ABSTRAKTeknologi double skin façade (DSF) merupakan salah satu teknologi fasade tingkat lanjut yang dapat digunakan dalam membantu menghemat pengunaan energi bangunan. Teknologi bangunan hemat energi menjadi cukup penting dalam siklus operasional bangunan dan membantu menunjang kenyaman penghuni bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari kombinasi modifikasi jarak dan pengunaan material DSF yang berbeda pada gedung kuliah di National Central University, Taiwan, dengan iklim panas lembab. DesignBuilder-EnergyPlus merupakan software yang digunakan dalam membantu melakukan simulasi energi pada studi kasus terkait. Bangunan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan bangunan konvesional single skin, yang selanjutnya disebut sebagai base case. Teknologi DSF diaplikasikan pada fasade bangunan yang memiliki nilai heat gain yang tinggi. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi jarak air gap1.2m dan penggunaan material kaca double glazed Low E mampu menurunkan penggunaan konsumsi energi untuk pendinginan sebesar 31.28%. dengan adanya penurunan energi yang cukup besar, membuktikan bahwa teknologi DSF ini juga sesuai digunakan pada bangunan dengan iklim panas lembab seperti Taiwan.Kata kunci: double skin facade, air gap, material, energi ABSTRACT Building façade plays significant role in building energy efficiency and sustainability. Double Skin Façade (DSF) strategy comes as one of solution in advance building façade design technology. The aim of this study is to observe the performance of DSF configuration (air gap width) and materials in terms of reducing cooling energy for energy efficiency in case study buildings in hot humid climate in Taiwan. DesignBuilderEnergyPlus was used as simulation tool in this study. Two scenario based on the placement of DSF strategy were conducted. The results show that combination of 1.2m air gap and double glazed Low E could reduce the cooling energy demand up to 31.28%. This study proved that DSF strategy is possible to be applied on hot humid climate such as Taiwan.
A glass facade is commonly used by modern building nowadays, even in the tropical area with its characteristic. Thus, buildings often face a problem with thermal comfort. Passive design strategy supposed to be considered by the architect in order to avoid inconvenience with the heat. This strategy utilized the architectural element as the tools to reach the comfort level. The aim of this study was to optimize the thermal behavior of the building itself by the modification of solar shading types and materials. EnergyPlus was used as a simulation tool in this study. The results show that solar gain exterior window can be reduced by 52,73% by using concrete louvre and wood louvre.
ABSTRAKStrategi pendinginan pasif saat ini cukup banyak diminati dan dipertimbangkan karena efektifitasnya dalam aplikasi di lapangan, salah satunya teknologi double skin façade (DSF) dan green wall. Keduanya memiliki prinsip yang aplikasi dan material yang berbeda namun cukup menarik apabila dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektifitas penggunaan DSF dan DSF-green wall (sebagai pengembangan DSF dan green wall) dalam menurunkan beban energi pendinginan pada bangunan. Studi kasus pada penelitian kali ini dilakukan pada gedung B kampus Unisma, Malang. Simulasi komputer dilakukan dengan menggunakan program designbuilderenergyplus. Aplikasi strategi DSF dan DSF-GW dilakukan pada sisi-sisi terpanjang pada bangunan, yaitu sisi barat dan timur yang menerima panas matahari yang cukup besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja DSF-green wall cukup efektif menurunkan beban pendinginan bangunan sampai 45% dibanding DSF konvensional.Kata kunci: Double skin facade, green wall, kinerja, beban pendinginan ABSTRACT Passive cooling strategy has been considered to apply due to its effectiveness. Double skin façade strategy is one of advance building façade technology in passive design. Moreover, Double skin façade-green wall is the development of conventional Double skin façade. The aim of this study is to observe and compare the performance of DSF and DSF-GW in reducing cooling energy. B-block building in Islamic University of Malang has been selected as case study. DesignBuilder-EnergyPlus was used as simulation tool in this study. The strategy of DSF and DSF-GW has been applied in along side of the building. The results show that the DSF-GW resulted best in reducing cooling energy demand up to 45% compare to conventional DSF.Keywords: Double skin façade, green wall, performance, cooling energy PendahuluanPengaruh urban heat island yang salah satunya berdampak pada kenaikan temperature rata-rata kota, salah satunya disebabkan oleh tingkat kepadatan bangunan, dan jenis material penutup tanah yang digunakan, juga berpengaruh terhadap pola hunian di dalam bangunan. Sekitar tahun 1990an, kota Malang merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki hawa yang cukup sejuk, sehingga pada bangunan dengan fungsi pendidikan yang tidak memerlukan persyaratan khusus misalnya, penghuni dalam bangunan tidak perlu menggunakan bantuan peralatan mekanis untuk mencapai kenyamanan dalam bangunan (thermal comfort). Namun kini, seiring dengan tingkat
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.