Domain knowledge is very important for the formation of one's actions. Knowledge of parents is very important in the formation of the underlying behaviors that support or do not support the oral hygiene of children. Good oral hygiene will make healthy teeth and surrounding tissues. This study aims to analyze the relationship between the level of knowledge of parent swith achild's dental and oral hygiene in kinder garten Tunas Bhakti Manado. The research used the descriptive analytical study with cross sectional approach. The experiment was conducted in a kinder garten classroom Shoots Bhakti Manado. The sample in this study all children in kinder garten preschool Tunas Bhakti Manado as many as 70 children examined OHI-S and as many as 12 questions questionnaire for the elderly. Sampling technique with a total sampling method.The results of this study indicate that parental knowledge about dental and oral hygiene in either category by 45.7% with oral hygiene status of children included in the medium category at 65.7%. Based on the results obtained Pearson correlation test p value of 0.020 (p <0.05). It can be concluded that there is a relationship between the level of knowledge of parents with children's dental and oral hygiene in kindergarten Tunas Bhakti Manado. Keywords: knowledge, OHI-S, preschoolers. Abstrak: Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Kebersihan mulut yang baik akan membuat gigi dan jaringan sekitarnya sehat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan orang tua dengan kebersihan gigi dan mulut anak di TK Tunas Bhakti Manado.Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study.Penelitian dilaksanakan di ruangan kelas TK Tunas Bhakti Manado. Sampel dalam penelitian ini seluruh anak prasekolah di TK Tunas Bhakti Manado sebanyak 70 anak diperiksa OHI-S dan kuesioner sebanyak 12 pertanyaan untuk orang tua. Teknik pengambilan sampel dengan metode total sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan orang tua mengenai kebersihan gigi dan mulut dalam kategori baik sebesar 45,7% dengan status kebersihan gigi dan mulut anak termasuk dalam kategori sedang sebesar 65,7%. Berdasarkan hasil uji korelasi pearson didapatkan p value 0,020 (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan orang tua dengan kebersihan gigi dan mulut anak di TK Tunas Bhakti Manado. Kata kunci: pengetahuan, OHI-S, anak prasekolah.
Rampant caries is one of the health problems of the teeth and mouth that often occurs in children. This affects the growth and development of children’s teeth. Rampant caries is often found in children aged fives, and the spread of highest in children aged 3 years. The purpose of this research is to know the description of the rampant caries in student of early childhood education in the village of pineleng II indah. This is a cross-sectional research with a sample of students of the aged 3-5 years old, with 74 people. The technique of the sample used is total sampling. Examination of rampant caries was done using criteria WHO then diagnosed based on the level of expansion. The result showed that rampant caries most widely encountered is type III in 19 student (38,78%), followed by type I in 14 student (28,57%, type II in 13 student (26,53%), and type IV in 3 student (6,12%). The conclusion of this research is rampant caries most of the students seen in the 5 years old and on female students. Type rampant caries most is the type III and the least that is the type IV.Keywords : rampant caries, childAbstrak: Karies rampan merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi pada anak. Hal ini memengaruhi pertumbuhan serta perkembangan gigi anak. Karies rampan sering ditemukan pada anak usia balita dan penyebaran tertinggi pada anak usia 3 tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran karies rampan pada siswa Pendidikan Anak Usia Dini di desa Pineleng II Indah. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian cross-sectional study dengan sampel siswa yang berusia 3-5 tahun yaitu sebanyak 74 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah total sampling. Pemeriksaan karies rampan dilakukan dengan menggunakan kriteria WHO kemudian didiagnosis berdasarkan tingkat perluasannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe karies rampan yang paling banyak ditemui yaitu pada tipe III 19 siswa (38,78%), kemudian terbanyak kedua ialah tipe I 14 siswa (28,57%), terbanyak ketiga yaitu tipe II 13 siswa (26,53%), dan yang paling sedikit yaitu tipe IV 3 siswa (6,12%).Kesimpulan dari penelitian ini yaitu karies rampan paling banyak dijumpai pada siswa yang berumur 5 tahun dan pada siswa yang berjenis kelamin perempuan. Tipe karies rampan yang paling banyak yaitu tipe III dan yang paling sedikit yaitu tipe IV.Kata kunci : karies rampan, anak
Composite resin is one of the restoration material which has the advantage in aesthetic due to its colour. This make the composite resin as a material of choice, unfortunately most of patients who have received composite resin treatment doesn’t have a proper careness to its own restoration after treatment. Aim: to study how many people who use composite resin as restoration material and to study if the restoration has any leakage after treatment. Results: the study showed that women have more composite resin restoration than men. The leakage occurred to three different subject in this research which is the most leakage happened to 2007’s student, followed by 2006’s and 2005’s. Class one Black classification is the most restoration to be found in this study followed by class 4, class 5, class 3, and class 2. The leakage which found in this study mostly occurred to molar restorations, followed by premolars while incicivus was found to be the least. Keywords: resin, composite, leakage, restoration. Abstrak: Resin komposit merupakan salah satu jenis bahan tumpatan yang memiliki keunggulan dalam bidang estetik karena merupakan bahan tumpatan yang sewarna dengan gigi. Hal ini menjadikan resin komposit sebagai bahan pilihan restorasi, namun banyak pasien yang telah mendapatkan perawatan restorasi resin komposit kurang memperhatikan tumpatan pasca restorasi tersebut. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan resin komposit sebagai bahan tumpatan gigi pada restorasi kavitas dan mengetahui apakah telah terjadi kebocoran tepi tumpatan resin komposit pada perawatan restorasi kavitas. Hasil penelitian: menunjukkan distribusi penggunaan komposit lebih banyak pada perempuan dibandingkan laki-laki. Terjadi kebocoran tumpatan pada subjek penelitian dari tiga angkatan yang berbeda yaitu terbanyak pada mahasiswa angkatan 2007 kemudian 2006 dan 2005. Tumpatan kavitas kelas I merupakan tumpatan yang paling banyak diikuti kelas 4, kelas 5, kelas 3, dan kelas 2. Kebocoran gigi yang ditemukan pada penelitian ini terjadi paling banyak pada gigi molar kemudian premolar sedangkan insisivus paling sedikit. Kata kunci: resin, komposit, kebocoran, restorasi.
Knowledge has an important role in improving people’s behavior. Awareness of oral hygiene is essential for its good maintainance; therefore, prevention of oral diseases, improvement of immunity, reparation of oral functions and appetite can be achieved. In general, the elderly have a decline in their immune system, which makes them more susceptible to diseases, including oral diseases; thus, maintaining an oral hygiene status is very valuable. This study aimed to reveal the level of knowledge about oral hygiene, and the oral hygiene status among the elderly in Rurukan, East Tomohon. This was a descriptive study with a cross sectional design. Samples were obtained by using a total sampling method. Total samples were 71 elderly, but only 50 met the inclusion criteria. The results showed that 27 elderly had low levels of oral hygiene knowledge, while 23 elderly had good levels of knowledge. The status of oral hygiene was poor in 34 elderly, moderate in 13, and good in 3. Conclusion: Most of the elderly in Rurukan, East Tomohon, had low levels of oral hygiene knowledge and poor status of oral hygiene. Keywords: knowledge, oral hygiene, elderly. Abstrak: Pengetahuan berperan penting dalam perkembangan perilaku seseorang. Pengetahuan yang baik mengenai kebersihan mulut sangat penting untuk mencegah penyakit gigi dan mulut, meningkatkan daya tahan tubuh, dan memperbaiki fungsi mulut untuk memperbaiki nafsu makan. Pada lanjut usia (lansia) terjadi penurunan daya tahan tubuh yang menyebabkannya rentan terhadap penyakit. Menjaga kebersihan mulut merupakan salah satu cara menjaga kondisi tubuh lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan dan kebersihan mulut pada masyarakat lansia di Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan cross sectional design. Dengan metode total sampling diperoleh 71 sampel penelitian tetapi hanya 50 yang memenuhi kriteria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan kebersihan mulut masyarakat lansia masih sangat minim. Untuk tingkat pengetahuan mengenai kebersihan mulut diperoleh 27 orang lansia dengan tingkat pengetahuan kurang, sedangkan 23 lainnya dengan tingkat pengetahuan baik. Untuk status kebersihan mulut diperoleh 34 orang lansia dengan hasil buruk, 13 dengan hasil sedang, dan 3 dengan hasil baik. Simpulan: Sebagian besar masyarakat lansia di Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur memiliki tingkat pengetahuan kurang dan status kebersihan mulut buruk. Kata kunci: pengetahuan, kebersihan mulut, lansia.
In this globalization era, Indonesian people especially in Sulawesi Utara are aware of oral health. Their awareness is related to oral diseases as well as aesthetics. Good aesthetics can be achieved by using several methods inter alia composite resin restoration. However, this composite resin undergoes discoloration in the mouth. To overcome the discoloration of the composite resin, alternative materials like acetic acid and lime that can remove the colored substances adhered on the composite resin are introduced. This study was aimed to determine the discoloration of composite resin immersed in acetic solution and in fresh lime juice. This was a true experimental study with a pretest and posttest group design. This study was conducted in 5 days. Daily observation at the same time was perormed by using spectrophotometer to all samples. Data were processed with Microsoft excel and presented in tables. The results showed that based on the spectrophotometer measurement, the composite resins’ color immersed in carbonate solution changed (became brighter) after immersion in acetic solution (from 0.72 to 1.52) and in lime juice (from 0.68 to 1.48). Conclusion: The color of discolored composite resins immersed in acetic acid solution and fresh lime juice became brighter.Keywords: composite resin, discoloration, acetic solution, lime. Abstrak: Pada era globalisasi saat ini, masyarakat Indonesia khususnya di Sulawesi Utara mulai sadar akan kesehatan gigi dan mulut. Kesadaran masyarakat tersebut tidak hanya mengenai penyakit gigi dan mulut, melainkan juga masalah estetik gigi. Estetik yang baik dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya tindakan penumpatan dengan menggunakan resin komposit. Resin komposit memiliki kecenderungan berubah warna pada saat digunakan di rongga mulut. Perubahan warna menjadi penyebab diperlukannya penggantian bahan tumpatan (resin komposit). Untuk menghemat biaya terdapat alternatif lain seperti asam cuka (asam asetat) dan jeruk nipis yang dapat mengangkat zat-zat warna yang menempel pada resin komposit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan warna resin komposit yang direndam dalam larutan cuka dan perasan jeruk nipis. Jenis penelitian ialah eksperimental semu dengan pretest and posttest group design. Penelitian dilakukan selama 5 hari dan dilakukan pengamatan setiap harinya pada jam yang sama dengan menggunakan alat spektrofotometer untuk sampel larutan cuka dan sampel jeruk nipis. Data hasil penelitian diolah menggunakan program komputer microsoft excel dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan warna resin komposit yang direndam dalam larutan karbonasi selanjutnya direndam dalam larutan cuka dari 0,72 menjadi 1,52 dan dalam jeruk nipis dari 0,68 menjadi 1,48. Simpulan: Terdapat perubahan warna lebih cerah pada resin komposit yang direndam pada larutan cuka dan jeruk nipis.Kata kunci: Resin komposit, perubahan warna, larutan cuka, jeruk nipis
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.