ABSTRAK Di negara berkembang stunting menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius. Stunting disebabkan kekurangan asupan gizi dalam waktu lama pada masa 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yang merupakan masa kritis. Kurang nya pengetahuan orang tua akan sangat berpengaruh pada asupan gizi anak. Oleh karenanya diperlukan upaya pencegahan terjadinya stunting pada balita baik secara langsung (intervensi gizi spesifik) maupun secara tidak langsung yang melibatkan lintas sektor dan masyarakat dalam penyediaan pangan, air bersih dan sanitasi, penangulangan kemiskinan, pendidikan, sosial dan sebagainya. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan para orang tua betapa penting nya menjaga asupan gizi anak- anak bahkan pada saat kehamilan untuk mencegah stunting. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu penyuluhan kepada orang tua balita yang melaksanakan posyandu di Posyandu Melati 2 Kecamatan Sukajawa mengenai pentingnya me-monitoring tumbuh kembang anak dengan cara rutin memeriksakannya ke posyandu untuk melihat ada tidaknya resiko terjadinya stunting pada balita. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2020 di Posyandu Melati 2 Kecamatan Sukajawa. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan dan wawasan orang tua tentang pentingnya pemberian nutrisi yang baik serta datang ke posyandu untuk mengukur tinggi badan dan berat badan balita agar dapat memonitoring pertumbuhan anak – anaknya serta mengetahui tanda dan gejala apa saja yang timbul pada stunting pada balita dan bagaimana cara mencegahnya. Kata Kunci: Penyuluhan, Stunting, Balita ABSTRACT In developing countries stunting is a serious public health problem. Stunting is caused by a lack of nutritional intake for a long time during the first 1000 days of life (DOL) which is a critical period. Lack of parental knowledge will greatly affect children's nutritional intake. Therefore it is necessary to prevent stunting in children under five, either directly (specific nutrition intervention) or indirectly involving cross-sectors and communities in the provision of food, clean water and sanitation, poverty alleviation, education, social, and so on. The purpose of this activity is to increase the knowledge of parents on how important it is to maintain children's nutritional intake even during pregnancy to prevent stunting. The method used in this activity is counseling parents of toddlers who carry out posyandu at Posyandu Melati 2, Sukajawa District regarding the importance of monitoring children's development and development by routinely checking them at the posyandu to see if there is a risk of stunting in toddlers. This activity was held on December 22, 2020, at Posyandu Melati 2, Sukajawa District. The result of this activity is the increased knowledge and insight of parents about the importance of providing good nutrition and coming to the posyandu to measure the height and weight of toddlers so that they can monitor the growth of their children and know what signs and symptoms arise in stunting in toddlers How to prevent. Keywords: Penyeluhan, Stunting, Toddler
Advances in the treatment and use of chemotherapy have been shown to improve the life expectancy rate for colorectal cancer patients. Studies conducted in China and Hongkong have shown that CapeOX combination chemotherapy regimens are more commonly used than in Europe and the United States. However, the use of chemotherapy drugs containing oxaliplatin and capecitabine can cause side effects such as hematological toxicity, which is one of them is anemia. This study aims to determine the difference in the form of a decrease in the average levels of hemoglobin and the degree of hemoglobin toxicity in colorectal cancer patients undergoing CapeOX chemotherapy. The Design in this study is a historical (retrospective) cohort. This study sample was 70 colorectal cancer patients who received CapeOX chemotherapy for 6 cycles at RSUD Dr. H. Abdul Moeloek in 2018-2019. Consecutive sampling is used in the sampling method. The statistical analysis is using Paired T-Test. There is a significant difference in the average hemoglobin level of colorectal cancer patients (p-value = <0.005), which receive CapeOX chemotherapy for 6 cycles. Besides, there is an increase in the number of patients who get hemoglobin toxicity and the chemotherapy cycle. In the first cycle, 59 patients (84.3%) got hemoglobin toxicity after chemotherapy, and the number continued to increase to 69 patients (98.6%) in the sixth cycle. There was a decrease in hemoglobin levels in colorectal cancer patients who received CapeOX chemotherapy with p-value = <0.05 and increased patients who got hemoglobin toxicity.
Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang. Dalam rumah sakit, kepuasan pasien sangat penting untuk keberlangsungan rumah sakit dan yang mempengaruhi kepuasan tersebut yaitu mutu pelayanan rumah sakit yang ada. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan kesehatan dan kepuasan peserta BPJS di poliklinik penyakit dalam RS dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jenis penelitian ini adalah observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Penarikan sampel menggunakan accidental sampling dengan jumlah sampel 256 orang. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji Chi-square. Hasil Penelitian didapatkan bahwa ada hubungan antara tangible = 0,000 (p < 0,05), reliability = 0,002 (p < 0,05), responsiveness = 0,000 (p < 0,05), assurance = 0,000 (p < 0,05), empathy = 0,000 (p < 0,05) dengan kepuasan peserta BPJS poliklinik penyakit dalam RS dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung 2015. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara mutu pelayanan kesehatan dan kepuasan peserta BPJS Poliklinik Penyakit Dalam RS dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung 2015.
Kecemasan adalah keadaan tegang berlebihan ditandai perasaan khawatir, tidak menentu, atau takut. Kecemasan sering di alami pada mahasiswa khususnya mahasiswa kedokteran yang akan melaksanakan Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) diantaranya ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dan Computer Based Test (CBT). OSCE merupakan instrumen penilaian keterampilan klinik pada mahasiswa kedokteran. Kecemasan apabila sudah mencapai tingkat kecemasan yang berat akan mengganggu proses jalannya ujian dan juga memungkinkan mempengaruhi hasil ujian pada mahasiswa program profesi dokter yang melaksanakannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Tujuannya untuk mengetahui gambaran kecemasan dalam menghadapi OSCE UKMPPD pada mahasiswa first taker pendidikan profesi dokter di Universitas Malahayati tahun 2019. Hasil penelitian didapatkan kecemasan paling tinggi yaitu sebesar 78 (56%) pada kecemasan ringan. Distribusi usia paling banyak mengikuti ujian OSCE UKMPPD adalah usia 24 tahun 88 peserta (63,8%). Ditribusi jenis kelamin paling banyak berjenis kelamin perempuan sebanyak 99 peserta (71,7%). Distribusi masa studi paling banyak dari peserta OSCE UKMPPD yaitu Masa studi 6 tahun yaitu sebanyak 108 peserta (78,26%). Berdasarkan distribusi data terbanyak untuk gambaran kecemasan dalam menghadapi ujian OSCE UKMPPD pada mahasiswa first taker pendidikan profesi dokter di Universitas Malahayati Bandar Lampung tahun 2019 adalah kecemasan ringan, usia 24 tahun, jenis kelamin perempuan, dan dengan masa studi 6 tahun.
DPT immunization is the basic immunization used to prevent diphtheria pertussis and tetanus. According to data from the Bandar Lampung City Health Office from 30 health centers in Bandar Lampung, the Korpri Puskesmas in Sukarame District is the health center with the lowest complete basic immunization coverage, which is 60.8% in 2015. The low immunization coverage rate is inseparable from health behavior and parental knowledge about DPT immunization. Purpose of this study to determine the relationship between the level of mother's knowledge about DPT immunization in infants with the prevention behavior of diphtheria pertussis and tetanus at the Korpri Puskesmas Bandar Lampung in 2020. This study used an observational and analytic type of study with a cross sectional approach and a questionnaire interview method. The sample used in this study were mothers who had babies in the work area of the Korpri Bandar Lampung Community Health Center in 2020. Data analysis used Chi-Square. The result It is known that 7 mothers (77.8%) have bad knowledge about DPT immunization and bad behavior towards DPT disease prevention, as many as 2 mothers (22.2%) have bad knowledge about DPT immunization and good behavior towards DPT disease prevention. A total of 28 mothers (33.3%) had good knowledge about DPT immunization and bad behavior towards DPT disease prevention, as many as 56 mothers (66.7%) had good knowledge about DPT immunization and good behavior towards DPT disease prevention. Chi-square test results obtained p-value = 0.024 (p ≤ 0.05), which means that there is a relationship between the level of maternal knowledge and the prevention behavior of diphtheria, pertussis and tetanus. There is a significant relationship between the level of maternal knowledge about DPT immunization in infants with the prevention behavior of diphtheria pertussis and tetanus at the Korpri Puskesmas Bandar Lampung in 2020 with a p-value = 0.024 (p ≤ 0.05).
Abstrak: Gambaran Kepatuhan Penggunaan Inhaler KombinasiLABA/LAMA dan Quality of Life Pada Pasien PPOK Kabupaten PringsewuProvinsi Lampung Tahun 2022. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalahpenyakit yang dapat dicegah dan juga dapat diobati yang ditandai dengan adanyagejala gangguan pernapasan yang persisten dan adanya keterbatasan aliran udarayang disebabkan oleh kelainan jalan napas dan atau alveolus biasanya disebabkanoleh paparan yang signifikan terhadap partikel ataupun gas yang berbahaya dandipengaruhi oleh beberapa faktor pejamu. Tingginya tingkat kepatuhan terhadapterapi pada pasien PPOK akan memberikan efek yang baik pada perbaikan quality oflife pasien. Tujuan Penelitian untuk mengetahui gambaran kepatuhan penggunaaninhaler kombinasi LABA/LAMA dan quality of life pada pasien PPOK. Penelitianmenggunakan deskriptif observasional dengan pendekatan studi cross sectional.Parameter yang digunakan adalah tingkat kepatuhan menggunakan kuesionerMMAS-8 dan quality of life menggunakan kuesioner SGRQ. Pengambilan sampeldilakukan di Klinik Harum Melati dan RSU Wisma Rini Pringsewu Lampung. Didapatkan 200 populasi pasien PPOK yang menggunakan inhaler kombinasi LABA/LAMA. Berdasarkan hasil pada penelitian ini didapatkan tingkat kepatuhan pasien lebih banyak berada pada tingkat kepatuhan tinggi, yaitu sebanyak 98 orang (49%) dan lebih sedikit pada tingkat kepatuhan rendah, yaitu 35 orang (17,5%). Sedangkan berdasarkan tingkat quality of life pasien paling banyak berada pada tingkat quality of life baik, yaitu sebanyak 165 orang (82,5%) dan paling sedikit pada tingkat quality of life tidak baik, yaitu 35 orang (17,5%). Gambaran pasien didapatkan lebih banyak berada pada tingkat kepatuhan tinggi, yaitu sebanyak 98 orang (49%) dan didapatkan paling banyak berada pada tingkat quality of life baik, yaitu sebanyak 165 orang (82,5%).
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE USE OF COTTON BUD AND HEARING DISORDER TO OBSTURAN SERUMEN PATIENTS AT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG HOSPITAL Introduction: data presented by Riskesdas (2013) shows that the prevalence of cerumen obstacles in Indonesia is 18.8%. The prevalence at Pertamina Bintang Amin Hospital in Bandar Lampung is 17,205 patients with obstetric cerumen. Cotton buds are commonly used to clean ears from Serumen and cases of itching in the ears in the community. Cotton buds are not only used by adults but also used by children. Purpose: research objectives to determine the relationship between the use of cotton buds with obsturan cerumen at Pertamina Bintang Amin Hospital, Bandar Lampung. Method: this type of research is quantitative, analytic observational design with a cross-sectional approach. The population was 390 patients with obstetric cerumen taken from a questionnaire at Pertamina Bintang Amin Hospital, Bandar Lampung. Retrieval of data using a questionnaire. The data analysis technique used the Chi-square statistical test. Result: showed that out of 390 obsturan cerumen patients, most of the use of cotton buds was not good, namely 200 people (51.3%), most of the use of obscurant cerumen closed the hole, as many as 222 people (56.9%). There is a relationship between the use of cotton buds and obsturan cerumen at Pertamina Bintang Amin Hospital in Bandar Lampung. Conclusion: there is a relationship between the use of cotton buds and obsturan cerumen at Pertamina Bintang Amin Hospital in Bandar Lampung (p-value 0.000, OR 2.459). It is advisable to carry out ear care appropriately so that obstructive cerumen does not arise which can cause hearing loss. Keywords: Cotton Bud, Obstetric Cerumen INTISARI: HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN COTTON BUD DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN TERHADAP PASIEN SERUMEN OBSTURAN DI RS PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG Latar belakang: ata yang disajikan Riskesdas (2013) bahwa prevalensi kejadian serumen obsturan di Indonesia sebesar 18,8 %. Prevalensi di RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung mendapatkan pasien serumen obsturan sebanyak 17.205 orang. Cotton bud biasa digunakan untuk membersihkan telinga dari Serumen dan kasus gatal pada telinga di kalangan masyarakat. Cotton bud tidak hanya digunakan oleh orang dewasa, tetapi juga digunakan oleh anak-anak. Tujuan: diketahui hubungan penggunaan cotton bud dengan serumen obsturan di RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung.Metode penelitian: Jenis penelitian kuantitatif, rancangan analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi yaitu 390 orang pasien serumen obsturan yang diambil dari kuisioner di RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan uji statistik Chi-square.Hasil: menunjukkan bahwa dari 390 pasien serumen obsturan sebagian besar penggunaan cotton budnya tidak baik yaitu sebanyak 200 orang (51,3%), sebagian besar penggunaan serumen obsturan menutup lubang yaitu sebanyak 222 orang (56,9%). Ada hubungan penggunaan cotton bud dengan serumen obsturan di RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. Kesimpulan: ada hubungan penggunaan cotton bud dengan serumen obsturan di RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung (p value 0,000, OR 2,459). Disarankan melakukan perawatan telingan dengan tepat sehingga tidak timbul serumen obsturan yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Kata Kunci : Cotton Bud, Serumen Obsturan
The health impact for active and passive smokers is damage to the organs and respiratory tract. The body organs initially experience inflammation which increases the number of white blood cells, one of which is an increase in lymphocytes. One of the efforts to reduce the damage caused free radical by cigarette smoke is by consuming Calcitriol. Objective: To determine the effect of presenting Calcitriol on lymphocyte levels in male Wistar rats (Rattus norvegicus) exposed to cigarette smoke. Methods: This type of research is a pure experimental (true-experiment) using a pre and post-test research design with a control group design to check lymphocyte levels in male Wistar rats (Rattus norvegicus). 24 rats were divided into 6 groups simultaneously. Random, namely the control group 1 (exposed to cigarette smoke and not given Calcitriol), group 2 (exposed to cigarette smoke and not given Calcitriol), placebo control group (exposed to cigarette smoke and given olive oil), treatment 1 (exposed to cigarette smoke and given Calcitriol with a dose of 0.25 µgr / head), treatment 2 (exposed to cigarette smoke and given Calcitriol at a dose of 0.5 µgr / head) and treatment 3 (exposed to cigarette smoke and given Calcitriol at a dose of 1 µgr / head). Results: Paired t-test lymphocyte levels showed evidence that stated (p <0.05) in the K2 group (p = 0.014), the K3 group (p = 0.049), the P1 group (p = 0.012) and the P3 group (0.001) . Meanwhile, group K1 (p = 0.115) and group P2 (p = 0.066) had no statistical difference. Conclusion: Calcitriol administration can reduce lymphocyte levels in male Wistar rats exposed to cigarette smoke.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.