Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan mengkaji hubungan suhu, kelembaban dan manajemen ternak terhadap efisiensi reproduksi sapi perah di Kabupaten Bogor. Suhu dan kelembaban udara diamati pagi, siang dan sore hari. Data suhu dan kelembaban udara dikonversi ke nilai indeks suhu kelembaban udara (THI). Pengamatan parameter efisiensi reproduksi dilakukan dengan menghitung nilai Days Open (DO), Conception Rate (CR), Service per Conception (S/C) dan First Service. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai THI Acep Farm Kunak (77,21±0,71) lebih tinggi (P<0,05) dari Cifa Farm (71,27±0,50) dan Erif Farm (71,22±0,41). Days Open Acep Farm Kunak (110,76±37,34 hari) lebih panjang (P<0,05) dibandingkan dengan Cifa Farm (88.39±23,80 hari) dan Erif Farm (88,20±22,39 hari). Nilai CR Acep Farm (75,76±0,11%) dan Cifa Farm (66,13±0,10%) tidak berbeda (p>0,05) dibandingkan dengan Erif Farm (42,00±0,08%). Nilai S/C di tiga peternakan tidak menunjukkan perbedaan (p>0,05) masing-masing nilai S/C Cifa Farm (1,42±0,64), Erif Farm (1,52±0,64) dan Acep Farm Kunak (1,64±0,82). First Service Cifa Farm (76,11±13,84) dan Erif Farm (75,17±13,17) berbeda (P<0,05) dengan Acep Farm Kunak (96,42±35,49). Dapat disimpulkan bahwa suhu, kelembaban udara dan manajemen pemeliharaan dapat memengaruhi DO sapi perah di ke tiga peternakan sapi perah di ke tiga lokasi penelitian. Lebih lanjut, diindikasikan THI memengaruhi zona nyaman peternakan sapi perah, namun tidak ditemukan korelasi positif antara nilai THI dengan tingkat efisiensi reproduksi.
ABSTRAKTanaman sirih (Piper betle L) merupakan jenis tanaman yang tumbuh merambat dengan ketinggian mencapai 5-15 m. Tanaman ini sebagai tanaman obat yang berkhasiat untuk penyembuhan terhadap penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus karena memiliki daya antiseptik yang baik. Bagian tanaman yang digunakan yaitu daunnya karena banyak mengandung senyawa turunan fenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak daun sirih (Piper betle L) dan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun sirih yang memiliki efek antibakteri paling efektif terhadap bakteri Staphylococcus aureus penyebab penyakit kulit. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 2 metode yaitu metode Refluks dan Maserasi dengan masing-masing konsentrasi ekstrak daun sirih (Piper betle L) yang terdiri atas satu faktor yaitu konsentrasi ekstrak daun sirih (Piper betle L) dengan taraf faktor 0%, 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Variabel respon yang diamati adalah luas zona hambat bakteri Staphylococcus aureus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ekstrak daun sirih terdapat senyawa antibakteri yang efektif dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Zona hambat mulai terlihat pada konsentrasi 5%. Perlakuan dengan cara maserasi, pada konsentrasi 10% dan 20% zona hambat tidak berbeda nyata, sedangkan pada konsentrasi 15% dan konsentrasi 25% zona hambat yang dihasilkan berbeda nyata dengan semua konsentrasi yang digunakan. Perlakuan dengan cara refluks, pada konsentrasi 10% dan 25% zona hambat tidak berbeda nyata, sedangkan pada konsentrasi 15% dan konsentrasi 20% zona hambat yang dihasilkan berbeda nyata dengan semua konsentrasi yang digunakan. Dengan demikian, diperoleh konsentrasi ekstrak daun sirih yang memiliki efek antibakteri yang paling efektif yaitu pada konsentrasi 25% dengan cara maserasi, sedangkan cara refluks yaitu pada konsentrasi 20%.Kata kunci : Sirih (Piper betle L), Staphylococcus aureus ATCC 25923, antibakteri, rancangan acak lengkap (RAL)
The aim of this research is to improve students' ability in problem solving and creativity through project-based learning (PBL) under biotechnology subject. This research is conducted in twelfth grade of SMA Yapida Gunung Putri Bogor. Quasi experiment with non-equivalent pretest-posttest control group design was used. Test instrument was used for measuring problem solving ability and creative thinking. The result shows that there is an improvement in problem solving and creative thinking ability in experimental class after applying projectbased learning. The score of n-gain for problem solving ability in experimental group is 0.73 (high) and control group is 0.53 (medium). The n-gain score for creative thinking ability in experimental group is 0.73 (high) and in control group is 0.53 (medium). Hypothesis testing of n-gain score for problem solving and creative thinking skill is 0.001 (significant). Project based learning gives students learning experience which initiated with authentic and factual problem; therefore, it can help students in finding appropriate solution. In conclusion, project-based learning can be applied as alternative for improving students' ability in problem solving and creative thinking in high school students.
Penelitian ini bertujuan meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa SMP pada materi Pencemaran Lingkungan melalui pembelajaran berbasis masalah dengan mind map. Metode yang digunakan yaitu kuasi eksperimen dengan pretest-postest control group design. Penelitian dilaksanakan di salah satu SMP Negeri Kabupaten Cianjur, dengan subjek penelitian berjumlah 67 orang dikelas kontrol dan eksperimen. Kelas eksperimen yaitu kelas VII E diberi perlakuan pembelajaran berbasis masalah dengan mind map dan kelas kontrol yaitu kelas VII D mendapat pembelajaran berbasis masalah. Instrumen yang digunakan berupa tes pilihan ganda (PG) untuk penguasaan konsep, Essay untuk kemampuan berpikir kreatif dan angket untuk melihat respon siswa. Data dianalisis dengan uji statistik menggunakan SPSS versi 24.00 dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran berbasis masalah dengan mind map mampu meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif. Penguasaan konsep siswa dikelas eksperimen meningkat dengan nilai N-gain 0,62 (kriteria Sedang) dan meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dengan nilai N-gain 0,79 (kriteria tinggi). Siswa pada kelas eksperimen juga menunjukan respon dan antusias tinggi terhadap pembelajaran. Kata Kunci: Pembelajaran berbasis Masalah, Mind Map, Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kreatif
This study aims to improve students' problem-solving abilities and creativity through project-based biotechnology learning. The research was conducted at a public high school in Gunung Putri, Bogor. This study involved students of class XI science which were divided into 2 groups, namely the experimental class and the control class. The research method used quasi-experimental with non-equivalent pretest-posttest control group design. The instruments used essays, questionnaires and observations. The results of this study are supported by the n-gain value of problem solving ability and creative thinking in the experimental class 0.73 (high) and the control class 0.53 (medium). Learning activities are very active and dynamic, students must communicate, be creative, think critically and collaborate. Student response was very enthusiastic. The conclusion of the research can be seen that project-based learning can improve problem solving and creativity of high school students.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.