A sweet corn model was developed to simulate the growth and development of hybrid-sweet corn under different crop denssities. This research is comparing the data of the simulation model and the actual observation data in the field, which is then presented in graphical form. This model was conducted on six treatment combinations between three types of spacing and two varieties. The simulation model requires meteorological data (average temperature, humidity, precipitation, and radiation), soil water data, and crop chracteristics. There are five of the six plant combinations which graph show that the model is able to simulate the total maize corn biomass every week. The model was able to estimate 93% of the actual biomass and described the growth and development of hybrid-sweet corn as well. Keywords: estimating biomass, models and simulations, plant growth
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan profil cuaca serta semua komponen yang mempengaruhi neraca energi selama periode kering musim tanam II yang terjadi di areal persawahan Kabupaten Indramayu, dilaksanakan bulan Juni hingga September 2012. Hasil penelitian menunjukkan fluktuasi cuaca harian dan parameter Nisbah Bowen umumnya mengikuti penerimaan radiasi neto sesuai karakter masing-masing seperti suhu, gradien suhu bola kering, kecepatan angin, limpahan bahang tanah dan limpahan bahang laten yang meningkat selama siang hari dan menurun kembali menjelang sore hari. Sebaliknya, gradien suhu bola basah, kelembaban dan tekanan udara, menurun selama siang hari dan kembali meningkat menjelang sore hari. Rata-rata harian unsur cuaca dan parameter bowen antara lain radiasi neto 241 W m-2, suhu udara 28,3 oC, kelembaban relatif 66%, tekanan udara 101 kPa, limpahan bahang tanah 8,1 W m-2, nisbah bowen 0,16, limpahan bahang laten 172,9 W m-2. Radiasi neto yang diterima permukaan selama penelitian relatif konstan antara 183 W m-2 sampai 268 W m-2 dengan rata-rata 231 W m-2, suhu udara rata-rata 29,4 oC. Kelembaban relatif berkisar antara 45% hingga 67% dengan rata-rata 59%, sedangkan tekanan udara rata-rata 101 kPa. Angin bertiup lebih banyak ke arah tenggara (138,4 o) dengan kecepatan rata-rata 0,9 m s-1. Limpahan bahang tanah berkisar antara 4,7 W m-2 sampai 14,6 W m-2 dengan rata-rata 7,9 W m-2 sedangkan Nisbah Bowen berkisar antara 0,02 sampai 0,22 dengan rata-rata 0.10. Limpahan bahang laten berbanding lurus terhadap penerimaan radiasi neto dengan nilai berkisar antara 134,4 W m-2 sampai 226,5 W m-2 dengan rata-rata 184 W m-2. ©2017 dipublikasikan oleh Savana Cendana.
ABSTRAKIklim merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada kelimpahan hama penggerek batang padi. Penelitian ini bertujuan untuk (i) menyusun model prediksi populasi penggerek batang padi kuning (PBK) dan (ii) menilai kemampuan model untuk memprediksi kelimpahan dan puncak populasi PBK pada skenario perubahan iklim SRES A1FI dan B1. Pemodelan PBK membutuhkan dua komponen utama, yaitu paramater iklim dan suhu ambang bawah perkembangan (T o ) untuk menggambarkan siklus hidup PBK dari tahap telur, larva, pupa, dan imago. Penelitian menggunakan perangkat lunak DYMEX yang dapat menggambarkan perkembangan, mortalitas, transfer individu dari satu tahap ke tahap kehidupan selanjutnya, serta fekunditas dan reproduksi PBK. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) kalibrasi model antara prediksi dan observasi menunjukkan korelasi positif yang kuat dengan nilai R 2 sebesar 0,65. Validasi model juga dapat memprediksi populasi puncak, dengan R 2 sebesar 0,42. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kecenderungan puncak populasi terjadi ketika intensitas curah hujan tinggi, yaitu pada bulan Maret sampai April, Juli sampai September, dan November sampai Desember. Model memprediksi populasi PBK di wilayah Sukamandi mencapai 3 generasi per tahun, sedangkan di Kuningan 2 generasi per tahun. Simulasi model di bawah skenario perubahan iklim SRES A1FI dan B1 menunjukkan perbedaan sensitivitas. Ada kecenderungan peningkatan populasi PBK di wilayah Kuningan, dan kecenderungan penurunan di wilayah Sukamandi. Di bawah perubahan iklim, kondisi lingkungan di Kuningan menjadi lebih cocok untuk perkembangbiakan PBK, yang memungkinkan peningkatan jumlah generasi per tahun.Kata kunci: DYMEX, kelimpahan, model populasi, perubahan iklim, puncak populasi ABSTRACT Rice stem borer abundance are largely influenced by climate. This research aims to (i) develop a population dynamic model of yellow stem borer (YSB) and (ii) to assess the model's ability to predict abundance and population peak of YSB under climate change scenario SRES A1FI and B1. Modeling the YSB requires two major components: climate parameter and lower developmental threshold temperatures (T o ) to describe life cycle of YSB from the egg, larva, pupa, and adult stages. The research utilized DYMEX software to describe development, mortality, transfer of individuals from one to the next life stages, fecundity and reproduction of YSB. The coefficient of determination (R 2 ) of calibration models between predictions and observations showed a strong positive correlation of 0.65. Model validation could well predict the peak population, with R 2 = 0.42. The simulations showed that the trend of population peak occur at high rainfall i.e.
Penelitian ini bertujuan untuk menduga nilai evapotranspirasi dengan metode Nisbah Bowen di lahan sawah. Studi kasus di Kabupaten Indramayu, dilaksanakan bulan Juni hingga September 2012. Komponen cuaca yang diukur dengan sistem Nisbah Bowen adalah radiasi neto, suhu bola basah dan bola kering, gradien suhu bola basah dan bola kering pada ketinggian antara 140 cm dan 160 cm serta pada ketinggian antara 160 cm dan 180 cm dan limpahan bahang tanah. Pengukuran setiap 30 menit mulai pukul 06.00 sampai pukul 18.00 Komponen yang diukur dengan AWS adalah radiasi, suhu, kelembaban, tekanan udara, curah hujan, arah dan kecepatan angin. Perhitungan dengan metode Nisbah Bowen kemudian dibandingkan dengan perhitungan menggunakan metode FAO Penman-Monteith. Hubungan evapotranspirasi harian hasil perhitungan dengan dua metode tersebut dianalisis dengan Korelasi (Pearson Correlation). Hasil penelitian menunjukkan evapotranspirasi harian di areal persawahan Kabupaten Indramayu pada saat periode kekeringan musim tanam II yang diduga menggunakan metode Nisbah Bowen berkisar antara antara 2,4 mm sampai 4,3 mm dengan rata-rata 3,3 mm, sedangkan evapotranspirasi harian yang diduga menggunakan metode FAO Penman-Monteith bervariasi antara 2,4 mm sampai 4,6 mm dengan rata-rata 3,5 mm. Rata-rata hasil estimasi evapotranspirasi harian dari kedua metode secara statistik tidak berbeda nyata. ©2017 dipublikasikan oleh Savana Cendana.
Land utilization under oil palm plantation is constrained by the condition of low light intensities. Modification of the microclimate through the use of reflective mulch, as a reflector, will increase its ability to reflect the land surface radiation under the tree stand. This modification may suitable for intercropping system between soybean and oil palm. The study aimed to determine the effect of microclimate modification, using reflective mulch, under the stand of oil palm, and to evaluate its effect on soybean productivity. The research was conducted at PTPN-VIII Cimarga Banten using a nested random design with two factors and three replications each. The first factor is the oil palm age, which consists of: (i) control (open land), (ii) 4 years, (iii) 5 years, and (iv) 8 years age of oil palm. The second factor is the reflective mulch, as a solar radiation reflector, which consists of three levels: (i) without mulch (control), (ii) inorganic reflective mulch/silver black plastic mulch, and (iii) organic reflective mulch/dried oil palm leaves. The application of inorganic and organic reflective mulch increased the distribution of reflected land surface radiation (59%-157%), reduced the soil temperature fluctuation (0.30C-1.20C), and maintained soil water content (45.2%-45.8%). An increased of plant growth rates (56%-86%), relative growth rates (16%-21%), and seed weight production per plant (74.8%-86.2%) also reported, as well as the reduction of the etiolation ratio (9.6%-12.5%). The use of organic and inorganic reflective mulches can improve the microclimate and increase the production of soybean under intercopping system with oil palm.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.