Kebutuhan air rata-rata sebesar 8.25 m3/s, sehingga kondisi Neraca Air pada surplus sebesar 8.66 m3/s, sedangkan pada DAS Seputih (Pengubuan) ketersediaan air rata-rata sebesar 7.88 m3/s, Kebutuhan air rata-rata sebesar 1.72 m3/s, sehingga kondisi Neraca Air surplus sebesar 6.16 m3/s sehingga kondisi neraca air dapat dikategorikan surplus untuk dapat dilaksanakan pengalokasian air untuk memenuhi kebutuhan air yang ada
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.