Abstrak: Koneksi matematika mendukung siswa menemukan berbagai kemungkinan strategi dalam penyelesaian masalah. Produk budaya memungkinkan dapat dijadikan objek matematika dalam pembelajaran. Artikel ini merupakan bagian dari penelitian yang merancang desain pembelajaran berbasis budaya lokal yang bertujuan mengidentifikasi kemampuan koneksi matematika siswa. Data dikumpulkan melalui tes yang diberikan kepada 341 siswa dan wawancara tidak terstruktur terhadap 9 siswa yang dipilih berdasarkan penyelesaian tes sesuai proses matematisasi. Analisis data diawali dengan klasifikasi jawaban siswa berdasarkan tahapan matematisasi, identifikasi kemampuan koneksi matematika sesuai tahapan matematisasi, analisis kemampuan koneksi matematis, dan penarikan simpulan terkait kemampuan koneksi matematika serta kendala yang ditemukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan koneksi matematika siswa meliputi tiga kategori yaitu koneksi pemahaman, koneksi representasi, dan koneksi justifikasi. Siswa dengan kemampuan koneksi justifikasi bisa menyelesaikan masalah matematika sesuai tahapan matematisasi, dari identifikasi objek matematika sampai matematika formal. Sementara itu, siswa yang memiliki kemampuan koneksi pemahaman dan representasi menyelesaikan masalah matematika masing-masing sampai pada tahap model kongkret dan model formal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis budaya memberikan ruang untuk memahami kemampuan koneksi matematika siswa. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk menunjukkan pembelajaran berbasis budaya bisa digunakan untuk mengembangkan kemampuan koneksi matematika siswa.Abstract: Mathematics connection support students finding various possible strategies in problemsolving. Cultural products can be used as mathematical objects in learning. This article, part of a study that designed culture-based learning, aims to identify students' mathematics connection. Data was collected through a test given to 341 students and unstructured interviews of nine students selected based on the completion of the test, which fulfills mathematization steps. Data analysis began by classifying students' answers based on mathematization, identifying mathematics connection of students according to mathematization, analyzing students' mathematics connection, and drawing conclusions about mathematics connection and the constraints found. The results showed that students' mathematics connections include three categories, namely understanding connection, representation connection, and justification connection. Students with justification connection solved mathematical problems according to mathematization steps, from the identification of mathematical objects to formal mathematics. Meanwhile, students with understanding and representation connection solved their respective mathematical problems up to the concrete and formal stages. The findings reveal that culture-based mathematics learning provides space to understand students' mathematics connection. Further research is required to prove that it can be used t...
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh siswa yang bisa matematika formal belum tentu bisa matematika non-formal yang ada di tengah masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika di sekolah belum sepenuhnya melibatkan hal-hal yang ada di sekitar siswa dan lebih cenderung kepada bagaimana siswa menjawab soal. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan cara perajin gerabah dalam mengkonstruksi bangun ruang sisi lengkung dan mengungkap konsep-konsep bangun ruang sisi lengkung yang terdapat pada pembuatan gerabah di Desa Banyumulek. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang perajin gerabah yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Subjek penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu yaitu subjek merupakan praktisi atau ahli dalam pembuatan gerabah. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara perajin gerabah dalam mengkonstruksi bangun ruang sisi lengkung pada pembuatan gerabah adalah terdiri dari 4 proses yaitu, membuat tombong (alas), bebentet (sisi lengkung), belong (leher atau lengkung penghubung) dan membuat biwir (mulut atau tutup) gerabah. Serta terdapat konsep bangun ruang sisi lengkung pada pembuatan gerabah di Desa Banyumulek yaitu konsep parsial tabung, kerucut, bola, dan konsep utuh tabung.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) bagaimana perencanaan analisis konflik MAN 1 Mataram (2) bagaimana evaluasi pengelolaan konflik MAN 1 Mataram dan (3) bagaimana strategi penyelesaian konflik MAN 1 Mataram. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan Analysis Interactive Model yang terdiri dari koleksi data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi data atau kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (!) perencanaan analisis konflik dan evaluasi pengeloaan konflik kepala MAN 1 Mataram dilakukan secara berkala setiap minggu, setiap bulan, setiap semester dan setiap tahun dengan melibatkan seluruh komponen madrasah (2) strategi penyelesaian konflik yang diterapkan kepala MAN 1 Mataram adalah menghindar, mengakomodasi, kompetisi, kompromi dan kolaborasi (3) MAN 1 Mataram merupakan madrasah dengan akreditasi A, kelengkapan data dan syarat dalam standar pendidikan nasional memenuhi dengan interval 98%-100% di masing-masing standar.
Various methods and results of interpretation have emerged (according to the times and needs) that can be accessed by the public in understanding the meaning and content of the Qur'an itself. From the aspect of the text, the Qur'an has not changed since it was first revealed until now, but what has changed is the interpretation of the text in accordance with human space and time. Al-Qur'an is always open to analysis, and interpretation with various tools, methods and approaches. Various variants of the Ulama's manhaj regarding interpretation have emerged as a way to explore the meaning of the content contained in the Qur'an itself. on the other hand, the problem of interpretation arises in line with the complexity of human problems. Therefore, this article will focus on the meaning of interpretation, the history of the development of interpretation which is focused on the classical and medieval eras of interpretation and the variants of the manhaj of the scholars. This paper was prepared based on a review of literature or documents using a qualitative approach, type of content analysis method, Klaus Krippendorf (2004). The primary source used is the literature by "Husayn 'Alawl Mehr" An Introduction to the History of Tafsir and Commentators of the Qur'an (2012), and several other references. Secondary sources are taken from several articles related to the themes studied.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.