Home pedometer assisted PA may be a useful and cheaper alternative to outpatient supervised exercise training programs in patients with COPD.

Jumlah lansia yang mencapai 6146 lansia (23.44% dari total penduduk) di kecamatan Denpasar Selatan. Rumitnya permasalahan kesehatan yang dialami oleh lansia serta karakter khusus yang dimiliki oleh lansia, maka diperlukan cara dan pendekatan yang berbeda dengan melakukan pemeriksaan kesehatan dari komprehensif (aspek bio-psiko-sosial) yang bertujuan untuk memberikan pemahaman bagi lansia terhadap kesehatan sendiri serta meningkatkan kemampuan dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam mengatasi kesehatan lansia. Kegiatan yang dilakukan meliputi pelayanan kesehatan lansia dengan pemeriksaan kesehatan secara komprehensif meliputi pengkajian paripurna pasien geriatri (P3G), pemeriksaan fisik, Mata, THT, kesehatan jiwa dan saraf). Pengabdian masyarakat dilakukan pada lansia di Desa Sesetan, Denpasar Selatan. Lansia yang ikut serta dalam pengabdian ini berjumlah 130 orang. Lansia dengan kelompok usia 60 - 69 tahun berjumlah 72 orang (55,4%) paling banyak hadir pada pelayanan kesehatan. Laki-laki sebanyak 44 orang (33,8%) dan 86 orang (66,2%) berjenis kelamin perempuan. Hasil dari pemeriksaan didapatkan 75 orang (57,7%) sedang menderita penyakit infeksi, 8 orang (6,2%) mengalami malnutrisi, 49 orang (37,7%) mengalami obesitas, dan 25 orang (19,2%) mengalami sarkopenia (kehilangan massa otot). Berdasarkan dari hasil pemeriksaan kesehatan lansia, kegiatan pelayanan kesehatan lansia ini diharapkan memberikan manfaat kepada lansia dan keluarganya.   Kata kunci : Lansia, pemeriksaan kesehatan, komprehensif, peran keluarga, kualitas hidup

Background: Blood eosinophils may predict response to inhaled corticosteroids (ICS) in chronic obstructive pulmonary disease (COPD), where ICS is recommended in patients at high risk of exacerbations by the Global Initiative for COPD (GOLD) strategy. It can help clinicians to estimate the likelihood of beneficial preventive responses to the addition ICS to regular bronchodilator treatment, and thus can be used as a biomarker in conjunction with clinical assessment when making decisions regarding ICS use. This study aims to compare therapeutic data with blood eosinophil count in COPD patients. Methods: Data were collected from consecutive COPD outpatients in Bukit Asam Medika Hospital starting from March 1st, 2019 until June 30th, 2019 and dr. H. Mohamad Rabain Hospital starting from Oct 1st, 2019 until Dec 27th, 2019. We collected demographics, anthropometrics, smoking history, therapy, dynamic lung volumes, the Medical Research Council scale (MRC), CAT score, and blood eosinophil count. Results: From 57 data collected, 24 (42,1%) patients were having blood eosinophil count ≥300. Patients who have more exacerbation in COPD Group C were 33,3% and 63,2% in COPD Group D. The proportions of ICS-treated COPD Group D patients and blood eosinophil count of <300 and ≥300 was 63,9% and 36,1%, respectively. Conclusion: This study may provide information and characteristic of COPD patient in Indonesia rural area and showed who may have benefit to ICS therapy based on recommendation GOLD COPD 2019. Blood eosinophils counts is a low-cost biomarker and may help clinicians to made decision therapy.

No abstract