IntisariDalam peneltian, citra Landsat ETM+ dipakai untuk mengidentifikasi geomorfologi dan distribusi temperatur permukaan bumi untuk mengenali daerah prospek potensi panas bumi di wilayah Gunung Lamongan, Tiris, Kabupaten Probolinggo. Koreksi yang dilakukan dalam pengolahan citra dilakukan secara standar. Interpretasi geomorfologi menunjukan adanya sesar dominan pada arah barat laut -tenggara. Interpretasi suhu permukaan menunjukkan manifestasi sumber panas bumi di permukaan di dekat sistem sesar. Hal ini menunjukkan bahwa gunung Lamongan merupakan daerah potensi energi panas bumi yang perlu dikaji lebih lanjut untuk mendeliniasi daerah reservoir di bawah permukaan melalui kajian geologi, geokimia dan geofisika.KATA KUNCI: panas bumi, citra Landsat 7 ETM+, geomorfologi, temperatur bumi. I. PENDAHULUANPenelitian ini merupakan aplikasi teknologi penginderaan jauh dalam kajian awal untuk identifikasi daerah prospek panas bumi di daerah Tiris, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. Teknologi satelit yang dipakai adalah satelit Landsat 7 ETM+ (Enhanced Thematic Mapper Plus). Data citra satelit Landsat 7 ETM+ digunakan karena kemudahannya dalam mendapatkan data dan proses pengolahannya, serta mencakup area yang luas. Data citra satelit ini dapat diunduh dengan mudah secara gratis. Software pengolahan citra yang digunakan adalah ILWIS 3.7, bersifat open source.Permasalahan yang akan dibahas dalam kajian ini adalah pemetaan geomorfologi dan distribusi temperatur permukaan tanah daerah Gunung Lamongan, Tiris, Kabupaten Probolinggo dan sekitarnya melalui analisa citra satelit Landsat 7 ETM+. Tujuan kajian ini adalah memetakan geomorfologi dan temperatur permukaan tanah daerah tersebut di atas.Dapat diharapkan bahwa kajian ini akan bermanfaat untuk perencanaan rinci survei geologi yang akan bermuara pada upaya deliniasi wilayah prospek potensi geothermal di Tiris, Kabupaten Probolinggo. Dengan demikian, eksplorasi potensi panas bumi dapat dilakukan tahap demi tahap secara efisien dan berkelanjutan.
Abstrak. Gas Biogenik merupakan gas yang relatif dangkal terbentuk pada ekosistem lautan yang dangkal. Telah banyak ditemukan hidrokarbon dengan jenis gas biogenik di Indonesia, salah satunya adalah di Lapangan "TG". Oleh karena itu, dibutuhkan karakterisasi reservoir pada lapangan ini untuk memvalidasi keterdapatan hidrokarbon dan mengetahui reservoir dari lapangan tersebut. Metode yang digunakan adalah metode inversi seismik model based dengan parameter hard constraint untuk mengetahui properti fisik dari reservoir Lapangan "TG" dan dekomposisi spektral dengan metode Continuous Wavelet Transform (CWT) untuk mengetahui akumulasi dari gas biogenik di reservoir tersebut. Inversi seismik kemudian dikorelasikan dengan porositas sehingga membentuk penampang porositas pada daerah yang menjadi ketertarikan studi (interest) dan memiliki indikasi keterdapatan gas biogenik. Didapatkan bahwa Impedansi Akustik tinggi yang menjadi daerah interest merupakan reservoir karbonat dengan IA bernilai 4800-5300 (m/s)*(g/cc) dan dominan frekuensi pada frekuensi 16 Hz. Kata Kunci: dekomposisi spektral; gas biogenik; inversi impedansi akustik; porositas Abstract. Biogenic gas is a shallow gas accumulation usually founded in shallow marine deposition. This gas occur mostly in the Northern part of Java Island one of them is in "TG
The accuracy location of hypocenter is needed to determine the subsurface character beneath a geothermal area. The study used 73 micro-earthquake events; each micro-earthquake event was classified based on the time difference between the P and S waves (ts-tp) that had values ≤ 3seconds, the magnitude of micro-earthquake ≤ 3SR and each micro-earthquake event was recorded at least by 3 observer stations. We inverted selected P and S travel times from 11-unit seismic stations on X geothermal area. The initial hypocenter location was determined using Geiger method. The result of the Geiger method's initial hypocenter location was then used as the input to determine the accurate hypocenter location in the following method, Coupled Velocity-Hypocenters method. Other parameters were also used on this second method, including hypocenter location, 1-D velocity model, origin time, vp/vs ratio, zshift and the station correction. The distribution of hypocenter locations of micro-earthquakes obtained using the second method was better than the results from Geiger method. This result is supported by the Coupled Velocity-Hypocenters average RMS error value, which was smaller, only 0.19 seconds, compared to the Geiger method, which had an average RMS error of 0.74 seconds. The hypocenter location of the relocation was more clustered in the reservoir area, precisely in the production well, and in the heat source area. The hypocenter location in the production well area indicates fluid flow through the fracture from the permeable zone.
In tropical volcanic countries such as Indonesia, residual soil covers most of the islands; as the weathering process of igneous, sedimentary and metamorphic rocks is still actively undergone due to the tropical climate. The presented objective of this paper is the effect of drying-wetting cycle's repetition on the static and dynamic properties of three natural residual soils. The laboratory and field test results from three residual soils show that the low void ratio and high soil cohesion occured due to the increasing of clay fraction. Drying-wetting cycle's repetition reduces the void ratio, negative pore-water pressure, cohesion and internal friction angle of soils. The cohesion of three natural residual soils after the sixth cycle reduces 8,70%, 9,09% and 1,5% respectively. On the other hand, the unit weight of soil and shear modulus (G UBE ) increase with the number of cycles. Shear modulus (G UBE ) after the sixth cycle for all residual soils increases 25,46%, 24,15% and 11,25% respectively. As the soil densities and void ratio were increase, the soil cohesion were decrease.
IntisariTelah dilakukan pengukuran dengan metode GPR (Ground Penetrating Radar) untuk mengidentifikasi scouring Sungai Bengawan Solo di Desa Widang, Kabupaten Tuban. Metode GPR merupakan salah satu metode geofisika yang memanfaatkan prinsip penjalaran gelombang elektromagnet dalam medium (tanah) yang kedalaman penetrasinya dan besar amplitudo yang terekam bergantung pada sifat dielektrik dari batuan atau media bawah permukaan dan frekuensi yang digunakan. Pada penelitian kali ini digunakan antena berfrekuensi 50 MHz, yang bisa mencapai penetrasi hingga 25 -30 meter. Pada hasil pengolahan data dan interpretasi menunjukkan bahwa terdapat pendangkalan sungai di daerah hulu. Sedangkan pada daerah menuju ke hilir dasar sungai mengalami penggerusan lapisan tanah (erosi) sehingga mengakibatkan dasar sungai menjadi curam. Penggerusan lapisan tanah (scouring) di sekitar tanggul diakibatkan oleh tanah yang mengandung lempung berpasir, pada pori batuannya tersisipi oleh air sungai. Potensi kelongsoran yang tinggi dapat dipicu dengan adanya scouring dan erosi aktif (terus menerus). Keadaan seperti ini ditemukan pada daerah pengukuran lintasan widang 2 dan lintasan widang 3. Berdasarkan hasil interpretasi data yang dikorelasikan dengan data bor, menunjukkan bahwa sebagian besar daerah pengukuran memiliki litologi yang didominasi oleh lempung pada pengendapan atas (dasar sungai) dan pada kedalaman 8,5-15 meter didominasi pasir dan lanau.KATA KUNCI: scouring, sedimentasi, GPR, Widang I. PENDAHULUANPembuatan dan pemeliharaan tanggul sungai adalah sangat penting untuk menjaga sungai tetap berfungsi dengan baik. Perkuatan tanggul seperti pembuatan bronjong, plengsengan dan pemasangan tiang pancang merupakan pemeliharaan tanggul agar tidak terjadi kelongsoran.tanggul.Beberapa jenis perkuatan tersebut telah dilaksanakan pada tanggul sungai Bengawan Solo, namun banyak yang mengalami kegagalan. Kegagalan tersebut karena tanah dasar tanggul sungai adalah tanah lunak yang tidak bisa menahan beban yang berat, sehingga perkuatan-perkuatan yang telah dilaksanakan tidak dapat berfungsi dengan baik [1]. Rusaknya tanggul Bengawan Solo juga terjadi di Desa Widang, Kabupaten Tuban. Di daerah ini tanggul yang telah dibuat mengalami penurunan tanah (longsor) dan di beberapa lokasi, penguatan tanggul berupa bronjong batu yang telah dibuat oleh Dinas terkait juga telah mengalami penurunan tanah pula (lihat Gambar 1).Untuk itu perlu dilakukan penelitian terhadap kondisi struktur bawah permukaan di Sungai Bengawan Solo, terutama mengenai proses dan bentuk dari sedimentasi sungai. Karena sedimentasi sungai sangat besar pengaruhnya pada penggerusan lapisan tanah baik pada tepi maupun dasar sungai yang * E-MAIL: dwa desa@physics.its.ac.id nantinya akan mempengaruhi pola dan arah aliran air sungai. Dalam hal ini metode geofisika, khususnya Ground Penentrating Radar (GPR) memainkan peranannya dalam melakukan penelitian tentang kondisi bawah permukaan tersebut.Metoda GPR adalah metode geofisika dimana pulsa elektromagnetik (EM) dipancarkan ke dalam bumi d...
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.