The Chinese philosophy of Confucianism said “What I heard I forgot, what I see, I remember, what I do, I understand.” During this time, most of the teaching and learning process relies on viewing and listening modalities only. As a result, much information does not last long in memory as well as the material understanding achieves became less deep. In studying anatomy science, drawing is one of effective important methods because it is an integration of ideas and knowledge of vision thereby increasing comprehension and learning motivation of college students. The purpose of this research is to know the musculoskeletal anatomy comprehension by drawing learning method in Medical Faculty student. This research uses observational analytic design with the cross-sectional design. Total sampling was done to the entire student of Physiotherapy Study Program in 2012, 2013, and 2014, Medical Faculty of Udayana University. The average value of musculoskeletal anatomy of the student in 2012, 2013, and 2014 sequentially are 31.67, 33.57, and 45.00, respectively. Normality test with Shapiro-Wilk and homogeneity with Levene's test showed normal results and homogeneous. One-way ANOVA test between groups showed a significant result that is 11.00 (P<0.05). It is concluded that the drawing method can improve the musculoskeletal anatomy comprehension in Medical Faculty student.
Latar belakang dan tujuan: Cakupan pap smear di Puskesmas Sukawati II Gianyar tahun 2011 hanya 0,39 % (17 orang), masih jauh dibawah target kabupaten yaitu 85 persen. Terjadi penurunan dari tahun 2009 (49 orang atau 1,12%) dan 2010(32 orang atau 0,73%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik, pengetahuan, dan sikapwanitausia subur, termasuk perilakuseksual dengan perilaku pap smear di Puskesmas Sukawati II. Metode: Desain penelitian adalah cross sectional menggunakan 50 sampel wanita pasangan usia subur di wilayah kerja Puskesmas Sukawati II, tidak hamil dan bisa baca tulis. Data dikumpulkan melaluiwawancara dengankuesioner terstruktur dan data sekunderdari catatanpuskesmas. Analisis data meliputi analisisunivariat, bivariat (chi-squared test)dan multivariat (regresi logistik). Hasil: Analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara pendidikan (p=0,006), penghasilan(p=0,024), pengetahuan (p=0,006)dan sikap(p=0,001) dengan pap smear. Analisis multivariatmenunjukkan hanya sikapwanita pasangan usia subur yang berhubungan dengan tindakan pap smear dengan OR=12 (95%CI: 2,31-62,46). Simpulan: Sikap memiliki hubungan signifikan dengan perilaku pemeriksaan pap smear di Puskesmas Sukawati II.
Latar belakang dan tujuan: Mengetahui alasan ibu bekerja tidak memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif pada bayinya dan faktor-faktor yang menghambat pemberiannya di Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat.Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dengan focus group discussion (FGD) dan wawancara mendalam. Wawancara mendalam dilakukan pada 9 informan kunci yaitu ibu bekerja yang tidak memberikan ASI eksklusif. FGD dilakukan sebanyak dua kali, pada 21 informan lain yaitu suami, metua, keluarga, kader, tokoh agama, tokoh masyarakat dan pimpinan dari informan kunci.Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa alasan tidak diberikanya ASI eksklusif oleh ibu yang bekerja antara lain karena adanya rasa repot dari ibu, beban kerja yang tinggi, waktu cuti terbatas, sarana prasarana yang kurang seperti tidak ada tempat penitipan anak (TPA) dan pengantar ASI (kurir ASI) dan tuntutan kebutuhan ekonomi keluarga. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat ibu bekerja didalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya yaitu: faktor ekonomi, faktor fisik ibu yaitu rasa lelah dan sakit yang diderita, faktor psikologis dan faktor kurangnya sarana dan prasarana pendukung.Simpulan: Alasan ibu bekerja tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya karena rasa repot, beban kerja, waktu cuti terbatas, sarana dan prasarana kurang dan tuntutan ekonomi. Sedangkan faktor yang menghambat pemberian ASI adalah faktor ekonomi, keadaan fisik ibu, psikologis dan kurangnya sarana prasarana pendukung.
Primary dysmenorrhea is defined as a painful sensation during menstruation that is not associated with gynecological disorders or without the discovery of a pathological condition in the pelvis. Primary dysmenorrhea is the most common type of menstrual pain, which is experienced by more than 50% of women, so effective prevention with minimal side effects is needed, such as improvement in exercise habits. This study aims to determine the relationship between exercise habits with primary dysmenorrhea in female students of the Faculty of Medicine Unud academic year 2017. The type of research used is observational analytic with a cross sectional approach. The research subjects were 96 students from the Faculty of Medicine Unud academic year 2017. The research data were primary data in the form of questionnaires. Of the 96 samples examined, most of the students experienced primary dysmenorrhea with a proportion of primary dysmenorrhea is 86.5% and respondent with routine exercise habits less than respondent whose exercise habits were not routine with a proportion of 12.5% and 87.5% each. Students with regular exercise habits found a higher proportion of primary dysmenorrhea, 75% compared to 25% without primary dysmenorrhea. Based on the results of the chi-square test showed that there was no significant relationship between exercise habits with primary dysmenorrhea in Pre-Clinical Students of Medical Education Program Faculty of Medicine Udayana University Academic Year 2017 with p-value = 0.215.
Latar belakang dan tujuan: Kelas ibu hamil diterapkan di tiga puskesmas Kota Denpasar untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi dengan metode belajar kelompok tentang kehamilan, persalinan, nifas, perawatan bayi dan lain-lain, namun tingkat kehadiran ibu hamil masih rendah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik sosio demografi dan dukungan sosial suami dengan partisipasi ibu mengikuti kelas ibu hamil.Metode: Rancangan penelitian adalah survei cross sectional pada 122 ibu hamil yang dipilih secara systematic random sampling dari buku register ibu hamil. Data dikumpulkan dengan melakukan wawancara di rumah ibu hamil atau pada saat berkunjung ke puskesmas. Data dianalisis secara univariat, bivariat dengan uji chi square dan multvariat dengan metode poisson regresi.Hasil: Partisiasi ibu mengikuti kelas ibu hamil di tiga puskesmas sebesar 29,5%. Analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kehadiran ibu dalam kelas ibu hamil adalah paritas (p=0,036), dukungan sosial yang tinggi dari suami (p=0,001) yang terdiri dari dukungan emosional (p=0,001), dukungan instrumental (p=0,001), dukungan informasi (p=0,001) dan dukungan penghargaan (p=0,001). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa satu-satunya variabel yang berhubungan dengan kehadiran dalam kelas ibu hamil adalah dukungan sosial suami (PR=27,1; 95%CI: 8,13-90,46).Simpulan: Kehadiran ibu mengikuti kelas ibu hamil di tiga puskesmas masih rendah. Faktor yang mempengaruhi kehadiran ibu hamil adalah dukungan sosial suami.
Abstrak: Sero-survei tahun 2010 di Bali melaporkan angka 1% HIV positif pada ibu hamil. Angka HIV dan AIDS yang dilaporkan ke Dinkes Propinsi Bali juga menunjukkan peningkatan laporan kasus HIV yang terjadi pada perempuan. Salah satu alasan yang menyebabkan perempuan menjadi terlibat dalam kelompok rentan tertular IMS dan HIV adalah karena suami atau pasangan seksual mereka memiliki perilaku seksual yang tidak aman diluar pernikahannya dan atau menggunakan narkoba suntik yang tidak steril. Kerentanan perempuan terhadap penularan penyakit seperti HIV ini didasarkan pada beberapa faktor yang terjadi pada level individu, rumah tangga dan masyarakat serta level makro yang sering membuat perempuan tidak menyadari bahaya HIV dan AIDS. Belum banyak penelitian yang menggambarkan bagaimana kerentanan perempuan dapat mempengaruhi risikonya untuk tertular HIV dan AIDS serta IMS. Penelitian ini bertujuan untuk menggali kerentanan perempuan terhadap penularan IMS dan HIV dikaitkan dengan perilaku seksual berisiko. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode wawancara mendalam dengan pedoman wawancara semi terstruktur pada 21 informan yang terdiri dari informan perempuan, laki-laki, konselor dan penyedia layanan kesehatan di tiga tempat layanan di Denpasar. Data divalidasi menggunakan teknik member checking dan peer debriefing, kemudian dianalisis secara tematik. Gambaran perilaku berisiko yang menyebabkan kerentanan perempuan terhadap penularan IMS dan HIV adalah perilaku laki-laki yaitu hubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan seksual, biseksual, membeli seks, IDU, serta tidak konsisten menggunakan kondom. Sedangkan perilaku berisiko perempuan diantaranya memiliki lebih dari satu pasangan seksual, posisi tawar rendah dalam negosiasi kondom, melacur dan hubungan seks dalam keadaan terpaksa.
Latar belakang dan tujuan: Peta jalan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mentargetkan sekurang-kurangnya 75% pasien menyatakan puas dengan layanan kesehatan oleh fasilitas kesehatan (faskes). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kepuasan pasien secara umum, per masing-masing fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan berdasarkan dimensi mutu.Metode: Rancangan penelitian adalah survei sampel secara cross-sectional dengan jumlah responden sebanyak 148 orang pasien JKN yang dipilih secara consecutive dari empat jenis FKTP. Sebanyak 4 puskesmas, 3 klinik pemerintah, 4 klinik swasta dan 4 dokter umum dipilih secara random dari 11 puskesmas, 7 klinik pemerintah, 13 klinik swasta dan 70 dokter umum di Kota Denpasar. Data dikumpulkan dengan wawancara dari Bulan Maret sampai April 2015 di masing-masing faskes mempergunakan pedoman wawancara oleh petugas pengumpul data yang telah dilatih. Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat.Hasil: Sebanyak 69,59% pasien JKN mengatakan puas terhadap mutu layanan FKTP. Angka ini lebih rendah dari target JKN sebesar 75%. Kepuasan tertinggi (90,00%) di dokter umum dan terendah di klinik swasta (47,46%). Berdasarkan dimensi mutu, kepuasan pasien JKN di empat FKTP berbeda secara bermakna (p=0,008) pada dimensi fisik dan empati (p=0,013). Pada analisis multivariat dijumpai variabel yang berhubungan dengan kepuasan responden yaitu jenis FKTP dokter umum dengan adjusted PR=1,91 (95%CI: 1,05-3,47) dan FKTP puskesmas dengan adjusted PR=1,76 (95%CI: 1,04-2,97).Simpulan: Secara umum tingkat kepuasan responden masih lebih rendah dari target JKN dan bila dilihat per FKTP, kepuasan tertinggi dijumpai pada dokter umum dan puskesmas.
Latar belakang dan tujuan: Wanita kawin usia dini masih merupakan masalah di Indonesia termasuk di Provinsi NTB, dengan prevalensi pernikahan usia dini sebesar 23,9%. Hal ini akan berdampak terhadap peningkatan kejadian total fertility rate (TFR) sebesar 2,8 anak, lebih tinggi jika dibandingkan dengan target nasional yaitu sebesar 2,36 anak. Pelayanan keluarga berencana (KB) yang berkualitas dan merata dapat berimplikasi terhadap penurunan TFR. Sampai saat ini belum diketahui faktor yang terkait dengan penggunaan kontrasepsi pada wanita kawin usia dini di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur, karena itu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui hal tersebut.Metode: Penelititan ini adalah penelitian kuantitatif cross sectional dengan sampel sebanyak 84 orang wanita kawin usia dini di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur. Subyek penelitian yang memenuhi kriteria dipilih secara convenience dan diwawancara untuk mendapatkan data karakteristik, penggunaan KB, tingkat pengetahuan, informasi oleh petugas lapangan KB serta dukungan suami. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi square.Hasil: Sebagian besar pengguna KB usia kawin pertamanya ≥17 th (64,3%) dengan pendidikan rendah (66,7%) dan tidak bekerja (57,1%), tingkat pengetahuan kurang (92,9%), tidak mendapatkan informasi dari petugas lapangan KB (91,7%), serta tidak mendapat dukungan suami (51,2%). Variabel dukungan suami memiliki hubungan bermakna secara statistik terhadap penggunaan kontrasepsi pada wanita kawin usia dini (p<0,001) sedangkan usia kawin pertama, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan informasi oleh petugas lapangan KB tidak memiliki hubungan yang bermakna.Simpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan suami merupakan faktor yang bermakna dalam penggunaan kontrasepsi di kalangan wanita kawin usia dini.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.