The Character is not born based on descent, but throughout the process of the character education which starts from early childhood. The phenomenon which occurs in ABA Kindergarten 33 is when the researcher come to the institute, the researcher see that the children can take a line behind their friends and accompanied by the teachers, thus the researcher interested to do the research about the formation of thedisciplin character in ABA 33 kindergarten through the habituation method. The purpose of the research is for: (1) to describe the process of the formation of the discipline character through the habituation methods in ABA 33 kindergarten; (2) to describe the behavior which showed by the children after they get the habituation; and (3) to find out the supporting and inhibitors factors in ABA 33 kindergarten. The research method which used by the researcher that is qualitative method. The research uses data collection technique, through observation, interview, documentation studies. The subject which are use in this research are teacher, cleanness employee, learners. There are three data analysis techniques which used that is: (1) data reduction;(2) data display; and (3) drawing conclusion.Abstrak: Hasil penelitian menunjukkan bahwa di TK Aisyiyah Bustanul athfal 33 melakukan pembentukan karakter disiplin melalui metode pembiasaan, hasil dari temuan penelitian tentang proses pembentukan karakter disiplin anak usia dini melalui metode pembiasaan adalah: (1) guru membiasakan anak untuk datang tepat waktu; (2) guru membiasakan anak untuk mengembalikan barang ke tempat semula; (3) guru membiasakan anak untuk membereskan mainan setelah bermain di dalam kelas; (4) guru membiasakan anak untuk bersabar dan tertib dalam menunggu giliran cuci tangan; dan (5) petugas kebersihan membiasakan anak untuk mengantri ketika ke kamar mandi. Pembiasaan yang dilakukan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 33 tidak hanya pembiasaan melalui ucapan atau kata motivasi saja, namun pembiasaan melalui perilaku juga dilakukan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 33, perilaku yang ditunjukkan oleh anak setelah mendapatkan pembiasaan dari guru yaitu: (1) anak datang tepat waktu, akan tetapi ada beberapa anak yang belum bisa datang tepat waktu, hal ini mengacu pada jumlah anak yang terlambat setiap hari mengalami naik turun; (2) anak mengembalikan barang yang telah digunakan pada tempatnya, hal ini ditunjukkan dengan kesadaran anak mengembalikan barang yang telah digunakan pada tempatnya tanpa diminta oleh guru, baik itu mainan ataupun alat tulis; (3) tertib dalam menunggu giliran, hal ini di tunjukkan dengan kesadaran anak berbaris di belakang temanya ketika cuci tangan tanpa didampingi oleh guru. Faktor pendukung pembentukan karakter disiplin di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 33 yaitu adanya contoh dari pendidik, dan konsistensi yang dilakukan pendidik. Faktor yang menghambat pembentukan karakter disiplin di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 33 yaitu ada beberapa orang tua yang tidak peduli dengan perkembangan anaknya,dan tidak adanya kerja sama antara orang t...
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program pembinaan calon pengantin, mengetahui kesiapan berumah tangga peserta pembinaan calon pengantin, dan kontribusi program pembinaan calon pengantin terhadap kesiapan berumah tangga di KUA Se-Kota Malang. Responden dalam penelitian ini sebanyak 88 peserta calon pengantin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa a) Program pembinaan calon pengantin termasuk dalam kategori baik, b) Kesiapan berumah tangga peserta pembinaan calon pengantin termasuk dalam kategori baik, c) Kontribusi Program Pembinaan Calon Pengantin terhadap Kesiapan Berumah Tangga adalah 70,04% artinya terdapat kontribusi yang besar antara program pembinaan calon pengantin terhadap kesiapan berumah tangga.</p>
This study aims to explain the form of character building for early childhood educators through brand "educating with heart and exemplary" and how the role of the principal in translating the branding to all school members. This research was conducted with a case study research design at the As Salam PAUD institute in Malang. Data collection is done by observation, interview and document study techniques. Data analysis was performed using an interactive analysis technique of the Miles and Huberman model which included stages of data reduction, data display, and verification, all of which were carried out interactively. While the validity test of the findings is carried out using the source tringulation technique, method, time, and by extending the observation. The results of this study indicate that the activities of educating the character of educators are carried out through brand to “educating with heart and exemplary” which are manifested in three forms of activities, namely the application of a typical learning curriculum, which requires the exemplary of an educator; the application of variations of morning activities for children to transmit the positive character of educators to children; and organizing "halaqoh" activities to build the character of all educators. The role of the principal in this effort is as a role model and motivator for educators, employees and children, as well as supervisors for character development.
Pos-PAUD is one form of non-formal PAUD unit as the development of Integrated Services Post (Posyandu) activities. Previous researches’ results state that Pos-PAUD service quality is far from what is expected since the village society-built institution has many limitations. Its management’s academic qualification and competence is not required as demanded by the law. This research aims at mapping Pos-PAUD management’s managerial competence and its influence on its institutional service quality. The research was conducted with a correlational quantitative research design. The research population was the Pos-PAUD management in Malang City of about 156 people. The research samples were 65 people determined based on the proportional random sampling technique. The data were collected using a questionnaire technique. The questionnaire validity was tested using Pearson’s Product Moment technique, while questionnaire reliability was tested using Cronbach’s Alpha technique. The data were analyzed using descriptive analysis and regressive analysis techniques using SPPSS 23.00 for windows. The result of descriptive analysis shows that management’s managerial competence and institutional service quality are not maximal yet since there is unmet indicator. The hypothesis test result shows that Fcount is 162.407 (Sig F = 0.000). Ftable at significance level 5% is 3.14. Since Fcount > Ftable (162.407 > 3.14) and Sig F < 5% (0.000 < 0.05) thus Ho is rejected, which means that management’s managerial competence significantly influences Pos-PAUD service quality. This research result may be taken as the base to design Pos-PAUD management’s competence building activity that is currently seldom performed and as the base of development of Pos-PAUD service quality improvement model.
RINGKASANIkbar, A.Nauvalul. 2020. Pewarisan Budaya Sapi Sonok Sebagai Aktivitas Belajar Informal Bagi Masyarakat Madura. Tesis. Program Studi S-2 Pendidikan Luar Sekolah. Pasca Sarjana. Universitas Negeri Malang. Pembimbing (1) Dr. Hardika, M.Pd., (2) Dr. Ellyn Sugeng Desyanty, M.Pd.Kata Kunci: Pewarisan, Budaya Sapi Sonok, Aktivitas Belajar InformalBudaya sapi sonok merupakan budaya asli masyarakat Madura yang berlangsung turun-temurun dari leluhur di keluarga pemilik sapi sonok. Budaya sapi sonok dicetuskan pertama kali oleh H. Achmad Hairudin pada tahun 1940. Dalam pelaksanaan budaya sapi sonok terdapat beberapa proses yang harus dilakukan oleh ketua paguyuban, panitia pelaksana, dan pemilik sapi sonok. Orang tua (ayah) memiliki peran penting dalam memperkenalkan sekaligus mewariskan budaya kepada anak sebagai generasi penerus di dalam keluarga.Penelitian ini bertujuan yaitu menganalisis pewarisan budaya sapi sonok sebagai aktivitas belajar informal yang dilakukan oleh orang tua pemilik sapi sonok kepada anak sebagai generasi penerus.Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik purposive sampling digunakan untuk memilih informan penelitian. Informan dalam penelitian ini meliputi Kepala Desa Dempo Barat yang juga menjadi Ketua Paguyuban sapi sonok, pemilik sapi sonok, dan anak pemilik sapi sonok. Prosedur pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan miles dan huberman.Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa awal mula terbentuknya budaya sapi sonok berawal dari kebiasaan para petani Madura yang sering kali tidak melepas pengonong (kayu perangkai sapi) yang digunakan membajak sawah mulai dari ladang hingga ke rumah, pada tahun 1940 H. Achmad Hairudin melihat kebiasaan petani tersebut dirasa menyenangkan dan memiliki nilai seni, kemudian dikemas sebagai pesta rakyat yang dikenal dengan kontes sapi sonok hingga saat ini. Kontes sapi sonok pertama kali secara resmi diadakan pada tahun 1967 oleh Dinas Peternakan Kabupaten Pamekasan. Pelaksanaan kontes sapi sonok diadakan oleh paguyuban-paguyuban di Pulau Madura yaitu mulai dari Kabupaten Bangkalan Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep. Dalam pelaksanaan kontes sapi sonok diawali dengan beberapa proses yaitu (1) musyawarah akbar paguyuban,(2) pendataan anggota paguyuban, (3) pembentukan panitia, (4) persiapan teknis, (5) pelaksanaan budaya kontes sapi sonok selama satu hari dimulai jam 08:00 pagi hingga jam 16:00 sore. Proses pewarisan budaya sapi sonok yang dilakukan oleh orang tua pemilik sapi sonok kepada anak sebagai generasi penerus memiliki 5 tahapan belajar, yaitu: (1) Ngabes aghi (melihat), (2) Malae (motivasi) (3) Ngajhar aghi (menjelaskan) dan nyonto aghi (memberi contoh), (4) Nguddhi aghi (Praktik dibawah pengawasan orang tua), (5) Nerros aghi (Meneruskan). Anak meneruskan budaya sapi sonok dengan diberikan kepercayaan oleh orangtua untuk mengurus sapi saat memasuki usia 20 tahun atau sesuai kesepakatan masing-masing keluarga, semua dilakukan secara mandiri tanpa didampingi orang tua untuk melanjutkan keterampilan yang telah diwarisi oleh orang tua kepada anak dalam mengurus sapi sonok mulai proses merawat sapi sonok hingga sapi bisa mengikuti kontes.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.