Abstract. The incidence of hepatitis B virus (HBV) infection has been declining thanks to the universal hepatitis B infant immunization program. Nevertheless, young adults born before the program implementation might have acquired HBV in early childhood or remain susceptible to infection. This study aimed to evaluate hepatitis B epidemiology in asymptomatic young adult population in Ternate, eastern Indonesia. Serum samples of 376 subjects (aged 17-25, mean 19.82 ± 1.69 years; male/female 138/238) were screened for HBV parameters serologically (HBV surface antigen [HBsAg]; its antibody [anti-HBs]; anti-core antigen [anti-HBc]), and molecularly (HBV DNA). HBsAg, anti-HBc, anti-HBs, and HBV DNA prevalence were 15.7%, 36.2%, 24.2%, and 27.9%, respectively, with male predominance. Of all subjects, 13.0% were HBsAg negative with detectable HBV DNA (occult hepatitis B [OHB]), and 56.4% showed negativity for all seromarkers. This population showed high hepatitis B prevalence with substantial occurrence of OHB. However, a high percentage of the population were still susceptible and at risk of HBV infection. This study emphasizes the necessity to improve prevention strategies to screen and manage HBV carriers, including the adoption of catch-up or booster vaccination targeted to young adult populations. Investigations on the roles of host-virus interactions associated with OHB and its implications are warranted.
Distribution of hepatitis B virus (HBV) genotypes/subgenotypes is geographically and ethnologically specific. In the Indonesian archipelago, HBV genotype C (HBV/C) is prevalent with high genome variability, reflected by the presence of 13 of currently existing 16 subgenotypes. We investigated the association between HBV/C molecular characteristics with host ethnicity and geographical distribution by examining various subgenotypes of HBV/C isolates from the Asia and Pacific region, with further analysis on the immune epitope characteristics of the core and surface proteins. Phylogenetic tree was constructed based on complete HBV/C genome sequences from Asia and Pacific region, and genetic distance between isolates was also examined. HBV/C surface and core immune epitopes were analyzed and grouped by comparing the amino acid residue characteristics and geographical origins. Based on phylogenetic tree and geographical origins of isolates, two major groups of HBV/C isolates—East-Southeast Asia and Papua-Pacific—were identified. Analysis of core and surface immune epitopes supported these findings with several amino acid substitutions distinguishing the East-Southeast Asia isolates from the Papua-Pacific isolates. A west-to-east gradient of HBsAg subtype distribution was observed with adrq+ prominent in the East and Southeast Asia and adrq- in the Pacific, with several adrq-indeterminate subtypes observed in Papua and Papua New Guinea (PNG). This study indicates that HBV/C isolates can be classified into two types, the Asian and the Papua-Pacific, based on the virus genome diversity, immune epitope characteristics, and geographical distribution, with Papua and PNG as the molecular evolutionary admixture region in the switching from adrq+ to adrq-.
Infeksi demam berdarah dianggap sebagai salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia dan disebabkan oleh virus dengue. Kemampuan reaksi silang pada virus dengue dapat memperparah jika terjadi infeksi lainnya. Protein precursor membrane (prM) pada virus dengue merupakan bagian yang rentan akan terjadinya antibody dependant enhancement dan evolusi gen prM berubah setiap tahunnya. Studi ini bertujuan untuk menganalisa reaksi silang gen prM dari virus dengue yang endemis di Indonesia. Sebanyak 96 data sampel dari National Center for Biotechnology Information digunakan pada studi ini. Prediksi antigenisitas dengan metode B-cell epitope prediction lalu di lanjutkan proses analisis reaksi silang menggunakan Basic Local Aligntment Search Tool (BLAST) dengan perbagian 20 protein prM pada setiap genotype virus yang memiliki antigenisitas yang spesifitasnya 0,8. Hasil dari studi ini didapatkan 4 prediksi antigenisitas dan beberapa hasil reaksi silang terhadap protein lain seperti anti-SARS-CoV-2 immunoglobulin heavy chain, human immunodeficiency virus type I enhancer-binding protein 2, insulin receptor substrate like protein partial, cerebellar-degeneration-related antigen. Pada studi ini ditemukan adanya perubahan prediksi antigenisitas dari gen prM virus dengue yang muncul setiap tahun dan adanya reaksi silang dengan protein lain.
Virus H3N2 merupakan salah satu virus yang dapat menyebabkan terjadinya epidemi dan pandemi di seluruh belahan dunia. Di Indonesia sendiri, virus ini merupakan penyebab 64,6% penyakit influenza. Virus H3N2 merupakan virus RNA yang dapat berevolusi dengan cepat sehingga dapat menyebabkan terjadinya kegagalan vaksinasi ataupun respon imun yang tidak sempurna dalam mengeliminasi virus. Molekul major histocompatibility complex (MHC) kelas II adalah komponen yang penting bagi respon imun dalam proses mengeliminasi virus. Pada proses ini, sel T helper akan teraktivasi dan menghasilkan sitokin yang menstimulasi sel imun lainnya. Tujuan studi ini adalah mengetahui pengaruh evolusi virus H3N2 Indonesia pada perubahan hemaglutinin, neuraminidase dan efeknya terhadap pengikatan MHC kelas II pada tahun 2005 - 2019. Data 133 gen HA dan 130 gen NA virus H3N2 di Indonesia tahun 2005 sampai 2019 diperoleh melalui bank data Global Initiative on Sharing All Influence Data (GISAID). Evaluasi dilakukan secara in silico berupa pembangunan pohon filogenetik melalui software MEGA X, uji pengikatan MHC kelas II melalui Immune Epitope Data Base (IEDB) dan uji antigenisitas melalui software Vaxijen 2.0. Pada pohon filogenetik menunjukkan kekerabatan antar sekuens dan terjadinya antigenic drift pada virus H3N2 di Indonesia. Hasil uji pengikatan MHC kelas II dan antigenisitas menunjukkan adanya perubahan skor akibat terbentuknya beberapa variasi epitop seperti pada pada predicted sites 151-165 dengan skor 0.7728 ? 0.4373. Pada studi ini didapatkan juga beberapa epitope sebagai prediksi pembuatan vaksin seperti predicted sites 441-455 gen HA. Evolusi virus H3N2 di Indonesia mengakibatkan terjadinya perubahan atau hilangnya prediksi pengikatan terhadap MHC kelas II dan HLA dominan.
Indonesia merupakan daerah dengan hiperendemisitas tinggi untuk infeksi virus dengue dan tempat bersirkulasinya keempat varian genotype virus dengue. Saat ini salah satu cara untuk pencegahan infeksi virus dengue adalah dengan vaksin dengue yang baru tersedia tahun 2016. Vaksin dengue ini menstimulasi terbentuknya antibodi yang akan mengenali membran dan selubung dari keempat genotipe virus dengue. Efektivitas dari vaksin ini tergantung dari kesesuaian antara antibodi yang terbentuk dengan varian yang beredar di Indonesia. Mengingat virus dengue merupakan virus RNA yang umumnya memiliki laju mutasi yang tinggi, mutasi yang terjadi dapat mengakibatkan terbentuknya escape mutant yang mampu menghindari antibodi yang terbentuk oleh vaksin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evolusi dan laju mutasi dari virus dengue yang beredar di Indonesia. Sebanyak 116 data genom lengkap dari virus dengue yang telah dilaporkan di Indonesia digunakan dalam penelitian ini. Genotipe virus dengue dianalisa dengan menggunakan software MEGA-X. Evolusi dan laju mutasi dari gen penyandi selubung (E) dan membran (M) virus dengue dianalisa dengan menggunakan software BEAST versi 1.8.3. Hasil dari penelitian ini menunjukkan gen E dan M virus dengue telah berevolusi semenjak pertama kali dilaporkan pada tahun 1975 dan memiliki laju mutasi yang tinggi. Gen E mencapai 9.26 x 10-4 subsitusi/basa/tahun (95% HPD 7.81 X 10 10-4 – 1.07 X 10-3) maupun gen M yang mencapai 8.5 x 10-4 subsitusi/basa/tahun (95% HPD 6.03 X 10 10-4 – 1.09 X 10-3). Tingginya laju mutasi ini membutuhkan perhatian bagi pengembang vaksin untuk pengawasan dan evaluasi yang berkesinambungan. Indonesia is an area with high hyperendemicity for dengue virus infection and the circulation of the four variants of dengue virus genotype. Currently, one way to prevent dengue virus infection is with a new dengue vaccine available in 2016. This dengue vaccine stimulates the formation of antibodies that will recognize the membrane and envelope of the four dengue virus genotypes. The effectiveness of this vaccine depends on the suitability of the antibodies formed with variants circulating in Indonesia. Since dengue virus is an RNA virus that generally has a high mutation rate, the mutations that occur can result in the formation of escape mutants that are able to avoid the antibodies formed by the vaccine. This study aims to determine the evolution and mutation rate of dengue viruses circulating in Indonesia. A total of 116 complete genome data from dengue viruses that have been reported in Indonesia were used in this study. Dengue virus genotypes were analyzed using MEGA-X software. The evolution and mutation rate of the envelope (E) and membrane (M) gene of the dengue virus were analyzed using BEAST software version 1.8.3. The results of this study indicate that the E and M genes of the dengue virus have evolved since they were first reported in 1975 and have a high mutation rate. Gen E reaches 9.26 x 10-4 substitution / base / year (95% HPD 7.81 X 10 10-4 - 1.07 X 10-3) and M gene reaches 8.5 x 10-4 substitution / base / year (95% HPD 6.03 X 10 10-4 - 1.09 X 10-3). The high rate of this mutation requires attention for vaccine developers for ongoing monitoring and evaluation.
The global pandemic has made most of the activities at home. This condition poses significant health challenges. The increasing number of hours spent sitting, having improper posture, lack of exercise, unhealthy diet and pandemic stress can all lead to the low back pain. Low Back Pain is a multifactorial disease. Therefore, an integrated prevention strategy is needed to prevent Low Back Pain. Based on these problems, the community service activity was held. This activity is carried out to provide education related to knowledge of back pain in good working positions, movements to avoid, and exercises that can overcome complaints of back pain. The target of this activity is to increase public knowledge regarding low back pain, improve individual health degrees, educate healthy lifestyles, pay attention to nutritional intake, be active in sports, reduce the incidence of back pain and improve quality of life so that they can continue to work during the pandemic. This activity was carried out online on 27 May 2021 at 8.00-12.00 and was attended by 44 participants from PKK cadres, Tomang Village, West Jakarta. In addition, pre-test and post-test were also conducted. The average score of the pre-test was 53.63, while the average score of the post-test was 62.27. These results indicate that there is an increase in knowledge of 16.10%. Participants are expected to be able to apply the knowledge related to preventing back pain with exercise, good nutrition and can educate families about habits in preventing back painABSTRAK:Pandemi global telah membuat sebagian besar beraktivitas di rumah. Kondisi ini menimbulkan tantangan kesehatan yang signifikan. Meningkatnya jumlah jam yang dihabiskan untuk duduk, memiliki postur tubuh yang tidak tepat, kurang olah raga, pola makan yang tidak sehat dan stres pandemi dapat menyebabkan nyeri punggung bawah yang berkepanjangan. Low Back Pain merupakan penyakit multifaktor. Oleh karena itu, perlu strategi pencegahan terpadu untuk mencegah Low Back Pain. Berdasarkan permasalahan tersebut, kegiatan penyuluhan terkait nyeri pinggang belakang dan bagaimana mengatasinya diselenggarakan. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan edukasi terkait pengetahuan nyeri pinggang belakang posisi kerja yang baik, gerakan yang dihindari, serta senam yang dapat mengatasi keluhan nyeri pinggang belakang. Target kegiatan ini adalah bertambahnya pengetahuan masyarakat terkait low back pain, meningkatkan derajat kesehatan individu, mengedukasi pola hidup sehat, memperhatikan asupan gizi, giat berolahraga, menurunkan angka kejadian nyeri pinggang belakang serta meningkatkan kualitas hidup agar tetap berkarya selama pandemi. Kegiatan ini dilakukan via daring pada tanggal 27 Mei 2021 pukul 8.00-12.00 dan dihadiri oleh 44 peserta yang berasal dari kader PKK Kelurahan Tomang Jakarta Barat. Selain itu, juga dilakukan pre-test dan post-test. Nilai rata-rata pre-test adalah 53.63, sedangkan nilai rata-rata pos-test adalah 62.27. Hasil tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 16.10%. Para peserta diharapkan dapat menerapkan materi terkait pencegahan nyeri pinggang belakang dengan senam, asupan gizi yang baik dan dapat mengedukasi keluarga tentang kebiasaan dalam mencegah nyeri pinggang belakang
Influenza merupakan penyakit yang masih menjadi perhatian pemerintah terutama Indonesia karena dapat menyebabkan endemik sepanjang tahun dan dapat menimbulkan dampak yang berat bagi penderitanya. Virus Influenza A/H3N2 merupakan virus penyebab yang dominan di Indonesia. Pada permukaan virus terdapat protein yang berperan pada proses fusi virus ke sel pejamu, salah satunya adalah neuraminidase. Protein ini berperan untuk memotong sialic acid yang terdapat pada sekret di bronkus saluran pernafasan dan permukaan sel pejamu sehingga memudahkan virus pada proses invasi dan replikasi. Protein inilah yang menjadi salah satu target antibodi yang terbentuk paska infeksi atau vaksin. Namun, virus akan melakukan evolusi untuk dapat lolos dari antibodi. Studi ini bertujuan untuk melihat evolusi yang terjadi pada genetik NA virus A/H3N2 yang beredar di Indonesia beserta prediksi perubahan antigenisitas dan epitop pada human leukocyte antigen (HLA) kelas II. Studi ini menggunakan sebanyak 129 spesimen NA dari Indonesia tahun 2005-2018, diperoleh dari bank data National Center for Biotechnology Information (NCBI), Global Initiative on Sharing All Influence Data (GISAID). Analisa evolusi dan filodinamika dilakukan menggunakan software BEAST versi 1.8.3 dilanjutkan dengan analisa antigenisitas, dengan metode Kolaskar dan Tongaonkar. Analisa prediksi pengikatan MHC kelas II dilakukan menggunakan Immune Epitope Database (IEDb). Hasil didapatkan evolusi pada virus A/H3N2 terutama pada gen neuraminidase dengan pola antigenic drift sehingga terdapat dua klaster berbeda. Pada analisa keragaman genetik juga didapatkan hasil jumlah varian yang berfluktuasi dari tahun ke tahun. Sekalipun demikian, pada prediksi imunogenisitas didapatkan mayoritas sekuens memiliki prediksi yang sama. Pada studi ini juga ditemukan beberapa situs prediksi imunogensitas mengalami penurunan atau peningkatan yang menunjukkan adanya seleksi negatif dan positif pada virus yang endemik di Indonesia.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.