Aim/Purpose: This study investigates the factors that influence university students’ intentions to adopt mobile learning for their learning activities. A theoretical model is developed based on prior research incorporating constructs from the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT), the Technology Acceptance Model (TAM), and specific mobile learning constructs, as well as the moderating effects of gender and experience. Background: Mobile Learning, the use of smartphones and other mobile devices in accessing education materials, has become increasingly popular in the last decade. Despite the widespread use of smartphones by students, not many universities have adopted mobile learning in their teaching and learning activities. Methodology: A paper-based questionnaire was used to collect data. A final sample of 696 student responses from five urban universities in Indonesia was used. All of the constructs in the model are measured using existing scales. Structural Equation Modeling (SEM) was used to analyze and develop the theoretical model using Amos software. Contribution: This research contributes to the theoretical understanding of mobile learning adoption as well as practice and provides guidance for university managers to successfully implement mobile learning in their universities. In particular, the study explores moderating effects due to gender and mobile learning experience and presents more complete findings based on total effects instead of only considering direct effects. Findings: Perceived Enjoyment and Perceived Usefulness are the two most influencing factors in the adoption of mobile learning. Gender moderates the direct effect of learning autonomy on behavioral intention. New findings include significant correlations and causal effects involving learning autonomy, perceived enjoyment, facilitating condition, perceived mobility, social influence, perceived usefulness, and perceived ease of use. Recommendations for Practitioners: University managers should ensure that the students can enjoy mobile learning and also find it useful for their learning activities. Furthermore, the University has to facilitate and support the mobile learning system and infrastructure, and they also need to create a university learning environment where professors, senior students, and friends all encourage the adoption of mobile learning. Recommendation for Researchers: Research on mobile learning adoption should consider the moderator effects on the factors of behavioral intention to adopt mobile learning. Different groupings within these moderators should also be examined. Future Research: Additional studies may address and compare findings with respondents from rural Indonesian universities where the infrastructure and facilities are inferior to those in urban universities as well as participants from other cultural contexts.
Stunting adalah salah satu permasalahan gizi terhadap balita yang sedang dihadapi di dunia. Stunting adalah kondisi dimana tinggi anak dibawah standard yang ditetapkan dan merupakan masalah gizi ini disebabkan oleh kurangnya asupan makanan atau tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Negara Indonesia memiliki komitmen tinggi dalam upaya melakukan pencegahan terhadap stunting supaya anak-anak di Indonesia dapat tumbuh sehat dan berkembang secara optimal disertai dengan kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar. Upaya itu ditunjukkan melalui Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting atau yang dikenal dengan istilah Stranas Stunting yang dilaksanakan tahun 2018 – 2024. Kabupaten Tabanan merupakan salah satu kota prioritas dalam program Stranas Stunting tahun 2020. Untuk memberikan suatu perubahan yang baik dan terarah pada tujuan, diharapkan mampu memberikan suatu hasil yang baik dan efisien maka peneliti melakukan penelitian tentang bagaimana melakukan prediksi terhadap anak stunting berdasarkan kondisi orang tua menggunakan metode Support Vector Machine. Pada penelitian ini dataset yang digunakan adalah data dari dinas kabupaten tabanan dimana data berjumlah 300 baris terdiri dari 22 variabel. Data selanjutnya diuji dengan 3 model kernel dari Support Vector Machine untuk mencari akurasi tertinggi. Pada penelitian ini dilakukan ujicoba sebanyak 15 kali dengan software Matlab. Dari proses tersebut didapatkan nilai akurasi tertinggi menggunakan 18 variabel dari total 22 variabel sebesar 0.9889 atau 98.89%, dan kernel yang paling tinggi akurasinya adalah kernel polynomial.
AbstrakText mining mengacu pada proses mengambil informasi berkualitas tinggi dari teks. Informasi berkualitas tinggi biasanya diperoleh melalui peramalan pola dan kecenderungan melalui sarana seperti pembelajaran pola statistik. Salah satu kegiatan penting dalam text mining adalah klasifikasi atau kategorisasi teks. Kategorisasi teks sendiri saat ini memiliki berbagai metode antara lain metode K-Nearest Neighbor, Naïve Bayes, dan Centroid Base Classifier, atau decision tree classification.Pada penelitian ini, klasifikasi keluhan mahasiswa dilakukan dengan metode centroid based classifier dan dengan fitur TF-IDF-ICF, Ada lima tahap yang dilakukan untuk mendapatkan hasil klasifikasi. Tahap pengambilan data keluhan kemudian dilanjutkan dengan tahap preprosesing yaitu mempersiapkan data yang tidak terstruktur sehingga siap digunakan untuk proses selanjutnya, kemudian dilanjutkan dengan proses pembagian data, data dibagi menjadi dua macam yaitu data latih dan data uji, tahap selanjutnya yaitu tahap pelatihan untuk menghasilkan model klasifikasi dan tahap terakhir adalah tahap pengujian yaitu menguji model klasifikasi yang telah dibuat pada tahap pelatihan terhadap data uji. Keluhan untuk pengujian akan diambilkan dari database aplikasi e-complaint Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Adapun hasil uji coba menunjukkan bahwa klasifikasi keluhan dengan algoritma centroid based classifier dan dengan fitur TF-IDF-ICF memiliki rata-rata akurasi yang cukup tinggi yaitu 79.5%. Nilai akurasi akan meningkat dengan meningkatnya data latih dan efesiensi sistem semakin menurun dengan meningkatnya data latih.
Penggunaan berbagai macam aplikasi berbasis internet sudah meluas di Indonesia. Didukung dengan berbagai macam perangkat yang mampu mengaksesnya di kalangan remaja, terutama siswa sekolah pada bangku pendidikan di SMA. Gaya hidup serba mobile dan aktivitas penunjang akademis siswa di luar pendidikan formal, cukup menyita waktu. Sehingga waktu belajar secara tradisional pun semakin sedikit. Perkembangan teknologi yang pesat juga berdampak pada dunia pendidikan. Memanfaatkan teknologi, keterbatasan akses informasi dan materi belajar, terutama keterbatasan ruang dan waktu dapat dijembatani dengan menggunakan E-learning. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu, faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi siswa SMA di Indonesia untuk mau mengadopsi E-learning. Sebuah model teoritis dibuat berdasarkan sejumlah penelitian sebelumnya dan memanfaatkan model dasar Technology Acceptance Model (TAM) dan konstruksi E-learning yang spesifik. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner berbasis online. Data akhir yang terkumpul berjumlah 517 data dari siswa SMA di Indonesia. Structural Equation Modeling (SEM) digunakan untuk menganalisis dan pengolahan model teoritis menggunakan software AMOS. Faktor-faktor dalam model teoritis adalah Self-Efficacy, Social Influence, Computer Anxiety, Prior Experience, Facilitating Conditions, dan Perceived Enjoyment. Bentuk dasar TAM yang digunakan meliputi Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, dan Behavioral Intention. Dalam proses Factor Analysis, Facilitating Conditions dihapus dari model teoritis, karena tidak mampu menunjukkan posisi konvergen dan diskriminan. Faktor Perceived Usefulness dan Perceived Enjoyment adalah dua faktor yang paling mempengaruhi Behavioral Intention di dalam proses adopsi E-learning. Hasil penelitian menunjukkan Perceived Enjoyment memiliki pengaruh secara langsung dan positif pada Perceived Usefulness yang tertinggi dibandingkan faktor lainnya. Self-Efficacy memiliki pengaruh secara langsung dan positif pada Perceived Ease of Use yang tertinggi dibandingkan faktor lainnya. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat ditekankan, bahwa untuk mencapai tujuan agar seseorang mau mengadopsi E-learning, instansi terkait harus menunjang kebutuhan penerapan E-learning dengan berfokus pada sisi manfaat dan kepuasan yang menyenangkan pengguna dalam pengalamannya menggunakan E-learning
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.