Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1)Bagaimana Komitmen Guru dalam Peningkatan Kinerja di SMP Negeri Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur. 2)Bagaimana kendala yang dihadapi guru dalam peningkatan kinerja diSMP Negeri Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur. 3) Bagaimana solusi yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi kendala dalam peningkatan kinerja di SMP Negeri Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Lokasi penelitian adalah di SMP Negeri Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur. Dalam kaitannya dengan lokasi penelitian ini, peneliti memilih Komitmen Guru dalam peningkatan kinerja di SMP Negeri Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan di SMP Negeri ini dianggap paling baik dan bermutu di Kabupaten Kutai Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif sehingga dalam hal ini terdapat dua sumber data, yaitu sumber data utama ( data primer ) dan sumber data pendukung ( data skunder ). Kepala Sekolah, Guru, TU dan siswa. Selain itu, dokumen-dokumen dan arsip-arsip yang dianggap penting bagi penelitian ini juga akan menjadi sumber data pendukung. Hasil penelitian menunjukkan dalam Komitmen Guru dalam Peningkatan Kinerja di SMP Negeri 1 Muara Wahau meliputi: 1). Komitmen Guru dalam Peningkatan Kinerja, 2). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Guru, 3). Penilaian terhadap Komitmen Guru, 4). Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Komitmen Guru, dan 5). Pengaruh Tingkat Komitmen Guru terhadap Peningkatan Kinerja Guru. Kendala terhadap Pelaksanaan Komitmen Guru dalam Peningkatan Kinerja meliputi 1). Rendahnya Semangat Kerja, 2). Kendala yang Berkesinambungan, 3). Komitmen dalam Melaksanakan Kegiatan Akademik Sekolah, 4). Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan 5). Sarana dan Prasarana. Solusi terhadap Kendala Pelaksanaan Komitmen guru dalam Peningkatan Kinerja meliputi: 1). Fungsi Kepala Sekolah sebagai Motivator, 2). Evaluasi Kinerja, 3). Peningkatan Kedisiplinan, 4). Meningkatkan Peran Kepala Sekolah sebagai Manajer, dan 5). Menyediakan dan Melengkapi Fasilitas. Upaya tersebut bisa dikatakan efektif dalam meningkatkan kinerja guru sebab kinerja guru menjadi lebih baik dan tertib baik mulai dari merencanakan, melaksanakan pembelajaran hingga evaluasi/ penilaian pembelajaran.
A sensitive spectrophotometric method for the determination of micro-amounts of phosphorus existing as orthophosphate is proposed. The method is based on a filtration-dissolution preconcentration and flow injection with spectrophotometric detection. In an acidic medium orthophosphate reacts with molybdate to form molybdophosphate, which then reacts with a cationic dye, Malachite Green (MG), to form a coloured ion associate. The ion associate is filtered through a membrane filter (cellulose nitrate; pore size 1.0 pm, diameter 9 mm), then dissolved together with the membrane filter in methyl Cellosolve and their absorbance measured at 627 nm with a flow injection system equipped with an autosampler. For the filtration of the ion associate, a filtration apparatus was designed. The laboratory-made filter holders were made of poly(chlorotrifluoroethy1ene) and poly(tetrafluoroethy1ene) (PTFE) and were equipped with a 50 cm3 separating funnel. The filter holders were connected to an aspirator. For the measurement of absorbances of the methyl Cellosolve solutions, a flow injection system was assembled by using a double-plunger micropump, an autosampler, spectrophotometric detector with a 10 mm flow-through cell and a recorder. All of the flow lines were made of 0.5 mm i.d. PTFE tubing. The calibration graph was linear up to 18 ng em-3 of phosphorus using a 10 cm3 sample, and the limit of detection was 60 ppt of phosphorus. Using the proposed method, phosphorus in sea-water was determined.
The production process of crude palm oil (CPO) Keywords: CPO, biodiesel, palm oil, palm solid waste, NER, NEB, LCA ABSTRAKProses produksi crude palm oil (CPO) dan biodiesel kelapa sawit menghasilkan limbah padat sebanyak 35-40% dari total tandan buah segar (TBS) yang diolah, dalam bentuk tandan buah kosong, serat, cangkang buah dan abu bakar. Keberadaan limbah yang melimpah ini berpotensi mencemari lingkungan bila tidak tertangani dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk membahas dan menghitung potensi limbah padat sawit menjadi energi terbarukan dan pengaruhnya terhadap peningkatan nilai net energy ratio (NER) dan net energy balance (NEB). Dalam penelitian ini digunakan metode life cycle assessment (LCA) untuk menghitung neraca limbah padat yang hasilnya akan dikonversikan ke dalam nilai faktor energi dari sumber pustaka yang terpercaya. Hasil neraca massa limbah sawit menunjukkan bahwa total limbah padat serat dan cangkang yang dihasilkan setiap pengolahan 1 ton TBS adalah 130 kg dan 65 kg. Limbah ini bila digunakan sebagai bahan bakar boiler akan berpotensi menghasilkan energi sebesar 10.118 MJ/ton biodiesel. Tambahan energi terbarukan ini akan meningkatkan nilai NER dan NEB secara signifikan. Nilai NEB naik 27.199 MJ menjadi sekitar 37.317 MJ (37,2%) dan nilai NER naik dari 3,19 menjadi 4,01 atau meningkat 25,5%.Kata kunci : CPO, biodiesel, kelapa sawit, limbah padat sawit, NER, NEB, LCA 1. PENDAHULUAN Latar BelakangIndustri kelapa sawit Indonesia merupakan salah satu industri strategis penyumbang devisa bagi negara dari sektor non-migas. Pada tahun 2016, Badan Pengelola Perkebunan Dana Sawit (BPDP Sawit) mencatat ekspor sawit Indonesia mencapai 25,7 juta ton atau senilai US$ 17,8 miliar atau sekitar Rp 240 triliun. Perkembangan industri kelapa sawit Indonesia terus meningkat dan menjadi negara produsen CPO terbesar di dunia dengan total produksi sebesar 32 juta ton atau sekitar 46,6% dari total produksi CPO dunia (1) . Permintaan pasar dunia terhadap CPO terus meningkat. Data dari world statistik menyebutkan bahwa estimasi kebutuhan CPO dunia pada tahun 2020 sebesar 95,7 juta ton (2) . Kondisi ini menunjukkan bahwa masa depan industri kelapa sawit Indonesia berpotensi untuk terus berkembang untuk mencukupi kebutuhan CPO dunia.Selain semakin meningkatnya produksi dan proyeksi pasar industri sawit yang cerah, di sisi lain pabrik sawit dapat menimbulkan masalah yakni adanya peningkatan volume limbahnya.
A sensitive spectrophotometric method for the determination of ultra-trace amounts of phosphate ion is proposed. The colored ion associate formed between molybdophosphate and Malachite Green (MG) was filtered through a tiny membrane filter (cellulose nitrate; poresize,1.0 µm; 9 mm diameter), dissolved together with the membrane filter in 1 cm3 or less of Methyl Cellosolve; the absorbance of the solution was then measured at 627 nm with a flow-through system equipped with an autosampler. The absorbance, the standard deviation and the relative standard deviation of the reagent blank were 0.0270, 0.0005 and 1.8%, respectively. A calibration graph was linear over the range from 0.018 to 1.0 ng cm-3 (1 ppb) of phosphorus using 40 cm3 of sample solutions; the detection limit corresponding to two-times the standard deviation of the reagent blank was 3 ppt of phosphorus. By using the proposed method, phosphate ion in pure water samples were determined.
Adsorption phenomenon of the ion associate of molybdosilicate was examined by a small-scale procedure and applied to the concentration of trace and ultratrace amounts of silicon. A sensitive and reproducible spectrophotometric method for the determination of trace and ultratrace amounts of silicon was developed by measuring absorbances using a flow injection technique. The coloured ion associate formed between molybdosilicate and Malachite Green (MG) was filtered through a miniature membrane filter (cellulose nitrate; pore size, 1.0 pm; 9 mm diameter), dissolved together with the membrane filter in 1 cm3 or less of methyl Cellosolve; the absorbance of the solution was then measured at 627 nm with a flow-through system equipped with an autosampler. The absorbance, the standard deviation and the relative standard deviation of the reagent blank were 0.0230,0.0010 and 4.4%, respectively, when 30 cm3 of sample solutions were used; the detection limits were 14 and 7 ppt of silicon, respectively, when 30 and 60 cm3 of sample solutions were used, respectively. The calibration graph was linear up to 9 ng cm-3 (9 ppb) of silicon using 15 cm3 of sample solution. By using the proposed method, silicate ion concentrations in highly purified water samples were determined.
Keywords:characterization, production, organic, leachate, landfill ABSTRAKSalah satu hasil proses biodegradasi sampah di TPA adalah lindi yang merupakan polutan organik yang berbahaya bagi lingkungan karena berpotensi mencemari tanah dan air tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas lindi dari sampah di TPA Kaliwlingi Brebes melalui uji lisimeter. Kuantitas lindi penting untuk memperkirakan spesifikasi disain unit pengolahan termasuk metode pengolahannya. Sedangkan karakteristik lindi penting untuk menentukan efisiensi pengolahan atau target kadar polutan yang diinginkan agar sesuai standard baku mutu. Dari pengamatan diperoleh kuantitas lindi per massa sampah rata-rata mencapai 1.060 liter/kg, sedangkan nilai pH lindi rata-rata 7,6 atau cenderung alkaline. Dari data pengamatan, semakin tinggi kadar air akan semakin besar kuantitas lindi yang dihasilkan. Karakterisasi lindi terhadap parameter BOD 5 , COD, NH 3 -N dan TKN menghasilkan nilai yang bervariasi. Nilai rata-rata serta rentang minimal-maksimal yang didapat; BOD 5 90,7 mg/l (65 mg/l-130 mg/l), COD 9.679,7 mg/l (6.300 mg/l-12.200 mg/l), NH 3 -N 134,4 mg/l (80 mg/l-190 mg/l) dan TKN 672,5 mg/l (540 mg/l-890 mg/l). Rasio BOD 5 /COD sebesar 0,01 menunjukkan tingkat low biodegradability dalam materi organiknya, hal ini disebabkan waktu pengamatan yang relatif singkat dan proses degradasi biologis masih berlangsung.Nilai rasio BOD 5 /COD yang diperoleh belum menunjukkan nilai yang representatif untuk sampah di TPA Kaliwlingi. Hasil dari karakterisasi lindi untuk beberapa parameter menunjukkan bahwa biomassa atau sampah yang diteliti tergolong usia muda dan masih dalam proses dekomposisi.
A web-based mobile application was developed to investigate cooking oil use and disposal of households in Indonesia, and released in February, 2014. The application was designed as an interactive program visualizing Green House Gas emission calculated by individual cooking oil consumption and disposals, as well as a potential GHG reduction if the same amountof waste cooking oil was recycled. On 13 and 14 February, 2014, the released mobile application was demonstrated at three high schools, SMA2, SMA3, SMAPGRI4 in Bogor, Indonesia. The responses of 188 households were collected by a mobile application and paper questionnaires. The results showed that 51% of households disposed waste cooking oil to drainage,17% to soil, and15% gave it to maids for further use. The average monthly consumption and disposal of cooking oil were 3.6L and 0.8L respectively. The feedback of the GHG emission by user's own cooking oil consumption and disposal seemed to have enhanced users' environmental recognition and incentive to participate in Bogor City's waste cooking oil recycling program. The application was proved as an environmental informatics and feedback system of daily food consumption and disposal.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.