Salah satu upaya pemerintah untuk menanggulangi masalah penganggu-ran adalah dengan menunjang terbentuknya usaha mandiri masyarakat. Salah satuperwujudan upaya tersebut adalah dengan meningkatkan minat kewirausahaan padamasyarakat terutama mahasiswa melalui berbagai kegiatan kewirausahaan. Banyak fak-tor yang melatarbelakangi tinggi rendahnya minat berwirausaha pada mahasiswa diantaranya karakteristik, lingkungan keluarga, lingkungan sekitar, kepribadian dan motifberwirausaha. Faktor-faktor tersebut ada yang dapat diukur secara langsung dan adayang tidak. Salah satu analisis statistika yang dapat menganalisis hubungan faktor-faktortersebut adalah Structural Equation Modeling (untuk selanjutnya, ditulis SEM). SEMdapat menganalisis hubungan antara peubah terukur dengan peubah tak terukur melaluianalisis faktor konrmatori dan hubungan antar faktor baik langsung ataupun tidaklangsung melalui analisis jalur. Dari hasil analisis terhadap faktor-faktor yang melatar-belakangi tinggi rendahnya minat berwirausaha, diperoleh kesimpulan bahwa faktor yangpaling berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Universitas Andalas adalahmotif berwirausaha. Sedangkan faktor kedua yang paling berperan adalah lingkungansekitar termasuk lingkungan pendidikan.
Abstrak. Kasus kematian ibu adalah kasus kematian perempuan pada saat hamil ataukematian perempuan dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan. Pada tahun2014 Indonesia belum mampu mencapai target MDGs yaitu penurunan kematian ibu.Kasus jumlah kematian ibu termasuk peristiwa yang dikategorikan kedalam variabeldiskrit dan berdistribusi poisson oleh karena itu penelitian tentang jumlah kematianibu dapat dilakukan dengan pendekatan regenerasi Poisson. Pada penelitian ini vari-abel prediktor yang signikan pada model regresi poisson untuk variabel respon angkakematian ibu adalah rasio jumlah puskesmas.Kata Kunci: Angka Kematian Ibu, MGDs, Poisson, Regresi Poisson
Analisis regresi spasial merupakan pengembangan dari analisis regresi linier klasik dengan melibatkan unsur lokasi ke dalam model. Pada penelitian ini dibentuk model untuk menentukan faktor yang mempengaruhi jumlah penduduk miskin menurut kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat dengan menggunakan analisis regresi spasial. Pemodelan ini didahului oleh pengujian autokorelasi spasial dengan uji Getis-Ord G. Berdasarkan koefisien autokorelasi Getis-Ord G diperoleh bahwa pada data jumlah penduduk miskin terdapat autokorelasi positif. Selanjutnya dilakukan analisis regresi spasial menggunakan Spatial Error Model (SEM) dengan parameter λ = −0, 723224, yang menunjukkan bahwa jika suatu wilayah yang dikelilingi oleh wilayah lain sebanyak n, maka pengaruh dari masing-masing wilayah yang mengelilinginya dapat diukur sebesar 0, 723224. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel bebas yang mempengaruhi jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Barat adalah jumlah penduduk, persentase laju pertumbuhan ekonomi, dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan.Kata Kunci: Autokorelasi spasial, Uji Getis-Ord G, Spatial Error Model
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue melalui gigitan nyamuk Aedes. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh model dengan metode regresi Poisson untuk jumlah kasus DBD yang meninggal di Kota Padang dan mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhinya. Regresi Poisson ini digunakan untuk kejadian yang relatif jarang terjadi. Faktor yang diduga mempengaruhi DBD tersebut adalah faktor lingkungan, diantaranya persentase rumah sehat, persentase sarana air bersih yang memenuhi syarat, persentase rumah ber-Prilaku Hidup Bersih Sehat (ber-PHBS), persentase pengelolaan sampah yang memenuhi syarat dan persentase jamban yang memenuhi syarat. Kriteria pemilihan model terbaik yang digunakan adalah AIC dan BIC. Faktor yang berpengaruh terhadap jumlah kasus DBD yang meninggal adalah Persentase rumah sehat dan persentase rumah ber-Prilaku Hidup Bersih Sehat (ber-PHBS).Kata Kunci: Regresi Poisson, Demam Berdarah Dengue (DBD), Maximum Likelihood Estimator(MLE)
Kesejahteraan rakyat pada suatu daerah dapat dilihat dari indikator-indikator yang mampu mengukur kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan rakyat pada masing-masing daerah berbeda-beda. Oleh karena itu dapat dilakukan pengelompokan daerah di Indonesia untuk melihat kemiripan kondisi kesejahteraan rakyat di suatu daerah dengan daerah lain sehingga dapat membantu pemerintah dalam menyusun dan menentukan prioritas pembangunan. Data indikator kesejahteraan berupa data campuran. Metode pengelompokan yang dapat digunakan untuk menangani data campuran yaitu metode cluster ensemble dengan menggunakan algoritma CEBMDC (Cluster Ensemble Based Mixed Data Clustering) dengan melakukan pengelompokan untuk data numerik dan data kategorik secara terpisah, selanjutnya hasil pengelompokan digabungkan. Objek pengamatan pada penelitian ini adalah 34 provinsi di Indonesia. pengelompokan untuk data numerik menggunakan metode hirarki agglomerative menghasilkan pengelompokan terbaik dengan nilai CP terkecil diperoleh pada metode Ward dengan 2 cluster. pengelompokan data kategorik menggunakan metode ROCK (Robust Clustering Using Links) dengan nilai CP∗ terbesar diperoleh pada θ = 0.30 yang menghasilkan 4 cluster. Tahap penggabungan (ensemble) menggunakan metode ROCK menghasilkan pengelompokan terbaik pada θ = 0.30 dengan nilai CP∗ terbesar yang menghasilkan 4 cluster yang terdiri dari 1 provinsi pada cluster 1, 19 provinsi pada cluster 2, 10 provinsi pada cluster 3, dan 4 provinsi pada cluster 4.Kata Kunci: Cluster Ensemble, CEBMDC, ROCK, CP, CP∗
Asuransi jiwa dwiguna merupakan asuransi jiwa yang memiliki dua manfaat, yaitu sebagai proteksi jiwa dan juga sebagai tabungan. Santunan akan diberikan jika si tertanggung meninggal dalam jangka waktu pertanggungan ataupun hidup hingga akhir jangka waktu pertanggungan. Perhitungan asuransi jiwa terbagi atas dua yaitu secara diskrit dan kontinu. Perhitungan asuransi jiwa dwiguna semikontinu merupakan perhitungan asuransi jiwa dwiguna kontinu dengan menggunakan anuitas diskrit. Dalam perhitungan asuransi jiwa, perlu ditetapkan besar cadangan yang tepat. Apabila perhitungan yang dilakukan tidak tepat maka akan menyebabkan suatu kerugian bahkan kebangkrutan bagi perusahaan asuransi. Berdasarkan perhitungannya, cadangan dapat dihitung dengan dua metode yaitu metode prospektif dan retrospektif. Namun seringkali perhitungan cadangan dengan metode prospektif masih kurang tepat, sehingga selanjutnya digunakan metode modifikasi cadangan untuk mendapatkan nilai cadangan yang lebih sesuai. Salah satu metode modifikasi tersebut adalah metode Illinois. Pada penelitian ini terlihat perhitungan cadangan asuransi jiwa dwiguna semikontinu dengan metode Illinois memberikan besar cadangan yang cenderung lebih kecil daripada metode prospektif. Hal ini disebabkan perhitungan dengan metode Illinois turut mempertimbangkan pengeluaran-pengeluaran di awal tahun pertanggungan, sedangkan perhitungan dengan metode prospektif hanya berdasarkan premi kotor saja.Kata Kunci: Asuransi jiwa dwiguna semikontinu, Cadangan, Metode Illinois
Abstrak. Pelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangkapemenuhan kebutuhan pelayanan bagi setiap warga negara atas barang, jasa danpelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Untukmeningkatkan pelayanan publik, pada tahun 2010 melalui Permandagri no 4, pemerintahmengeluarkan pedoman pelayanan administrasi terpadu kecamatan (PATEN). Penelitianini bertujuan untuk menganalisis tingkat kepuasan masyarakat terhadap PATEN di KantorCamat Kuranji dan mengevaluasi pelayanan publik di Kantor Camat Kuranji melaluipenilaian masyarakat dengan cara menerapkan metode Servqual Six Sigma. Berdasarkanhasil analisis, dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan pada Kantor Camat Kuranjibelum sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Dari analisis proses perhitungan Servqualmenunjukkan bahwa masih terdapat indikator-indikator yang belum mencapai targetkepuasan, dengan nilai rata-rata tingkat kepuasan yaitu sebesar 80,81406%, sedangkandari analisis Six Sigma, diperoleh nilai rata-rata DPMO sebesar 191859,4 dan rata-ratanilai sigma sebesar 2,4. Berdasarkan hasil pengukuran baseline kinerja, terdapat 14 indikatoryang berada dibawah nilai rata-rata tingkat kepuasan, nilai rata-rata DPMO danrata-rata nilai Sigma. Dari 14 indikator tersebut, melalui analisis dengan menggunakandiagram pareto dapat diketahui bahwa indikator yang menjadi prioritas untuk dilakukanperbaikan adalah ruang terbuka hijau yang belum tertata kerapiannya serta area parkiryang belum aman, nyaman dan teratur.Kata Kunci: Pelayanan publik, Servqual, Six Sigma, Baseline kinerja
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.