This study aims to test and analyze the effect of organizational culture, organizational commitment, compensation, and job ethic on employee performance of Ministry of Labor of Indonesia Republic. Population in this study was Organization and Staffing Department at the Ministry of Labor of Indonesia Republic that consisted of 162 employees. By used Slovin formula, samples in this study consisted of 115 respondents. Analysis method that used was multiple linear regression. The results of study showed that organizational culture, organizational commitment, compensation, and job ethic partially has positive and significant effect on employee performance of Organization and Staffing Department at the
Keputusan medik yang dibangun secara bersama antara dokter dan pasien sangat penting dalam proses pengobatan. Menghargai hak individu adalah salah satu prinsip etika klinik tidak mudah penerapannya sehingga pasien dapat mengambil keputusan, dokter mempunyai kewajiban untuk mendorong pasien membuat keputusan pilihan secara mandiri. Fungsi kognitif berperan penting dalam mengambil keputusan berdasarkan informed consent yang diberikan oleh dokter dalam pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat kognitif dengan pemahaman pasien geriatrik terhadap informed consent. Metode penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling pada 40 orang pasien geriatric RS Dustira. Data dianalisis menggunakan Chi-Square Tests untuk melihat hubungan dua variabel (p < 0,05). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan bermakna antara tingkat kognitif dengan pemahaman pasien geriatrik terhadap informed consent (p=0,00). Sejumlah 16 pasien geriatri dengan kognitif yang normal memiliki pemahaman yang baik. Pada pasien dengan probable gangguan kognitif didapatkan 10 pasien memiliki pemahaman yang baik, 12 pasien memiliki pemahaman sedang, dan 2 pasien memiliki pemahaman buruk.
The temperature of the workspace can affect the health condition of hospital administrative officers. One of the negative health impacts due to the less than ideal workspace temperature is Sick Building Syndrome. Based on the preliminary survey, it is known that there is 1 hospital administration officer who suffers from Sick Building Syndrome (SBS). The purpose of this study was to determine the relationship between workspace temperature and Sick Building Syndrome (SBS). The study used a descriptive survey and quantitative methods as well as a cross sectional study approach. The population and research samples were taken by total sampling, namely all hospital administration officers at the hospital as many as 7 respondents. The research instrument used a questionnaire. Quantitative data analysis used the chi-square relationship test. The results of this study from 7 respondents based on the results of the Chi-Square test, the significance of p between the independent variables, namely competence with the performance dependent variable, the results obtained were 0.03 (p <0.05), then Ho was rejected and it was stated that there was a relationship. The conclusion is that there is a relationship between workspace temperature and Sick Building Syndrome Hospital Administration Officers. Suggestions should provide knowledge of the importance of the ideal workspace temperature for the prevention of Sick Building Syndrome
Impaired wound healing is one of the Diabetes mellitus complications. Low-intensity Pulsed Ultrasound (LIPUS) therapy may accelerate the impaired wound healing. The use of LIPUS therapy in the early inflammatory phase can induce mast cell degranulation, and in the proliferative phase it can increase collagen synthesis by fibroblasts. The purpose of this study was to determine the effects of LIPUS therapy on mast cell degranulation and fibroblastexpression in the healing process of punch biopsy wound in rats with type 2 diabetes mellitus. Twenty-four Sprague dawley (n=24) were designed into type 2 diabetes mellitus by injecting Nicotinamide and Streptozotocin, then divided into six groups: diabetes mellitus without LIPUS (DM3, DM7, DM14) and diabetes mellitus with LIPUS (DML3, DML7, DML14), 4 each, and punch biopsy wounds were made on the dorsal skin. The DML group received LIPUS therapy in the wound area (frequency 3 MHz, intensity 0.5 W/cm2, duty cycle 20%, duration 3 minutes every day for 3 days (DML3), 7 days (DML7), and 14 days (DML14). The wounded tissue area was stained with toluidine blue to observe mast cell degranulation and immunohistochemical type HSP-47 to observe fibroblast expression. Two-Way ANOVA and Post Hoc LSD tests were used to determine the differences in mast cell degranulation and fibroblast expression. The results showed that mast cell degranulation and fibroblast expression in the DML group were higher than in the DM group (table 1). Pearson test showed a correlation between mast cell degranulation and fibroblast expression (p=0.00; r= 0.839). LIPUS therapy increases mast cell degranulation and fibroblast expression in type 2 diabetes mellitus rat model. The higher the mast cell degranulation, the higher fibroblast expressions.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyebabkan penurunan kekebalan tubuh, dengan target utama limfosit T CD4. Jumlah limfosit T CD4 dapat digunakan untuk mengambil keputusan tentang inisiasi Antiretroviral (ARV) dan pemantau perkembangan penyakit. Pertimbangan tindakan operasi bedah mulut harus memperhatikan kondisi imunosupresi penderita HIV. Pengobatan HIV menggunakan ARV dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping gangguan fungsi hati, anemia, dan alergi, sehingga penggunaannya perlu diperhatikan untuk mencegah infeksi oportunistik. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan pertimbangan tindakan bedah mulut pada pasien HIV/AIDS. Pasien laki-laki berusia 22 tahun, penderita HIV/AIDS dengan hitungCD4 >500 sel/μL. Pasien mengkonsumsi ARV dalam bentuk FDC (Fixed Dosed Combination) yang mengandung Tenofovir 300 mg, Hiviral 300 mg, dan Efavirenz 600 mg. Bius umum dilakukan pada tindakan odontektomi multipel dengan pemilihan obat injeksi Ceftriaxon, Ketorolac, Ranitidin, Asam Tranexamat, dan obat peroral Cefixime, Kalium Diklofenak, Paracetamol. Pemilihan obat-obatan tersebut berdasarkan interaksi dengan ARV yang digunakan pasien. Alat Proteksi Diri (APD) selama tindakan bedah perlu digunakan untuk mencegah penularan ke operator. Tindakan odontektomi multipel pada pasien ini menunjukkan hasil yang baik dengan tidak adanya keluhan, pembengkakan pada pipi, dan parestesi 7 hari setelah tindakan. Pasien juga menunjukkan pembukaan mulut normal dan penyembuhan luka yang baik. Kesimpulan: tindakan odontektomi multipel dapat dilakukan pada penderita HIV/AIDS dengan mempertimbangkan status CD 4 dan pemilihan obat.
Indonesia adalah negara dengan bentuk Republik, dalam penyelengaraan pemerintahannya dibagi atas daerah - daerah provinsi dalam pemerintahan provinsi terdapat Kabupaten/Kota. Pemerintah pusat memiliki kewenangan dalam mengatur dana pembangunan melalui sumber penerimaan negara, sedangkan pada pemerintah daerah masih tergantung pada pemerintahan pusat kerena terhalang keterbatatasan sumber penerimaan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauh mana efektifitas realisasi pajak daerah terhadap target pajak daerah Kabupaten Blitar. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Blitar. Penelitian ini mengunakan metode deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam dokumentasi dan wawancara. Data yang digunakan dalam penelitian adalah potensi target pajak daerah realisasi pajak daerah dan realisasi pendapatan asli daerah. Data yang dianalisis adalah data efektivitas dan analisis kontribusi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan (1) penerimaan pajak daerah pada tahun 2016-2020 Kabupaten Blitar adalah sangat efektif. (2) penerimaan pajak daerah masih belum berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Blitar karena masih tergolong dalam kriteria sedang.
Indonesia adalah negara dengan bentuk Republik, dalam penyelengaraan pemerintahannya dibagi atas daerah - daerah provinsi dalam pemerintahan provinsi terdapat Kabupaten/Kota. Pemerintah pusat memiliki kewenangan dalam mengatur dana pembangunan melalui sumber penerimaan negara, sedangkan pada pemerintah daerah masih tergantung pada pemerintahan pusat kerena terhalang keterbatatasan sumber penerimaan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauh mana efektifitas realisasi pajak daerah terhadap target pajak daerah Kabupaten Blitar. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi pajak daerah terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Blitar. Penelitian ini mengunakan metode deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam dokumentasi dan wawancara. Data yang digunakan dalam penelitian adalah potensi target pajak daerah realisasi pajak daerah dan realisasi pendapatan asli daerah. Data yang dianalisis adalah data efektivitas dan analisis kontribusi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan (1) penerimaan pajak daerah pada tahun 2016-2020 Kabupaten Blitar adalah sangat efektif. (2) penerimaan pajak daerah masih belum berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Blitar karena masih tergolong dalam kriteria sedang.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.