Internet of Things (IoT) ecosystem expands rapidly and it is predicted that it would connect 5-20 billion devices by 2020.The amount of data collected from these devices would be exaggerating. Current IoT ecosystem generally use centralized model. This model has some weakness, such as high maintenance cost. Distributed system may offer a solution. Blockchain, a distributed ledger technology, enable us to have a peer-to-peer network where non-trusting members can interact with each other without a trusted intermediary. This paper aims to explore the potential integration of Blockchain in IoT ecosystem. The result expected to show Blockhain model and use-cases that could be integrated into IoT.
PendahuluanKetertarikan terhadap riset atas Blockchain meningkat signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Blockchain merupakan teknologi ledger terdistribusi yang pada mulanya dikembangkan untuk menunjang mata uang (cryptocurrency) Bitcoin. Teknologi ini memungkinkan terjadinya transaksi secara langsung (peer-to-peer) tanpa perlu melibatkan pihak ketiga yang terpercaya. Meskipun pada mulanya digunakan dalam bidang finansial, teknologi ini membawa potensi yang besar untuk dapat digunakan dalam banyak bidang.[1]-[3] Pada sisi lain, pemanfaatan Internet of Things (IoT) juga telah berkembang signifikan, sehingga kurang dari satu dekade yang lalu, jumlah perangkat (things) yang terhubung ke internet telah melebihi jumlah manusia yang hidup di muka bumi.Fokus dari studi ini adalah untuk mengkaji potensi pemanfaatan Blockchain dalam ranah IoT.
Tinjauan PustakaInternet of Things (IoT) telah memungkinkan berbagai perangkat untuk terhubung ke dalam jaringan Internet yang ada serta dikendalikan secara remote sebagaimana aset informasi virtual lainnya. Berbagai potensi dapat dikembangkan dengan teknologi ini, tetapi pada saat yang sama juga mendatangkan ancaman (threats) yang baru terhadap keamanan perangkat yang terhubung ke dalam internet.
Puskesmas adalah tulang punggung dalam menghadapi dan melawan wabah Covid-19, sebagai layanan primer yang paling dekat dengan masyarakat. Puskesmas memiliki peran yang sangat besar dan sangat diperlukan. Sebagai garda terdepan untuk penanganan corona di tingkat desa atau kelurahan, tenaga kesehatan (nakes) diharapkan tetap menggunakan Alat Pelindung Diri (APD saat memeriksa kesehatan masyarakat. Dengan ketersediaan APD, nakes akan tetap terlindungi dari risiko terkena covid-19. Minimnya jumlah APD sehingga banyak petugas khususnya tenaga medis di daerah terpaksa masih menggunakan pelindung seadanya. Dari rasa peduli dan keprihatinan atas keterbatasan APD yang ada di Puskesmas Bungus Kota Padang, Jurusan Sistem Komputer Universitas Andalas Komputer berinovasi membuat APD dan Alat bantu pencegahan penularan virus corona. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah dengan cara membuat dan mengembangkan APD dan alat bantu pencegahan virus corona agar terlindungi dari risiko terpapar Covid-19. Alat Bantu Pencegahan dan APD dibuat bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan saja, tapi tetap mengutamakan protokol keselamatan keamanan serta kenyamanan bagi pemakainya. Beberapa keunggulan alat yang diserahkan yaitu tiang sterilisasi yang portable, alat bantu hand sanitizer tidak tersentuh tangan. Face Shield seperti topi dengan bahan mika bisa di pakai ulang dengan mencuci atau dilap menggunakan disinfektan. Masker hijab yang terbuat dari bahan kain spunbond yang nyaman dan waterproof sehingga aman dari cipratan droplet.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.