Beban kerja merupakan beban yang diterima oleh pekerja akibat pelaksanaan kerja, yang mana beban kerja ini diterima oleh tubuh akibat melaksanakan suatu aktivitas kerja. Stasiun boiler merupakan salah satu stasiun yang ada di PT Perkebunan Nusantara III PKS Sisumut. Ketel uap (boiler) digunakan sebagai sumber tenaga dan sumber uap yang akan dipakai untuk mengolah kelapa sawit.. Stasiun boiler mempunyai suhu ruangan sebesar 29-420C akibat dipengaruhi oleh paparan panas dari tungku pembakaran boiler. Operator bekerja selama 8 jam kerja per hari dan berada di lingkungan kerja yang panas. Melalui pengukuran beban kerja, maka akan diketahui apakah kerja beban kerja seorang operator sudah optimal dengan adanya pengaruh temperatur disekitar lingkungan. Beban kerja yang diperoleh dari perhitungan komsumsi energi didapat hasil nilai rata-rata E = 8,031 Kkal/menit dan nilai rata-rata %CVL = 60,39 (kerja dalam waktu singkat) dikategorikan bahwa beban kerja operator merupakan beban kerja berat yang berarti operator tidak diperbolehkan beraktivitas dalam waktu yang lama. Dan temperatur yang diperoleh dari perhitungan rata-rata nilai ISBB pada stasiun boiler adalah 33,50C. Hal ini menunjukkan bahwa iklim kerja di stasiun boiler melebihi NAB. Dengan demikian, temperatur pada lingkungan kerja merupakan salah satu penyebab terjadinya kelelahan operator boiler saat bekerja. Berdasarkan persamaan regresi antara denyut nadi kerja dan temperatur diperoleh nilai korelasi 1,000. Hal ini menunjukkan bahwa denyut nadi kerja mempunyai hubungan antara denyut nadi kerja dengan temperatur. Semakin tinggi temperatur maka denyut nadi juga akan semakin cepat.
PT. Jakarana Tama merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri makanan cepat saji dengan produk akhir berupa mie instan. Produk mie instan ini diproduksi dengan merk gaga mie. Perusahaan ini dalam kegiatan produksinya sering mengalami kesulitan dalam menentukan jumlah produksi yang optimal disebabkan karena besarnya permintaan produk yang bersifat fluktuatif dan persediaan bahan baku yang tidak terkendali akibatnya sering terjadi kelebihan bahan baku. Pada bulan-bulan tertentu kapasitas produksi lebih besar dari permintaan pasar yang mengakibatkan terjadi penumpukan barang dan besarnya biaya penyimpanan yang dikeluarkan sehingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan yang optimal, maka diperlukan perencanaan produksi yang optimal dengan metode program dinamis dan pengendalian persediaan dengan metode EOQ (Economic Order Quantity). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah persediaan bahan baku yang optimal agar menghasilkan rencana produksi yang tepat untuk memaksimumkan keuntungan dan dapat menunjang kelancaran operasional perusahaan. Hasil perhitungan biaya produksi dengan menggunakan perencanaan diperoleh biaya sebesar Rp. 67.589.432.234 dan biaya produksi tanpa perencanaan sebesar Rp. 74.575.569.472 selama satu tahun. Persentase tingkat efisiensi penghematan biaya yang diperoleh oleh pihak perusahaan jika perusahaan menerapkan sistem perencanaan produksi maka diperoleh penghematan sebesar 9,37%.Dengan jumlah pemesanan yang optimal pada bahan baku tepung terigu adalah 231.842 karung (frekuensi pemesanan 2 kali per tahun) dan jumlah pemesanan yang optimal pada bahan baku tepung tapioka adalah 6.570 karung (frekuensi pemesanan 2 kali per tahun)
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.