ABSTRAK Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) mewabah ke seluruh dunia sejak awal tahun 2020 dan membawa dampak yang signifikan bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Wilayah di tanah air memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang menyebabkan sekolah dan tempat kerja diliburkan, kegiatan keagamaan atau ibadah bersama dibatasi dan kegiatan-kegiatan di tempat umum atau fasilitas publik juga dibatasi. Menilik himbauan dari pemerintah agar masyarakat tetap tinggal di rumah dan menjaga jarak sosial atau social distancing yang saat ini istilahnya diubah menjadi physical distancing oleh WHO. Physical distancing adalah hal yang hampir tidak mungkin dilakuakan oleh anak usia dini sebab dunia anak adalah dunia bermain dengan kecenderungan anak untuk berinteraksi secara langsung. Metode kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan terapi bermain ular tangga. Tujuan kegiatan ini memberi pengertian kepada anak tentang adaptasi kebiasan baru melalui cara yang menyenangkan, salah satunya melalui terapi bermain. Perbedaan pengetahuan anak sebelum dan sesudah kegiatan pendidikan kesehatan dengan media bermain ular tangga dan lebih berpengaruh dalam peningkatan pengetahuan dan sikap anak mengenai 3M, terutama pada pertanyaan tanda dan gejala corona virus dan penting tidaknya memakai masker, adanya peningkatan presentasi sekitar 67%. Oleh karena itu terapi bermain ular tangga lebih banyak memberikan rangsangan terhadap anak dan sesuai dengan keinginan anak yakni bermain. Kata Kunci: Covid-19, New Normal, Terapi Bermain ABSTRACT Coronavirus Disease Pandemic 2019 (COVID-19) has spread to the world since the beginning of 2020 and has had a significant impact on human life around the world. Areas in the country impose PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) that cause schools and workplaces to be closed, religious activities or worship together are restricted and activities in public places or public facilities are also restricted. Considering the appeal from the government for people to stay at home and maintain social distance or social distancing which is currently the term changed to physical distancing by WHO. Physical distancing is almost impossible for early childhood to do because the world of children is a world of play with a tendency for children to interact directly. This method of community service activities is done with therapy playing snake ladder. The purpose of this activity gives understanding to children about the adaptation of new habits through fun ways, one of which is through play therapy. Differences in children's knowledge before and after health education activities with the medium of playing snake ladder and more influential in increasing the child's knowledge and attitude about 3M, especially on the question of signs and symptoms of corona virus and the importance of not wearing a mask, there was an increase in presentation of about 67%. Therefore, the therapy of playing snakes stairs provides more stimulation to the child and in accordance with the child's wishes, namely, play. Keywords: Covid-19, New Normal, Play Therapy
Pemberian toilet training dari orang tua kepada anak merupakan hal yang cukup menantang terutama bila anak memiliki kebutuhan khusus. Bagi anak down syndrome, toilet training memerlukan waktu lebih lama dikarenakan mereka memiliki keterbatasan fisik dan kognitif. Kemampuan toilet training anak down syndrome berbeda antara anak satu dengan anak yang lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman orang tua terhadap toilet training pada anak down syndrome di Sekolah Luar Biasa Negeri Pringsewu 2019.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi digunakan untuk menggali partisipasi orang tua tentang pengalaman orang tua terhadap toilet training pada anak down syndrome. Pengambilan sampel berdasarkan pada tingkat pemenuhan terhadap informasi yang ingin dicapai, yaitu dengan menggunakan teknik snowball, dalam penelitian yaitu berjumlah 3 partisipan, Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi dilengkapi dengan catatan lapangan kemudian dibuat transkip wawancara dan dilakukan analisis data yang dimulai dari mendengarkan rekaman hasil wawancara sampai membuat kesimpulan atas data kualitatif yang diperoleh.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan toilet training oleh orang tua pada anak down syndrome menggunakan teknik lisan dan teknik modelling. Sikap konsisten dalam mengajarkan toilet training dan pola asuh demokratis juga berperan dalam keberhasilan toilet training anak down syndrome. Saran bagi orang tua dan guru Sekolah Luar Biasa, dengan anak down syndrome hendaknya dengan kesabaran, ketekunan serta kelapangan hati yang penuh, untuk mengajarkan dan memberikan latihan yang terus menerus kepada subjek dalam toilet training, sehingga subjek mampu untuk lebih mandiri dalam toilet traning nya.
Perdarahan portpartum menempati peringkat tertinggi pada angka kematian ibu. Salah satu penyebabnya adalah atonia uteri. Inisiasi menyusu dini (IMD) akan merangsang lobus posterior kelenjar pituitary untuk mensekresi hormon oksitosin. Oksitosin mempercepat proses involusi dan meminimalkan kehilangan darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap pencapaian involusi uterus pada ibu postpartum. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain penelitian quasi eksperimen. Subjek penelitian yaitu ibu postpartum dengan sampel penelitian sebanyak 16 kasus dan 16 kontrol. Teknik sampling concecutive sampling. Analisa data menggunakan uji t independent. Hasil penelitian didapatkan bahwa ibu postpartum yang melakukan IMD setelah 2 jam didapatkan rata – rata tinggi fundus 3,13 cm dibawah pusat dan setelah 12 jam didapatkan rata – rata 2,13 cm dibawah pusat dan kelompok yang tidak IMD yaitu setelah 2 jam dan 12 jam didapatkan hasil sama yaitu rata – rata 1,63 cm dibawah pusat. Hasil analisa bivariat pada kedua kelompok setelah 2 jam dilakukan IMD didapatkkan p-value = 0,000 dan setelah 12 jam IMD didapatkan p-value = 0,030. Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan inisiasi menyusu dini terhadap pencapaian involusi uterus pada ibu postpartum, sehingga peneliti menyarankan untuk menjadikan IMD sebagai SOP dalam setiap pelayananan persalinan.
Bullying merupakan perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja terjadi berulang-ulang untuk menyerang korban yang lemah. Berdasarkan data KPAI jumlah kasus bullying tahun 2018 sebanyak 77 kasus (57,9%) dari 161 kasus. Presentase kumulatif kasus bullying tertinggi pada kelompok usia 12-17 tahun (84,0%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh program usaha kesehatan jiwa sekolah terhadap pengetahuan dan sikap siswa sebagai upaya pencegahan bullying di SMA Muhammadyah Gadingrejo Tahun 2019.Jenis penelitian ini kuantitatif, desain penelitian adalah quasi eksperimen pre-post test design one group. Populasi adalah siswa/i kelas X SMA Muhammadyah Gadingrejo kabupaten Pringsewu. Sampel menggunakan teknik total sampling yaitu didapatkan 60 responden. Tahap penelitian ini dimulai dari persiapan meliputi pembagian kusioner pretest, pemberian intervensi dan postest. Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil penelitian didapat ada pengaruh program usaha kesehatan jiwa sekolah dengan pengetahuan siswa p=0,023 (<0,05) dan tidak ada pengaruh program usaha kesehatan jiwa sekolah dengan sikap siswa p=0,625 (>0,05) sebagai upaya pencegahan bullying di SMA Muhammadyah Gadingrejo Tahun 2019. Oleh karena itu diharapkan siswa dapat mengimplentasikan pengetetahuan yang didapat untuk dapat membuat sikap ke arah yang lebih baik.PROGRAM USAHA KESEHATAN JIWA SEKOLAH SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN BULLYING TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA DI SMA MUHAMMADYAH GADINGREJO TAHUN 2019
Based on the data from the World Health Organization (WHO) in 2018, the number of dysmenorrhea cases in the world is very large. The results of a preliminary study conducted at SMA Negeri 1 Seputih Mataram, Central Lampung showed that from 10 teenage girls who experience menstrual pain, a total of 2 teenage girls complained of pain with a mild pain level, 6 teenage girls complained of pain with a moderate pain level, and 2 teenage girls complain of pain with a severe pain level. This research aims to determine the effect of carrot juice consumption on the reduction of primary dysmenorrhea pain levels in teenage girls at SMA Negeri 1 Seputih Mataram, Central Lampung in 2020. The type of this research is a quantitative research with a pre-experimental design namely one-group pretest, one-group posttest design which is given to 20 people by using accidental sampling technique and by giving carrot juice twice a day with 4 hours interval from the first administration. The bivariate test used in this study was the Wilcoxon test. The results of the research show that there is an effect of carrot juice consumption to reduce dysmenorrhea pain (p value 0,001 less than 0.05). It is recommended for health workers to be able to make carrot juice as one of the teenage girls reproductive health treatment programs in order to reduce dysmenorrhea pain. It is expected that the results of this research can be used as a source of information and implementation for the students/teenage girls in an effort to reduce the levels of dysmenorrhea pain through the consumption of carrot juice.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.