This study examines the roles of individual and household characteristics in internal migration in Indonesia for the first time using the five waves of Indonesia Family Life Survey. Our analysis extends previous research by using a longer period to capture mobility behaviour, by comparing changing of residence across three spatial scales, by incorporating the interaction of relation to household head and gender, and by differentiating migration involving the interaction of Sumatra, Java, other regions and ruralurban areas.The multinomial logistic regression results are consistent with international observations relating to age, education, marital status, previous migration, dependents, family size, and income. Some unique features from this study are the results which show that the probability of migrating by gender varies according to one's relation to the household head, which highlights the importance of gender and family structure in migration decision-making. Residents of Java have lower probabilities of migrating, compared to non-Java residents for smaller spatial scale migrations, but are relatively likely to engage in inter-provincial migration. Urban-originating moves are more likely than rural-originating moves for all spatial scales except for Sumatra where its rural residents have a higher probability of migrating inter-provincially than its urban residents.
This paper aims to analyze the effect of poverty on migration by using the IFLS 2000 and 2007 data. The results of binary and multinomial logistic regressions on all adults, adults in urban areas, and adults in rural areas show that the poor are less likely to migrate than the non-poorexcept for the case of urban to urban migration, where the poor are more likely to migrate than the non-poor. The results for other economic characteristics such as total value of assets and land ownership for farming consistently show that better economic conditions lower the probability to migrate. Keywords: Poverty, Migration, Urban Migration, Rural Migration, IFLS AbstrakStudi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kemiskinan terhadap migrasi dengan menggunakan sampel individu 15 tahun ke atas dari data Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI) tahun 2000 dan 2007. Hasil regresi logistik biner dan multinomial menunjukkan bahwa untuk semua individu, baik individu di perkotaan maupun di perdesaan, peluang orang miskin untuk bermigrasi lebih kecil daripada yang tidak miskin. Namun, untuk individu di perkotaan, ditemukan bahwa peluang orang miskin untuk bermigrasi dari perkotaan ke perkotaan lebih besar dibanding yang tidak miskin. Hasil regresi untuk karakteristik ekonomi lainnya seperti total nilai aset dan kepemilikan lahan pertanian menunjukkan bahwa kondisi ekonomi yang lebih baik menurunkan probabilitas bermigrasi.
Sejak tahun 1997 kurs Rupiah mengalami depresiasi terhadap Dollar Amerika Serikat (AS) yang dipicu oleh turunnya nilai Bath Thailand terhadap Dollar. Dan seperti efek domino, hal ini mempengaruhi kurs negara di kawasan Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia dan Indonesia. Bagi Indonesia sendiri, krisis ini meluas akibatnya ke segala bidang, seperti struktur investasi, perbankan dan keuangan, bahkan ketenagakerjaan. Hal ini terlihat dari didirikannya BPPN untuk mengatasi krisis perbankan, menurunnya kinerja ekonomi sektor riil, khususnya sektor industri, dan meningkatnya jumlah pengangguran terbuka.Banyak ekonom yang telah mencoba menjelaskan fenomena krisis tersebut dengan berbagai teori, tetapi tampaknya sedikit yang mencoba menjelaskannya sebagai bagian dari siklus bisnis. Teori ekonomi mengenai siklus bisnis ini sebenarnya telah lama berkembang, dan telah diuraikan oleh beberapa ahli ekonomi terkenal, contohnya Schumpeter. Bila diklasifikasi, ada empat siklus bisnis dilihat dari jangka waktu terjadinya, yaitu Siklus Kitchen, Siklus Juglar, Siklus Kuznets, dan Gelombang Kondratieff. Siklus Kitchen adalah siklus yang mengalami satu gelombang kegiatan ekonomi, dari titik terendah yang satu ke titik terendah lainnya selama 3-4 tahun. Siklus Juglar meliputi masa waktu 9-11 tahun, dan Siklus Kuznets dalam masa waktu 15-22 tahun. Gelombang Kondratieff sendiri mengalami siklus selama 40-60 tahun. Untuk ketiga jenis siklus bisnis yang pertama, penyebab utama pergerakan gelombang kegiatan ekonomi adalah investasi. Bedanya, Siklus Kitchen menekankan peran investasi dalam stok barang-barang atau inventory investment, yang terdiri dari bahan baku atau penolong, suku cadang, barang setengah jadi maupun final goods. Siklus Juglar sendiri menekankan pada faktor investasi pada barang modal tetap, dan Siklus Kuznets-lah yang menekankan peranan penting dari sektor konstruksi. Gelombang Kondratieff sendiri menekankan peran empat faktor dinamika, yaitu inovasi dan teknologi, peperangan dan revolusi, produksi emas, dan sumber daya alam.
This study aims to explain the effect of socio-demographic variables i.e. sex, wage, employment status, and marital status on commuting in Jabodetabek. The result of binary logistic regression using Sakernas 2012 shows that male are more likely to commute than female. Male in formal sector have the highest probability to commute while by marital status, unmarried male have the highest probability to commute. The level of wage is positively related with the probability to commute although at certain level of wage, an increase in wage increases probability to commute among male lower than probability to commute among female.AbstrakStudi ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel sosio-demografis yaitu jenis kelamin, upah, status kerja, dan status kawin terhadap peluang mobilitas ulang-alik di Jabodetabek. Hasil regresi logit biner menggunakan data Sakernas 2012 menunjukkan bahwa laki-laki lebih cenderung untuk ulang-alik dibandingkan dengan perempuan. Peluang ulang-alik paling tinggi menurut status kerja adalah pada pekerja laki-laki di sektor formal dan menurut status kawin adalah pada pekerja laki-laki belum kawin. Ditemukan hubungan positif antara kenaikan tingkat upah dengan ulang-alik walaupun pada tingkat tertentu, kenaikan peluang ulang-alik untuk laki-laki akibat kenaikan tingkat upah lebih kecil dibandingkan kenaikan peluang ulang-alik untuk perempuan.
This study assesses the effects of family resources and family structure among young Indonesians on the likelihood of leaving the parental home and village in general and for three types of reasons: work, education, and marriage. Using all five waves of the Indonesia Family Life Survey, we find that the effects of family resources and structure differ by reason for moving. For example, parental education is positively related to moving for education, but not to moving for work or marriage. We also find that being the oldest child is positively related to moving in general and belonging to an extended family is negatively related to moving for work. Our results suggest that moving from the parental village for work, education, and marriage are different processes. Furthermore, while some of the findings are in line with previous findings for leaving home in Western countries, other findings are typical of developing countries.
Studi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kemiskinan terhadap migrasi dengan menggunakan sampel individu 15 tahun ke atas dari data Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI) tahun 2000 dan 2007. Hasil regresi logistik biner dan multinomial menunjukkan bahwa untuk semua individu, baik individu di perkotaan maupun di perdesaan, peluang orang miskin untuk bermigrasi lebih kecil daripada yang tidak miskin. Namun, untuk individu di perkotaan, ditemukan bahwa peluang orang miskin untuk bermigrasi dari perkotaan ke perkotaan lebih besar dibanding yang tidak miskin. Hasil regresi untuk karakteristik ekonomi lainnya seperti total nilai aset dan kepemilikan lahan pertanian menunjukkan bahwa kondisi ekonomi yang lebih baik menurunkan probabilitas bermigrasi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.