Pelaksanaan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam mengaplikasikan model Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan dan keterampilan berpikir kritis siswa. Subjek penelitian yang digunakan ialah siswa kelas IV SD Negeri 2 Bojong yang memiliki jumlah 23 siswa, terdiri dari 15 siswa laki-laki dan sisanya perempuan berjumlah 8 siswa. Jenis penelitian yang dipakai ialah Penelitian Tindakan Kelas jenis Classroom Research dengan menggunakan model Kemmis & McTaggart. Pelaksanaan tindakan kelas ini diterapkan sejumlah 2 siklus, yaitu pra siklus, siklus I, dan siklus II. Per-siklus terdiri dari 4 tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian dilakukan pada semester II tahun ajaran 2020/2021. Pelaksanaan teknik penghimpunan data menggunakan tes dan non tes, sedangkan instrumen penelitian memakai soal uraian, lembar observasi, dan rubrik. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yakni teknik deskriptif komparatif. Hasil penelitian pada kondisi mula-mula atau pra siklus, keaktifan yang dicapai siswa terhitung 37,93%. Siklus I terhitung 60,82% dan pada siklus II mengalami kenaikan menjadi sebanyak 76,02%. Sedangkan saat siklus I, KKM yang dicapai atau siswa yang sudah memenuhi syarat berpikir kritis diakumulasikan dengan rata-rata sejumlah 63,78 dan pada siklus II siswa yang telah berpikir kritis meningkat dengan rata-rata 82,30. Oleh sebab itu, dapat dicapai kesimpulan bahwa keaktifan dan keterampilan berpikir kritis bisa ditingkatkan dengan cara menerapkan model Problem Based Learning.
Transformasi pada era globalisasi dan digital dalam beberapa tahun terakhir sangat berkembang dengan pesat, hal tersebut yang menjadikan latar belakang perubahan komunikasi yang sangat minim menjadi modern dan serba digital seperti sekarang ini. Adanya kemajuan teknologi memberikan dampak positif bagi penggunanya. Namun, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berdampak negatif terhadap penggunaan utilitas ketika disalahgunakan atau disalahgunakan, terutama bagi siswa. Salah satunya bisa terjadi pada siswa SMP Negeri Karya Sakti, maka dari itu diperlukan suatu upaya edukasi akan hal tersebut kepada siswa. Tahap pelaksanaan, memberikan pemaparan materi secara langsung dan membahas tentang langkah-langkah untuk menghindari bahaya gawai ketika sudah kecanduan. Pada kegiatan ini menggunakan metode sosialisasi dan pendampingan edukasi secara langsung kepada siswa dan siswi. Kata Kunci: gawai, siswa, edukasi
Transformasi sosial dapat dilakukan melalui kegiatan festival, dimana pelajar, praktisi, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat dapat bekerja sama sehingga suatu informasi bisa disebarkan dengan cara yang menyenangkan dan merangkul spektrum masyarakat yang lebih luas. Maka keputusan beberapa instansi pusat hingga daerah, atau lembaga di Indonesia untuk membuat sebuah festival guna memperkenalkan produk yang mereka miliki, saat ini menjadi hal yang lumrah dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui dampak FEKDI (Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia), yang telah dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu terhadap transformasi sosial masyarakat khususnya dalam perilaku ekonomi. Berdasarkan penelitian dengan metode kualitatif yang telah dilakukan, peneliti melihat bahwa rangkaian kegiatan dalam FEKDI memberikan dampak yang signifikan atas transformasi sosial masyarakat terutama kalangan remaja dalam penggunaan QRIS sebagai metode pembayaran alih-alih menggunakan uang tunai. Kondisi demikian sesuai dengan preposisi teori sosial yaitu suatu perubahan yang dikehendaki selalu berada di bawah pengendalian serta pengawasan agen of change dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu melalui sebuah perencanaan sosial, sehingga terjadilah perubahan pola pikir, perubahan perilaku, dan perubahan budaya materi dalam masyarakat.
This study aims to analyze the interaction between ethnic groups and changes in the family structure of the Minangkabau, Javanese, and local ethnic groups in Bengkulu City. This research uses a qualitative approach with an analytical descriptive method. The results of the study explain that: First, the interaction pattern carried out by each ethnic Javanese, Minang and local ethnic is an associative interaction, where the interaction that arises is the self-awareness of each ethnicity of the importance of the meaning of life interacting without having to contradict even though different ethnicity or ethnicity they come from. In fact, in the local people's life, even though they live side by side with multi-ethnic groups, there has never been friction or inter-ethnic conflict. Second, in the Minang ethnic there is a trend to change the kinship system from matrilineal to bilateral kinship system, as result there is also a shift in the role of the powerful and responsible from uncle to father who is in charge and responsible for the family. Thirdly, in Javanese, no fundamental change finding, but the change lies only in the calling of everyone in the family.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.