Indonesia enters the aging population period with an increasing prevalence of fall injuries. One way to deal with this issue is to improve the balance in the elderly. Two exercises that were recognized improved balance in the elderly are somatosensory stimulation of the foot and Tai Chi. But no one has compared both exercises in improving the balance of the elderly. This study aimed to compare somatosensory stimulation of the foot and Tai Chi exercise in improving dynamic balance in the elderly.
Nyeri punggung bawah merupakan salah satu keluhan yang sering dialami oleh para pekerja yang bekerja dalam posisi statis dengan angka insidensi 53%.Tujuan penelitianini adalah untuk mengetahui pegaruh terapi latihan william flexion dalam mengurangi keluhan nyeri punggung bawah miogenik pada pekerja garmen di Batik “N” Surakarta. Penelitian ini menggunakan desain one group pre and post test design, dengansubyek penelitian adalah wanita berjumlah 12 orang yang merupakan karyawan garmen batik “N” Surakarta bagian penjahitan dengan aktivitas kerja duduk statis. Rerata usia 32.83, rerata indeks masa tubuh 21.93 (normal weight), rerata total masa kerja 6 tahun 8 bulan, semua subyek mengeluh nyeri >12 minggu (nyeri kronis). Penelitian dimulai pada pertengahan Januari 2010 sampai dengan pertengahan Februari 2010 bertempat di rumah peneliti. Subyek diberiperlakuan latihan senam william flexion (pelvic tilting, single knee to chest, double knee to chest, partial sit-up, hamstring stretch dan hip fleksor stretch) secara massal dilakukan setelah pulang kerja, dosis tiap gerakan ditahan 6 detik, diulangi 5 kali, waktu latihan 15 menit, 3x/minggu selama 1 bulan, total perlakuan 12 kali. Alat ukur nyeri punggung bawah adalah kuisioner oswestry yang dimodifikasi menjadi 5 item pertanyaan (tingkat nyeri secara umum, nyeri saat duduk, nyeri saat berdiri, nyeri saat berjalan, dan nyeri saat mengangkat benda) dan dinyatakan dalam angka serta kategorik.Hasil penelitianyaitu nilai signifikansi P=0.002 yang berarti ada beda antara sebelum dan sesudah perlakuan.Jadi dapat disimpulkan bahwa terapi latihan william flexiondapat mengurangi keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja garmen batik “N” di Surakarta.Kata kunci : latihan William flexion, nyeri punggung bawah, pekerja garmen
Lansia memiliki risiko jatuh yang cukup besar. Menurut WHO, bahwa lansia usia 65 tahun ke atas memiliki risiko jatuh sebesar 28-35%. Lansia yang tinggal di panti jompo memiliki risiko jatuh yang lebih besar dibandingkan dengan lansia yang tinggal di rumah pribadi. Salah satu penyebab lansia mudah terjatuh adalah penurunan fungsi keseimbangan. Secara konsep, keseimbangan gerak terdiri dari komponen-komponen penglihatan, fungsi vestibular, fungsi muskuloskeletal dan sensibilitas telapak kaki. Kemampuan sensibilitas telapak kaki merupakan kemampuan lansia dalam merasakan sentuhan/taktil pada kaki dan kemampuan merasakan gerakan/proprioseptif pada kaki. Fungsi taktil dan proprioseptif pada kaki inilah yang menjadi pondasi kemampuan berjalan tanpa terjatuh atau kehilangan keseimbangan. Jika komponen sensibilitas telapak kaki tadi mengalami penurunan, maka lansia akan berpotensi mengalami gangguan keseimbangan saat berjalan. Sehingga tujuan dilakukan kegiatan ini adalah untuk memeriksa sensibilitas telapak kaki lansia penghuni panti dan untuk memberikan stimulasi rangsangan pada reseptor taktil dan proprioseptor diatas. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu 29 Mei 2021 secara luring dengan sasaran PkM adalah lansia di Panti Tresna Wredha Pandaan. Teknik yang digunakan adalah pemeriksaan dan intervensi fisioterapi secara langsung dengan hasil 22 lansia mengalami gangguan sensibilitas ringan, 3 lansia mengalami gangguan sensibilitas sedang dan 15 mengalami gangguan sensibilitas berat. Setelah diberikan stimulasi, sebagian besar lansia merasakan nyaman dan ringan saat berjalan, dan bahagia karena merasa diperhatikan. Untuk saran kegiatan ini adalah mengajarkan stimulasi pada pengelola panti dan perawat panti, serta lansia di panti, untuk menghafal gerakan stimulasi supaya manfaat stimulasi lebih optimal.
Deformitas ankle yang terjadi pada cerebral palsy dapat berbentuk Pes Planus, Pes Cavus, Pes Palnovagus, Talipes Calcaneuvalgus, Talipes Calcaneus, Talipes Valgus, Talipes Varus, Equino Varus. Deformitas umumnya dirasakan dan dievaluasi dalam perspektif biomekanik dalam program Fisioterapi. Disini Peneliti melakukan penelitian yang spesifik dengan mengambil sampel pada anak yang telah melakukan tindakan Fisioterapi di Klinik maupun RS yang lokasinya di Kota Metro. Dari data tersebut diperoleh. Pada tipe CP Spastik Quadriplegia berjumlah 9 (64,28%), CP Spastik diplegia berjumlah 4 (28,57%), dan CP berjumlah Athetoid 1 (7,14%), Untuk Riwayat Operasi berjumlah 1 (7,14%), tidak ada riwayat berjumlah 13 (92,85%), menggunakan AFO berjumlah 8(57,14%), tidak menggunakan AFO berjumlah 2 (14,28%), Kadang-kadang menggunakan AFO berjumlah 4 (28,57%). Banyaknya Jenis Deformitas Ankle Anak CP (N=14) Pada Kaki Kanan, Kaki Kiri, dan Keduanya. Pada Deformitas Ankle Talipe Varus Kaki Kanan 1 (7,14%), Pada Deformitas Ankle Talipe Varus Kaki Kiri 1 (7,14%), Pada Deformitas Ankle Talipe Varus Keduanya 2 (14,28%), Pada Deformitas Ankle Talipe Valgus Kaki Kanan 1 (7,14%), Pada Deformitas Ankle Talipe Valgus Keduanya 6 (42,85%), Pada Deformitas Ankle Talipe Equinus Keduanya 2 (14,28%), Pada Deformitas Ankle Talipe Calcaneus Kaki Kanan 1 (7,14%). Berdasarkan Klasifikasi tipe CP . Pada tipe CP Spastik Quadriplegia ada deformitas ankle Talipes Calcaneus 1 (7,14%) untuk ekstremitas kaki kanan, ada deformitas ankle Talipes Varus 1 (7,14%) untuk ekstremitas kaki keduanya, ada deformitas ankle Talipes Valgus 6 (42,85%) untuk ekstremitas kaki keduanya, ada deformitas ankle Talipes Equinus 1 (7,14%) untuk ekstremitas kaki keduanya. Pada tipe CP Spastik Diplegia ada deformitas ankle Talipes Varus 1 (7,14%) untuk ekstremitas kaki kanan, ada deformitas ankle Talipes Varus 1 (7,14%) untuk ekstremitas kaki kiri, ada deformitas ankle Talipes Varus 1 (7,14%) untuk ekstremitas kaki keduanya, ada deformitas ankle Talipes Equinus 1 (7,14%) untuk ekstremitas kaki keduanya. Pada tipe CP Athetoid ada deformitas ankle Talipes Valgus 1 (7,14%) untuk ekstremitas kaki kanan. Kata Kunci: deformitas ankle, cerebral palsy, FKCP Lampung, pelayanan fisioterapi
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.