Pamelo (Citrus maxima (Burm.) Merr) is one type of orange that is prospectively cultivated in Indonesia. Pamelo in Indonesia is very diverse, as the skin of the fruit is green to red, some are with seed and seedless. Pamelo plants have diverse leaves, both in shape, size, lamina and thickness. The various leaf shapes between plants which show below the genetic resources of pamelo plants are numerous and varied. Information about pamelo aceh plants, especially about the character of leaves is still very limited. This information can be used to determine the characteristics of pamelo aceh so that later it will be very useful in classifying and grouping plants. The purpose of this study was to determine the character of the Pamelo Giri Matang leaf in Aceh, Indonesia. The study aims to see the level of diversity of pamelo in the village of Pante Lhong. The study was conducted in the village of Pante Lhong, Peusangan District, Bireuen, District, Aceh, Indonesia and at the Laboratory of Agroecotechnology, Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh, from September to November 2017. The sample plants used were 15, aged between 10 and 25 years. The research was conducted using descriptive method with sampling by purposive sampling method. Observations were carried out quantitatively and qualitatively based on Descriptors for Citrus (PGRI). The results showed that Pamelo Giri Matang Aceh Indonesia was an evergreen plant with an intensity of green to dark leaf color. The average leaf lamina has a length of 14.62 cm and a width of 7.04 cm with an average area of 59.74 cm2. The most commonly found leaf wings are obovate.
Bawang daun adalah tanaman semusim yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Petani sering mengandalkan pupuk kimia dalam membudidayakan komoditas ini, sehingga produksi bawang daun menjadi lebih kecil. Penelitian ini mencoba mengkaji penggunaan pupuk organik dengan memanfaatkan limbah kulit kopi untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Jarak tanam yang sesuai merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tanaman. Penelitian ini telah dilaksanakan di Gampong Ujung Gele, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah pada bulan Februari-Juli 2019. Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor. Faktor pertama yaitu pupuk limbah kulit kopi menggunakan 4 taraf yaitu (P0) 0 g/tanaman, (P1) 60 g/tanaman, (P2) 90 g/tanaman, dan (P3) 120 g/tanaman. Faktor kedua yaitu jarak tanam yang menggunakan empat taraf yaitu (J1) 10 cm x 20 cm, (J2) 15 cm x 20 cm dan (J3) 20 cm x 20 cm. Pemberian pupuk tunggal berpengaruh terhadap semua variabel yang diamati, kecuali pertumbuhan tanaman dan hasil daun bawang. Pemberian pupuk 90 g per tanaman (P2) meningkatkan pertumbuhan dan hasil bawang hijau. Penerapan ruang tanam secara tunggal berpengaruh terhadap panjang akar, berat kering dan segar per rumpun, hasil per plot dan per hektar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tanam terbaik yang diterapkan adalah 10 cm x 20 cm (J1). Terjadi interaksi antara pemberian pupuk kulit kopi dan jarak tanam terhadap jumlah anakan, jumlah daun dan panjang akar. Interaksi terbaik terdapat pada pemberian pupuk 90 g/tanaman dengan jarak tanam 10 cm x 20 cm (P2J1).
ABSTRAKSalah satu tanaman budidaya yang dimanfaatkan sebagai penghasil protein nabati utama di Indonesia adalah kedelai. Produksi kedelai nasional sangat perlu ditingkatkan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan permintaan masyarakat yang terus meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil beberapa genotipe kedelai akibat pemberian berbagai konsentrasi pupuk organik cair. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 3 ulangan. Faktor genotipe terdiri dari Galur M.1.1.3, Galur M.5.2.1, Varietas Anjasmoro dan Varietas Derap 1. Pupuk organik cair terdiri dari 3 konsentrasi yaitu 0 ml/l air, 4 ml/l air dan 8 ml/l air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai. Tanaman tertinggi terdapat pada varietas Anjasmoro namun karakter hasil terbaik terdapat pada galur M.1.1.3. Penggunaan konsentrasi pupuk organik cair berpengaruh terhadap peubah jumlah polong, bobot biji/tanaman dan bobot biji/plot. Konsentrasi terbaik terdapat pada 8 ml/l air. Terdapat interaksi antara varietas dan konsentrasi pupuk organik cair pada peubah tinggi tanaman umur 42 HST. Interaksi terbaik terdapat pada kombinasi perlakuan varietas Anjasmoro dengan konsentrasi pupuk organik cair 4 ml/l dengan tinggi tanaman mencapai 103,66 cm.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair lamtoro dan pupuk fosfor serta interaksinya terhadap pertumbuhan bibit kakao. Dilaksanakan di Komplek Asean, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara dan Laboratorium Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh pada bulan Juni sampai September 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu konsentrasi pupuk organik cair lamtoro dan faktor kedua dosis pupuk fosfor. Hasil pengamatan pemberian pupuk organik cair lamtoro pada tanaman kakao menunjukkan pengaruh nyata terhadap peubah tinggi tanaman pada umur 6, dan 8 MSPT, diameter batang umur 6, dan 8 MSPT, jumlah daun umur 8 MSPT, dan klorofil daun. Pemberian pupuk fosfor menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap peubah tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, jumlah klorofil daun, berat segar tanaman, berat kering tanaman, berat akar segar, dan berat akar kering pada semua umur pengamatan. Pemberian pupuk fosfor P3 dengan dosis (6 g/polybag) memberikan hasil terbaik dibandingkan dengan pemberian pupuk fosfor P2 (4 g/polybag) dan P1 (0 g/polybag) dalam meningkatkan pertumbuhan bibit kakao.
Melon (Cucumis melo L.) is one of potential horticultural crop in Indonesia. Unfortunately, melon production is currently unable to meet national demand. The objective of this study was to investigate the effect of biofertilizer, varieties and interaction between the dose of biofertilizer and varieties on the growth and yield of melons. The study was conducted in January-April 2021 at Paloh Lada Village, Dewantara District and the Laboratory of Agriculture Faculty, Universitas Malikussaleh. These experiments were arranged in a Factorial Randomized Block Design (RBD) with two factors. The first factor was biofertilizer (P) consisting of 4 levels: P0 (0 ml/L), P1 (5 ml/L), P2 (10 ml/L) and P3 (15 ml/L) and the second factor was melon varieties (V): V1 (F1 Pertiwi Anvi) and V2 (F1 Action 88). There was 8 treatment combinations with 3 replications, resulted in 24 experimental units. The interaction between biofertilizers and varieties gave significant effect on the growth and yield of melon, while the interactions between bio fertilizer did not differ on all variables observed. The application of biological fertilizer 10 ml/L on V1 variety (F1 Pertiwi Anvi) is recommendable. There was an interaction between of biological fertilizers and melon varieties on the total dissolved solids (Brix %).
Penelitian ini bertujuan menyeleksi varietas padi gogo yang adaptif pada lahan bekas tambang gas alam cair (LNG) di aceh utara. Bahan yang digunakan adalah 10 varietas padi gogo, mikoriza,tanah top soil dari areal lahan bekas tambang gas LNG, pupuk kandang, pupuk Phonska + Urea (300 kg/ha + Urea 200 kg/ha), Dithane M-45, Curater 2G,polybag ukuran 40 cmx50 cm. Alata yang digunakan terdiri dari: ayakan kasa ukuran 6 mm, timbangan portable kapasitas 25 kg, timbangan digital kapasitas 0.5 kg, papan lat, triplex, meteran, selang plastik, ember plastik, tali rafia, sprayer dan hand sprayer, gelas ukur erlenmeyer, thermometer digital, soil tester dan oven. Metode penelitian menggunakan Rancangan acak kelompok (RAK) dengan 3 ulangan, dengan dua faktor yaitu Faktor pertama Varietas (V) terdiri dari 10 taraf : inpago 9, Situbagendit, inpago 6, batutugi, Situpatenggang, Inpago 4, Towuti, inpago 7,Inpari 33, Sintanur. Faktor kedua Mikoriza (M) terdiri dari 3 taraf yaitu M0 (tanpa mikoriza), M1 ( mikoriza 15 g/lubang tanam), M2 (25 g/lobang tanam). Hasil analisis tanah menunjukkan Kandungan Hg melampaui ambang kritis yakni 118,60 ppm dan Pb 25 ppm, unsur Pb masih normal yaitu < 0,01 ppm. Tingginya kandungan merkuri disebabkan karena sangat dekat dengan pengolahan tambang LNG dan konsentrasi Pb di permukaan tanah sekitar 25 ppm tetapi dengan menyebarnya polutan Pb, sudah cukup banyak lahan pertanian yang tercemar Pb. Dari hasil penelitian Varietas Inpago 7 dengan mikoriza 25 g/tanaman memperlihatkan pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah anakan tertinggi pada umur 20, 40 HST begitu juga dengan kandungan klorofil daun dan berat gabah.
Tanaman nilam (Pogostemon cablin, Benth) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri. Rendahnya pertumbuhan akar pada pembibitan merupakan permasalahan yang sering terjadi, hal ini disebabkan karena rendahnya zat pengatur tumbuh dalam tanaman dan kondisi media tanam yang tidak sesuai dengan kebutuhan perkembangan akar setek tanam. Penelitian dilaksanakan di Desa Karieng, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen dan Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh dari bulan April sampai Juni 2020. Menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama konsentrasi zat pengatur tumbuh (Z) dengan 4 taraf yaitu Z0 = 0 ppm, Z1 = 100 ppm, Z2 = 150 ppm, Z3 = 200 ppm. Faktor kedua dosis pupuk kandang (K) terdiri dari 4 taraf yaitu K0=0 gram, K1= 100 gram, K2= 150 gram, K3= 200 gram. Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi yang nyata antara konsentrasi zat pengatur tumbuh dan dosis pupuk organik terhadap semua parameter yang diamati. Pemberian konsentrasi zat pengatur tumbuh dan dosis pupuk kandang sapi secara tunggal tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati.
Bawang putih (Allium sativum L) merupakan salah satu tanaman obat yang sering digunakan oleh masyarakat. Kandungan senyawa kimia yang dimiliki bawang putih berupa allicin, polifenol, ajoene, flavonoid, dan saponin yang berfungsi sebagai antimikroba dan antifungi. Salah satu jenis jamur yang bersifat patogen adalah Aspergillus niger. Jamur ini menyebabkan aspergillosis pada manusia yaitu penyakit saluran pernafasan, hati, ginjal, sistem saraf, otot, kulit, dan organ genital. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan perasan bawang putih (Allium sativum L) dalam menghambat pertumbuhan Aspergillus niger dan untuk mengetahui konsentrasi perasan bawang putih (Allium sativum L) yang efektif dalam menghambat pertumbuhan Aspergillus niger. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen laboratorium menggunakan metode difusi paper disc. Sampel penelitian ini adalah perasan bawang putih (Allium sativum L) yang dibuat dalam bentuk 4 konsentrasi yaitu 100%, 80%,60% dan 40%. Dari penelitian yang telah dilakukan hasil yang diperoleh untuk sampel perasan bawang putih dari masing-masing konsentrasi 100%, 80%, 60%, dan 40% didapatkan rata-rata hasil pengukuran diameter zona bening yaitu 43,5 mm, 36,1 mm, 35,3 mm, 28,3 mm. Berdasarkan dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perasan bawang putih dapat menghambat pertumbuhan Aspergillus niger.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.