DM tipe II adalah suatu sindrom yang terjadi karena gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta terjadinya komplikasi akut dan kronis Di dunia DM tipe II merupakan penyakit degeneratif dengan prevalensi tertinggi yaitu urutan nomor 4 (Tara, 2006). DM tipe II merupakan jenis penyakit DM yang sebagian besar diderita yaitu sekitar 90% hingga 95%. Penderita DM tipe II paling banyak diderita oleh orang dewasa yang berusia lebih dari 30 tahun dan cenderung semakin parah secara bertahap (Manganti, 2014). iiiJenis penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi exsperimen) dengan rancangan non–equivalentpretest–posttest. Intervensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemberian ekstrak kayu manis 2x sehari pada pagi dan sore selama 7 hari. Metode non–equivalent pretest–posttest ini digunakan untuk melihat pengaruh konsumsi ekstrak kayu manis terhadap penurunan kadar gula darah penderita diabetes mellitus. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus di Desa Kumantan wilayah kerja puskesmas Bangkinang kota. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskrifitif meliputi data karakteristik responden dan analisis inferensia meliputi pengaruh ekstrak kayu manis terhadap penurunan kadar gula darah pada responden.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan kadar gula darah responden setelah intervensi ekstrak kayu manis, yaitu sebesar 37.75 mg/dl, dimana kadar glukosa darah sebelum intervensi sebesar 263,40 mg/dan setelah intervensi sebesar 225,65 mg/dl. Diharapkan untuk penelitian selanjutkan menggunakan sampel kelompok pembanding dengan periode intervensi lebih lama agar penurunan kadar gula darah mencapai normal dan ditambahkan intervensi lain untuk pengontrolan penurunan kadar gula darah berupa pendidikan gizi, komsumsi pangan, dan aktivitas fisik.
The condition of the Covid-19 pandemic can cause changes in social conditions and affect the nutritional status of infants. The research objective was to analyze the relationship between maternal knowledge, occupation and history of exclusive breastfeeding with the nutritional status of infants aged 6-12 months during the Covid 19 pandemic. This study was a quantitative study with a cross-sectional design. The research sample was 62 mothers who had infants aged 6-12 months with total sampling technique. The research was conducted from January to March in Pulau Tinggi village, the working area of Puskesmas Kampar. The tools used are scales, and questionnaires. Data analysis used univariate and bivariate analysis with the chi square test. The results showed that as many as 45 mothers (72.58%) lacked knowledge of mothers, 49 mothers (79.03%) did not work, 33 babies (53.23%) were given exclusive breastfeeding, and as many as 41 babies (66.1%) ) abnormal nutritional status. Meanwhile, bivariate analysis showed a relationship between maternal knowledge (p-value = 0.001) and history of exclusive breastfeeding (p-value = 0.000), with the nutritional status of the baby. There is no relationship between maternal occupation and infant nutritional status (p-value = 0.058.) There was a significant relationship between maternal knowledge and history of exclusive breastfeeding with infant nutritional status and there is no relationship between maternal occupation and maternal nutritional status. It was recommended that health workers provide counseling to mothers to increase knowledge about balanced nutrition in infants. Keywords : maternal knowledge, history of exclusive breastfeeding, occupation, nutritional status of infants ABSTRAK Kondisi Pandemi covid-19 dapat menyebabkan terjadinya perubahan kondisi sosial dan mempengaruhi status gizi bayi. PTujuan penelitian untuk menganalisis hubungan faktor pengetahuan ibu, pekerjaan dan riwayat pemberian ASI ekskusif dengan status gizi bayi usia 6-12 bulan pada masa pandemi covid 19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah 62 ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan dengan teknik total sampling. Penelitian dilakukan pada Januari- Maret di desa Pulau Tinggi wilayah kerja Puskesmas Kampar. Alat yang digunakan timbangan, dan kuesioner. Analisis data menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebanyak 45 ibu (72,58%) pengetahuan ibu kurang, 49 ibu (79,03%) tidak bekerja, sebanyak 33 bayi (53,23%) diberikan ASI ekslusif, dan sebanyak 41 bayi (66,1%) status gizinya tidak normal. Sedangkan analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan pengetahuan ibu (p-value=0.001) dan riwayat pemberian ASI eksklusif (p-value=0.000), dengan status gizi bayi. Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan ibu dengan sttaus gizi bayi (p-value=0.058.) Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dan riwayat pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi dan tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan status gizi ibu. Disarankan kepda petugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan kepada ibu untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang pada bayi.
Masalah anak pendek (stunting) merupakan salah satu permasalahan gizi di Indonesia. Penyebab langsung stunting adalah penyakit infeksi dan asupan makanan yang tidak memadai seperti kurang protein dan kalsium. Tulang ikan patin tinggi protein, kalsium dan fosfor yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang balita. Salah satu cara pemanfaatan tulang ikan patin adalah diolah menjadi tepung dan dijadikan produk bihun untuk balita stunting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui formula terbaik dan karakteristik bihun tinggi protein dan kalsium dengan penambahan tepung ikan patin (Pangasius hypopthalmus) untuk balita stunting. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Variabel yang dikaji adalah nilai gizi tepung tulang ikan patin yaitu analisis proksimat (kadar air, abu, protein, lemak, dan karbohidrat), analisis kalsium dan fosfor, dan uji organoleptik (uji hedonik dan mutu hedonik). Uji sensori dilakukan dengan metode rating hedonik dengan 25 panelis semi terlatih. Data dianalisis menggunakan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan, tepung tulang ikan patin memiliki kandungan gizi kadar air 6.79%, kadar abu 64.23%, kadar protein 20.39%, lemak 3.36%, karbohidrat 8.35%, kalsium 1002.00 mg/100g dan fosfor 12.80 mg/100g. Berdasarkan Uji ANOVA terdapat pengaruh penambahan tepung tulang ikan patin terhadap rasa (p=0,001) dan aroma bihun (p=0,041), sedangkan dari segi warna (p=0.116), dan tekstur (p=0,102) tidak ada pengaruh penambahan tepung tulang ikan patin. Formulasi bihun terpilih adalah F1 (4%) untuk anak balita stunting.
Stunting merupakan pertumbuhan linear yang lambat, dimana panjang atau tinggi badan yang tidak sesuai dengan usia. Stunting pada balita merupakan salah satu masalah gizi yang disebebkan oleh asupan protein dan ketahanan pangan keluarga. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan asupan protein dan kerawanan pangan dengan kejadian stunting pada balita di masa pandemi. Jenis penelitian kunatitatif dengan desain Cross Sectional. Populasi yaitu 55 Ibu yang memiliki balita. Penelitian dilakukan pada Oktober 2020- Januari 2021., jumlah sampel 55 balita diambil dengan teknik total sampling. Pengumpulan data asupan protein menggunakan kuesioner Food Recall 2 x 24 jam dan pengukuran kerawanan pangan menggunakan kuesioner Food Insecurity and Experience Scale (FIES). serta data status gizi yaitu TB menggunakan microtoice. Data dianalisis menggunakan secara univariat dan bivariate dengan uji Chi-Square. Sebanyak 29 (53%) balita stunting, sebanyak 34 (62%) asupan protein kurang, dan sebanyak 32 (48%) keluarga rawan pangan. Terdapat hubungan yang signifikan (p
Durian seed flour content high protein, therefore it is potential to become food supplement (such as biscuits) for under five children. The purpose of this research was to formulate biscuit with durian seed flour as food supplement for underweight children under five in Kampar District, Riau. This was experimental research with Completely Randomized Design (CRD). The substitution of durian seed flour treatment was F1=15%, F2=20% dan F3=25%. ANOVA was used to analyzed the difference between groups and Duncan test for within groups. Semi-trained panelists consist of 25 undergraduate nutrition student of Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. There was no difference in flavor, color, and aroma of biscuit subsitute with durian seed flour. However, there was a difference in texture (p=0.000). Duncan test showed that F2 have a better acceptance level compared to F1 dan F3. Proksimat analysis for selected formula revealed that biscuit F2 contain 6.72% water, 1.36% ash, 5.57% protein, 13.75% fat, and 72.60% carbohydrate. Energy and protein content of F2 were 218 kcal and 2.7 grams per serving size (4 biscuits= 50 gram) and have met the 20% requirement of underweight children. Substitution of wheat flour with 25% durian seed flour has a similar organoleptic characteristics (flavor, color, and aroma) with wheat flour biscuits. Therefore, it can be a supplemetary food for underweight children. It is necessary to add other food ingredients to improve the texture and increasing the protein content in accordance with SNI.
Pisang raja (Musa paradisiaca L.) mempunyai manfaat untuk menurunkan hipertensi karena dalam pisang terdapat zat gizi kalium. Asupan kalium yang meningkat akan menurunkan tekanan darah sehingga baik untuk penderita hipertensi mengkonsumsi pisang raja. Salah satu pengobatan alternatif untuk menurunkan tekanan darah adalah terapi herbal. Pegagan (Centella asiatica) merupakan tanaman liar yang sudah banyak diketahui oleh masyarakat sebagai tanaman obat seperti membersihkan darah, peluruh kencing dan menurunkan tekanan darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan kandungan kalium dengan berbagai konsentrasi tepung pisang raja dan tepung pegagan. Penelitian dilakukan dalam dua tahapan, yaitu penelitian pendahuluan mencakup pembuatan tepung pisang raja dan tepung pegagan, serta pembuatan cookies dan diuji organoleptik. Penelitian utama yaitu penelitian yang dilakukan terhadap cookies terpilih dengan melakukan analisis proksimat dan kalium. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan faktor konsentrasi tepung pegagan pada pembuatan cookies dengan empat taraf yaitu 0%(kontrol), 0,5%(F1), 0,5%(F2), dan 1.0%(F3). Penentuan produk terpilih dilakukan dengan mempertimbangkan hasil uji organoleptik. Zat gizi cookies yang terpilih memiliki zat gizi dalam berat 100gram yaitu kadar air 4,84%, kadar abu 2,79%, protein 4,88%, karbohidrat 34,62% dan kalium 211,27mg. Perlu dilakukan modifikasi warna dan bentuk terhadap pembuatan cookies agar warna dan bentuk cookies lebih menarik.
Sayur dan buah merupakan sumber zat gizi mikro yang diperlukan untuk proses metabolisme tubuh. Di dalam sayuran dan buahan hijau mengandung antioksidan, vitamin C, dan vitamin A yang akan mencegah terjadinya gizi lebih pada anak usia sekolah dasar. Sayur dan buah merupakan makanan yang rendah kalori dan kaya akan serat yang menghambat terjadinya penimbunan lemak pada tubuh yang menyebabkan gizi lebih. Tujuan menganalisis hubungan konsumsi sayur dan buah dengan kejadian gizi lebih pada siswa kelas IV dan V di SD Teknologi Kota Pekanbaru. Metode: Rancangan penelitian kuantitatif bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Waktu penelitian tanggal 16 Juni – 15 Juli 2021 di SD Teknologi Kota Pekanbaru. Sampel penelitian 100 siswa. Tekhnik pengambilan sampel Total Sampling. Instrumen yang digunakan timbangan, microtoice dan formulir FFQ. Analisis data mengunakan analisis univariat dan brivariat dengan uji Chi-Square. Hasil analisis univariat diproses bahwa kejadian tidak gizi lebih pada kategori gizi lebih sebanyak 21%, konsumsi sayur pada anak pada kategori kurang sebanyak 52%, konsumsi buah pada anak pada kategori kurang sebanyak 51%. Berdasarkan uji chi-squre diperoleh ada hubungan antara konsumsi sayur dengan kejadian gizi lebih diperoleh p=0,000 (p<0,05), konsumsi buah dengan kejadian gizi lebih p =0,000 (p<0,05). Kesimpulan dari peneliti ini terdapat hubungan signifikan antara konsumsi sayur dan buah dengan kejadian gizi lebih pada siswa kelas IV dan V di SD Teknologi. Saran untuk  dapat memberikan penyuluhan tentang standar porsi sayur dan buah agar masalah gizi lebih dapat teratasi dengan menggunakan leaflet standar porsi sayur dan buah bagi anak usia 9-11 tahun.  Kata Kunci    : Konsumsi Sayur, Buah, Gizi Lebih, Siswa Kelas IV dan V.
BACKGROUND OF THE STUDY: Maternal malnutrition is a major public health problem in Indonesia which is shown by high prevalence of chronic energy deficiency (CED) among pregnant women. CED was expressed by the measurement of Mid Upper Arm Circumference (MUAC) showing value less than 23.5 cm. AIM OF THE STUDY: This study aimed to identify the factors associated with chronic energy deficiency among pregnant women in rural area, Riau Province. METHODOLOGY: A community- based cross sectional study was conducted among 130 samples of pregnant women in Sungai Sembilan Community Health Center in June 2020. Data was collected using structured and field-study questionnaires. Mid Upper Arm Circumference (MUAC) was measured by MUAC tape. Energy and protein intake were assessed using 24-hour food recall. Multiple logistic regression was employed to analyse factors associated with CED by using SPSS version 20. RESULTS: The prevalence of CED among pregnant women was 64.9%. Age of mothers, food restriction, infection disease status, protein and energy intake were associated significantly with CED. Furthermore, energy intake and food restriction in pregnancy were risk factors of CED (AOR = 3.04, 95% CI: 1.1 – 8.3 and AOR = 6.73, 95% CI: 1.33 – 33.9, respectively). We found that proportion of energy intake below 80% RDA and mothers with food restriction were higher among CED group. CONCLUSION: High prevalence of chronic energy deficiency (CED) was found among pregnant women. Hence, innovative intervention was required to overcome this problem.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.