Bioenergy development is very important as a source of energy supply in the future. One of the bioenergy that can be developed to be used in the household is biogas energy. Biogas production process through anaerobic degradation of organic materials such as livestock is one of the technological solutions to produce alternative energy. The objective of this study is to obtain a simple household biogas system design with quail manure waste material. The method used in this study is an experimental method by measuring differences in manometer height, biogas pressure, gas volume development, gas volume, biogas production, and flame test. This study used quail and water manure with a ratio of 1: 1 at a digester capacity of 0.121 m3. Data collection was carried out for 50 days. In this research, the household scale biogas system constructed of a fiber glass drum with 44 cm diameter and 80 cm height. The results show that pressure generated for 50 days is 104,895 N / m2, with the development of the volume of gas per day an average of 0.047 m3, the volume of biogas produced for 50 days is 1.82 m3, and produces a flame on the stove for 1 hour 36 minutes.
Efesiensi dari solar cell menurun menjadi 0,5% setiap kenaikan 1 oC sebagai hasil dari energi panas, sehingga diperlukan pendinginan pada panel surya. Tujuan dari penelitian ini adalah dengan membuat sistem pendingin diatas permukaan panel dengan memvariasikan kecepatan angin dan mengetahui laju perpindahan panas serta pengaruhnya terhadap kinerja panel surya. Alat yang digunakan pada penelitian adalah anemometer, thermometer couple, clambmeter, pyranometer dan multimeter. Penelitian menggunakan 4 buah panel surya dengan spesifikasi yang sama yaitu 180 WP dan kipas angin digunakan sebagai pendingin pada panel surya dengan 4 jenis variasi kecepatan yaitu 0 m/s, 2,30 m/s, 3,11 m/s, dan 3,60 m/s . Hasil penelitian yang didapat, pada panel surya dengan kecepatan angin 0 m/s memperoleh nilai rata-rata tegangan terbuka 37,55 V , arus singkat 4,17 A dan laju perpindahan panas sebesar 0 W. Panel surya dengan kecepatan angin 2,30 m/s memperoleh nilai rata-rata tegangan terbuka 39,29 V, arus singkat 4,25 A dan laju perpindahan panas sebesar 22,15 W . Panel surya dengan kecepatan angin 3,11 m/s memperoleh nilai rata-rata tegangan terbuka 39,65 V, arus singkat 4,28 A dan laju perpindahan panas sebesar 39,77 W. Panel surya dengan kecepatan angin 3,60 m/s memperoleh nilai rata-rata tegangan terbuka 39,67 V, arus singkat 4,37 A dan dan laju perpindahan panas sebesar 65,56 W. Terdapat pengaruh air cooling system dengan variasi kecepatan angin dan meningkatkan laju perpindahan panas yang berdampak pada kinerja panel surya.. Nilai kinerja terbaik terjadi pada panel surya dengan kecepatan angin yang semakin laju. Kata kunci: Panel surya; perpindahan panas ;temperatur permukaan,
Keterbatasan listrik di dusun Bunga Tanjung desa Rantau Binuang Sakti menyebabkan ketidaknyamanan masyarakat. Berbagai kegiatan tidak dapat dilakukan dengan leluasa karena terbatasnya listrik. Tersedianya mesin Diesel bantuan pemerintah daerah hanya dapat dimanfaatkan mulai jam 18.00 hingga jam 24.00 malam. Hal ini tentu mempengaruhi kegiatan masyarakat antara lain proses belajar mengajar murid-murid sekolah SD dan SMP yang terdapat di desa tersebut. Selain itu, penggunaan mesin Diesel memberatkan masyarakat dari segi biaya operasional. Lokasi desa yang jauh dari jangkauan PLN (40 km) serta jumlah masyarakat yang tidak terlalu ramai (hanya 3 dusun) tidak efektif untuk dibangunnya jaringan listrik oleh PLN. Permasalahan inilah yang menjadi ide dasar bagi program IbM ini. Desa Rantau Binuang Sakti merupakan daerah yang memiliki cukup banyak sungai terutama yang besar adalah sungai Rokan yang berpotensi untuk menggerakkan kincir air yang digunakan untuk membangkitkan energi listrik. Dusun Bunga Tanjung ini menjadi objek pelaksanan program IbM terletak pada daerah aliran sungai (DAS) Rokan. Pembangkit listrik tenaga kincir air ini merupakan solusi untuk mendapatkan listrik yang secara terus menerus karena sumber energi utamanya adalah dengan memanfaatkan aliran air sungai sebagai penggerak generator listrik.. Kincir air yang dirancang menggunakan pondasi ponton untuk menjamin sudu-sudu kincir tetap bekerja pada saat permukaan air berubah-ubah. Arus sungai yang melewati sudu-sudu kincir diarahkan kesaluran yang berbentuk konvergen sehingga kecepatan air yang melewati sudu akan lebih cepat dibandingkan arus air yang diluar ponton. Rancangan ini mempercepat putaran kincir untuk ditranmisikan ke generator lisrtik. Dengan demikian energi listrik yang dihasilkan bias dimanfaatkan untuk penerangan jalan di pinggir sungai dan kebutuhan lainya untuk masyarakat setempat.
Status: PostprintInvestigation was carried out because of the common failure at the screw press of drive shaft which made disruption on production activity of palm oil. Visual observation, interview and simulation were conducted. The finding supported by simulation using Nastran statistical software showed that the fracture occurred due to the fatigue. Based on simulation, it was known that the stress concentration occured on the keyway of the tooth wheel holder. It was proved by visual observation which showed the attrition of keyway due to the friction between post and keyway continuously occured in the drive shaft rotation. The continuously friction leaded to the loosening of the keyway. Futhermore,it made the strong impulse to the post keyway which finally caused the fracture at the keyway area. The continuously operating drive shaft caused the final fracture. The several characteristic of fatigue fracture could be seen from the fracture surface, such as the presence of residual fracture area, smooth surface and the presence of beach marks
Sebagai daerah penghasil nenas yang cukup besar, masyarakat Riau khususnya desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar memanfaatkan nanas dengan mengolahnya menjadi beberapa produk yang bernilai ekonomi. Salah satu diantaranya adalah keripik nenas. Kegiatan PkM ini dilakukan untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang teknologi sederhana yang dapat digunakan dalam membantu mempercepat proses pengeringan buah nenas yaitu dengan memanfaatkan alat pengering. Kegiatan PkM ini diawali dengan pembuatan alat pengering nenas yang kemudian digunakan saat sosialisasi untuk mempermudah masyarakat dalam memahami materi penyampaian tentang teknologi pengeringan sederhana yang disampaikan oleh para nara sumber. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan mengeringkan buah nenas menggunakan alat pengering yang telah dibuat. Kegiatan PkM ini dinilai berhasil karena karena tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik dan efektif. Hal ini dapat dilihat dari besarnya antusias peserta ketika kegiatan berlangsung. Selain itu, masyarakat menjadi faham bahwa penggunaan alat pengering tidak hanya mempercepat proses pengeringan buah nenas tetapi juga menjaga agar buah nenas tetap bersih dan higienis.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.