Tujuan penelitian untuk mengetahui determinan kesediaan masyarakat menerima vaksinasi Covid-19 di Sulawesi Tengah. Penelitian deskriptif analitik desain cross sectional pada Januari tahun 2021. Survei online masyarakat di Sulawesi Tengah dengan 266 orang responden berusia 18 tahun ke atas. Pengumpulan data secara accidental sampling melalui https://ee.kobotoolbox.org/x/aSWgcPdw dan dianalisis menggunakan SPSS 22,0 uji chi square dan regresi logistik kemaknaan p-value 0,05%. Hasil penelitian menunjukkan responden berjenis kelamin perempuan 68,0%, berumur 20-40 tahun 31,2%, berpendidikan tinggi 39,5%. Status pelajar/mahasiswa 33,5% dan aparatur sipil negara sebanyak 23,3%. Status menikah 51,9%, beragama Islam 80,8%, suku bugis 24,4% dan berada di daerah perkotaan 52,6%. Responden yang memiliki kartu badan penyelenggara jaminan sosial 80,5%. Perilaku pencegahan Covid-19 meliputi; penggunaan masker 99,6% menjaga jarak 95,9% menghindari kerumunan 95,5% dan mencuci tangan menggunakan sabun pada air mengalir 96,2%. Responden yang bersedia menerima vaksinasi Covid-19 sebesar 35,3%. Faktor yang mempengaruhi kesediaan masyarakat Sulawesi Tengah menerima vaksinasi adalah faktor umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, agama dan suku. Determinan kesediaan masyarakat menerima Vaksinasi Covid-19 adalah umur dan agama. Kesimpulan; Responden yang bersedia menerima vaksinasi Covid-19 sebesar 35,3% dengan determinan umur dan agama. Disarankan agar sosialisasi untuk divaksinasi Covid-19 fokus pada orang dengan kelompok umur ≤40 tahun dan beragama Islam. Sosialisasi vaksinasi Covid-19 melalui televisi dan media sosial facebook dan Instagram oleh satgas Covid-19, Badan Pengawas Obat dan Makanan dan Kementerian Kesehatan.
Permintaan madu yang meningkat yang tidak diimbangi dengan produksi madu yang memadai, meningkatkan risiko pemalsuan madu. Keaslian dan kualitas madu dapat ditentukan menggunakan metode konvensional (uji larut, uji keruh, uji buih, uji pemanasan) dan kimia. Uji kimia enzim diastase dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian kemurnian dan kualitas madu karena enzim tersebut diproduksi langsung oleh lebah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan uji enzim diastase dalam mendeteksi madu palsu dan kualitas madu di Kota Palu. Metode yang digunakan adalah uji enzim diastase sesuai SNI 8664: 2018 menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Sampel berupa 9 sampel registrasi MD, 3 registrasi ML, 9 registrasi PIRT dan 1 madu palsu. Pengujian dan pengambilan data dilakukan di Balai POM Palu. Berdasarkan hasil pengujian, keaslian dan kualitas madu tidak dapat ditentukan hanya dengan metode konvensional karena pengamatannya tidak terukur secara pasti. Pada uji kimia enzim diastase didapatkan 17 sampel dari 22 sampel mempunyai kualitas baik karena memenuhi syarat SNI. Nilai Diastase Number (DN) yang diperoleh dari 0.64 sampai 23.11 sedangkan madu palsu nilai DN = 0 (tidak terdeteksi). Tidak terdeteksinya enzim diastase dalam contoh madu dapat diindikasikan sebagai madu palsu karena dalam contoh madu tersebut hanya mengandung gula dan tidak mengandung enzim diastase
Siklamat adalah pemanis buatan yang diproses secara kimiawi. Siklamat tidak boleh dipakai pada hasil pangan untuk bayi, anak batita, ibu hamil serta ibu menyusui. Batas maksimum penggunaan Siklamat adalah 0-11 mg/kg berat badan. Tujuan penelitian untuk mengetahui kadar siklamat pada minuman jajanan sekolah di Kota Palu, Penelitian ini menggunakan metode observasi di 8 (delapan) lokasi di Kota Palu pada tanggal 8-24 Agustus 2018. Analisis kadar Siklamat di Balai Pengawas Obat dan Makanan di Palu. Sampel sebanyak 20 minuman jajajan diperoleh dengan cara accidental sampling. Metode analisis dengan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar siklamat pada minuman jajanan sekolah di Kota Palu yang melebihi ambang batas perka BPOM < 350 mg/Kg sebanyak 35% dengan kadar 514,63 hingg 2963,43 mg/Kg. Disarankan agar melakukan penelitan lebih lanjut tentang pengetahuan, sikap dan perilaku penjaja minuman dilokasi yang melebihi ambang batas perka BPOM <350 mg/Kg serta edukasi tentang gerakan masyarakat sadar pangan
Cyclamate is an artificial sweetener that is chemically processed. Cyclamate should not be used on food products for infants, toddlers, pregnant women and nursing mothers. The maximum limit for using cyclamate is 0-11 mg / kg body weight. The objective of this research was to determine cyclamate levels in school snack beverages in Palu City. This research used an observation method at eight locations in Palu City which was held on August 8-24, 2018. The analysis of cyclamate levels was carried out at the Food and Drug Supervisory Center in Palu. Twenty samples of snacks were obtained by accidental sampling. The analysis method was carried out by high performance liquid chromatography (HPLC). The results showed that the cyclamate level in school snack drinks in Palu City that exceeded the threshold perka BPOM <350 mg / Kg was 35% with a level of 514.63 to 2963.43 mg / Kg. For further research, it is recommended to examine more about the knowledge, attitudes and behavior of beverage vendors in locations that exceed the threshold perka BPOM <350 mg / Kg as well as education about the movement of aware food community. Keywords: Cyclamate, Snack Beverage.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.