INTISARIPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh level pemberian onggok sebagai aditif terhadap kualitas silase yang dibuat dari isi rumen sapi. Terdapat tiga level perlakuan penambahan onggok, yaitu 0 (kontrol), 15, dan 30% dari berat bahan kering isi rumen sapi, dan tiga lama peram yaitu 14, 21, dan 28 hari. Setiap perlakuan dibuat lima kali sebagai ulangan. Silase dibuat menggunakan stoples plastik yang berfungsi sebagai silo. Setiap akhir pemeraman dilakukan uji kualitas meliputi warna, bau, tekstur, ada tidaknya jamur, kandungan bahan kering (BK), dan bahan organik (BO), serta pH. Data BK, BO, dan pH dianalisis variansi menggunakan Randomized Completed Block Design (RCBD). Perbedaan yang nyata sebagai efek lama peram dilanjutkan uji Duncan's new Multiple Range Test (DMRT). Khusus dari hasil silase pemeraman 21 hari dilakukan analisis komposisi kimia meliputi serat kasar (SK), ekstrak eter (EE), dan protein kasar (PK). Data yang diperoleh dianalisis variansi menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap pola searah. Perbedaan yang nyata sebagai efek perlakuan dilanjutkan uji DMRT. Uji kualitas fisik menunjukkan warna coklat kehijauan, bau asam, tekstur kasar, dan tidak ada pertumbuhan jamur. Penambahan onggok pada level yang berbeda meningkatkan (P<0,01) nilai komposisi kimia silase isi rumen sapi, yaitu BK dan BO, sedangkan SK, EE, dan PK mengalami penurunan (P<0,01). Penambahan onggok sebagai aditif pada pembuatan silase dari isi rumen sapi cukup pada level 15% karena pada hari ke 14, pH telah turun menjadi 3,87±0,07, tetap stabil sampai hari ke 28 (3,93±0,11), didukung oleh skor Fleig yang mencapai 98,58±3,39 (sangat baik).