ABSTRAKSecara perhitungan teknis, antara ketersediaan air dan kebutuhan air per kapita mencukupi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Provinsi Nusa Tenggara Timur, namun permasalahan aksesibilitas yang menyebabkan terjadinya kekeringan dibeberapa wilayah. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kolbano dan Kualin, Kab. TTS bertujuan pembuktian teori Homer-Dixon dan Gleick tentang konflik berbasis sumber daya alam. Hasil penelitian menunjukkan bahwapertama, ketidakadilan akses terhadap sumber daya air tidak menimbulkan konflik antar masyarakat, dan kedua, tidak terjadi migrasi besar dari wilayah langka air ke wilayah lain. Faktor yang melandasiadalah adanyanilai-nilai budaya yang masih dipercaya dan dijaga, sehingga mampumenciptakan harmoni sosial. Temuan empirik ini menjadi sebuah penemuan teori baru dari pengembangan teori Homer-Dixon dan Gleick yang menyatakan bahwa kelangkaan sumber daya alam/air menimbulkan konflik, namun tidak terjadi dalam konteks masyarakat di Kec. Kolbano dan Kualin, dan wilayah lain di Kab. TTS. Kata kunci: Kelangkaan air, konflik, sumberdaya air, sumber daya alam ABSTRACTIn technical calculations, between water availability and water demand per capita is sufficient in Timor Tengah Selatan (TTS) East Nusa Tenggara province, but the problem of accessibility caused drought in some areas. This research was conducted in the District Kolbano and Kualin, Kab. TTS aims at proving the theory Homer-Dixon and Gleick about natural resource-based conflicts. The results showed that the first, inequality in access to water resources does not generate conflicts between communities, and second, there was no major migration of water-scarce region to region. Factors underlying is their cultural values are still believed and guarded, so as to create social harmony. These empirical findings into a discovery of a new theory of the development of the theory of Homer-Dixon and Gleick stating that the scarcity of natural resources / water conflict, but did not occur in the context of the community in the district Kolbano and Kualin, and other areas in the district TTS.
Penyengat Island has a valuable historical footprint not only for Indonesia but also for Malaysia and Singapore, as well as having a wealth of ancient literacy and influential religious values. Data were collected from tourists visiting Penyengat Island through distributing questionnaires to 100 respondents, combined with in-depth interviews, focused discussions with representative and competent key persons related to the issues discussed. This study found that the accommodation and amenities components are still the main problems in developing tourism on Penyengat Island. The factors of tourism management, tourist safety, public awareness of tourism, and environmental preservation are other central issues that need attention. The development of broad tourism promotion using information technology media and supported by professional management will be able to accelerate the tourism growth of Penyengat Island. Purpose of this study is to measure the dynamics of historical and religious tourism on Penyengat Island using the 5 A attribute approach (attractions, accessibility, accommodation, amenities and awareness). This research is focused on the empirical conditions of the dynamics of tourism development in Penyengat Island, with a qualitative descriptive research method through questionnaires, in-depth interviews, observations, and transects. The attributes of accommodation, amenities, and awareness of public tourism are still low. The main factor of the problem lies in the management of tourism in Penyengat Island that has not been done professionally and integratedly by targeting foreign tourists Overall and integrated tourism management by building destinations that ensure the comfort and safety of tourists, building information technology-based promotional media that can reach the wider community, and building a network of partnerships with stakeholders in the development of tourist destinations and strengthening human resources.
Saat ini sektor pariwisata menjadi salah satu prioritas pembangunan di Nusa Tenggara Timur. Terkait dengan hal tersebut maka artikel ini bertujuan untuk membahas dinamika rantai nilai pariwisata di Sumba Timur dan Sumba Barat Daya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif menggambarkan dinamika rantai nilai pariwisata di dua kabupaten di pulau Sumba tersebut. Teknik pengumpulan data melalui observasi, transet, dan wawancara mendalam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Sumba Timur dan Sumba Barat Daya memiliki potensi wisata yang beragam dan kekayaan alam yang belum tereksplorasi semuanya. Potensi dan kekayaan ini memiliki nilai jual yang tinggi jika dikelola secara profesional dan berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat lokal. Permasalahan amenitas, akomodasi dan kesadaran wisata masyarakat lokal masih menjadi kendala utama. Namun demikian rantai nilai yang mendukung industri pariwisata telah terbangun walau belum sepenuhnya berfungsi optimal. Dengan maka perlu adanya strategi dan perencanaan pengembangan pariwisata di masa mendatang dengan melibatkan seluruh stakeholders.
Siput gonggong adalah hewan endemik yang berada hanya di Kepulauan Riau khususnya Pulau Bintan dan Bangka Belitung. Sehingga gonggong dikenal sebagai makanan khas pulau Bintan. Meski demikian hal ini belum dikenal secara nasional seperti daerah-daerah lain yang identik dengan makanan khas tertentu. Terkait dengan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi rantai pasok gonggong di wilayah kepulauan Bintan, dan potensinya menjadi destinasi wisata kuliner di pulau Bintan selain wisata alam dan budaya yang telah terkenal. Penelitian ini menggunakan metoda kualitatif deskriptif menggambarkan rantai pasok dan potensi gonggong sebagai makanan khas yang menjadi destinasi kuliner. Teknik pengumpulan data melalui wawancara terstruktur dan mendalam, serta observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara kuantitas, gonggong tersedia sepanjang tahun dan sangat melimpah. Gonggong memiliki potensi menjadi destinasi kuliner yang menarik wisatawan jika dapat dikemas dalam sebuah rangkaian atraksi yang tidak hanya menekankan pada makanan, namun mampu menggabungkan bahkan menyatukan dengan nilai budaya masyarakat lokal. Di sisi lain, strategi promosi yang menarik menjadi kunci penting dalam menggangkat gonggong sebagai destinasi kuliner khas Bintan.
Penelitian ini bertujuan mengukur sejauhmana penggunaan smart tourism dalam kerangka mendukung industri pariwisata di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau. Pemilihan lokasi didasarkan atas latar belakang memiliki nilai historis, budaya, dan religi yang tinggi baik di tingkat nasional maupun internasional, dan merupakan destinasi favorit wisatawan asing dari Malaysia dan Singapura karena kedekatan historis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif melalui serangkaian penyebaran kuesioner kepada wisatawan yang berkunjung dilanjutkan dengan wawancara terstruktur dan diskusi terfokus dengan tokoh kunci yang telah ditentukan oleh peneliti, baik itu tokoh masyarakat, kelompok sadar wisata (Pokdarwis), tokoh adat, dan pemerintah daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan dan promosi wisata Pulau Penyengat masih dilakukan secara konvensional, belum mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi sebagai instrumen untuk mendukung pemasaran industri pariwisata secara luas. Kondisi empirik ini berakar pada berbagai persoalan yang ada, baik itu sumber daya manusia, kebijakan pembangunan pariwisata, dan kesadaran kolektif pembangunan industri pariwisata
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.